Hari Kelulusan

10 7 0
                                    

Matahari menembus cela cela fentilasi mengenai wajah zia gadis dengan wajah yang bulat,bibir yang mungil berwana pink,pipi yang cabi dan hidungnya yang mancung perlahan mata coklatnya terbuka.

yahh sebenarnya zia adalah gadis yang menarik dengan wajah yang cantik tapi karna kepribadiannya yang pendiam dan tak suka bergaul dengan orang lain membuat zia di rundung teman-temannya

Eitsssss...sebelum lanjut author mau tanya dulu ni. udah follow belum? Kalau belum harap di follow dulu ya gess biar lebih afdhol bacanya😊 hppy reading everyone 🤗🤍
   
*******

Zia menutup kepalanya dengan bantal dia berharap tidak terbangun pagi ini tapi sinar matahari membangunkannya zia bangun dan duduk di tempat tidurnya

"Huhhh padahal aku berharap tidak terbangun pagi ini" dia berkata sambil membuka jendela kamarnya cahaya matahari yang hangan langsung menusuk kulitnya yang putih dan memenuhi ruang kamar zia

"Bagaimana ya acara sekolah sekarang?, sayangnya aku gak bisa ikut acara itu" zia teringat kejadian saat meminta uang untuk acara kelulusannya.

"Tingg...tingggg..."handphone zia berbunyi tanda pesan masuk beberapa kali
Ela: zia aku mengirimkanmu pengumuman kelulusan lihatlahh
Ela: kamu harus melihatnya sekarangg

Zia melihat pesan yang di kirimkan sahabatnya mata zia berbinar dan senyum pun terukir di bibirnya saat melihat pengumuman kelulusan sekolah "ini beneran aku siswi dengan nilai kelulusan tertinggi?" Ucapnya dengan beberapa kali memeriksa pengumuman itu

Ela: selamat ya zi kamu memang sahabatku yang terbaik
Ela: lihatlah vidio ini
Ela mengirimkan 1 vidio zia membuka vidio itu yang isinya adalah pengumuman dirinya sebagai siswi dengan nilai tertinggi yang di umumkan oleh kepala sekolahnya sambil memegang piala yang ditujukan untuk zia

"Aku senang dengan apa yang aku peroleh andai aja aku bisa hadir hari ini di dampingi ayah dan ibu betapa bahagianya aku" halu zia sambil menutup handphonenya

"Hari ini cuacanya bagus matahari seakan menyambut dengan sinarnya" zia berkata sambil memejamkan matanya menikmati hangatnya sinar matahari

******

Seperti hari biasa zia membantu ibunya hari ini juga ia lakukan walaupun ia sedih karna tidak mendapatkan ijin menghadiri acara kelulusannya tapi zia tetap tersenyum seperti tidak terjadi apa-apa

"Zia kamu antar baju yang sudah ibu jahit ini ke rumah bu intan tetangga baru kita di ujung jalan" zia mengambil baju itu dan segera menuju ketempat tujuan. zia dengan senyumnya mengantarkan baju itu sambil bersenandung dan menikmati cuaca pagi ini

Bukkk... Zia menabrak seseorang di depannya karna tak memperhatikan jalan
"Ma  maaf aku gak sengaja" zia meminta maaf sambil menundukan wajahnya
"Tidak apa-apa kau tak salah aku yang salah karna berdiri di tengah jalan" ternyata yang ditabrak zia adalah seorang peria

"Maaf sekali lagi aku minta maaf aku benar-benar gak sengaja" sekali lagi zia meminta maaf karna ia takut peria itu akan marah dan memukulnya "heii kau hannya menabrakku dengan dirimu dan aku tidak terluka apalagi mati kenapa terus meminta maaf?" Peria itu heran dengan kelakuan zia yang terus meminta maaf dan merasa bersalah

"Kau mau terus menundukan kepalamu? kalu minta maaf itu lihat dong muka orangnya bukan malah memandangi aspal seperti itu" seketika zia perlahan menaikan wajahnya ia melihat kaki panjang peria itu, tangannya yang besar sedang memegang anak kucing sambil mengelusnya.

"Maaf ya" ucap zia sambil menatap wajah peria itu, wajah tampan dengan hidung yang sangat mancung,kulitnya sao matang,dan rambutnya yang hitam lebat menambah ketampanannya zia baru melihat peria tersebut sepertinya dia orang baru di lingkungan sekitar rumahnya

"Aku sudah memaafkanmu tak perlu meminta maaf lagi" ucap peria itu dengan lembut "namaku khen, siapa namamu?" Peria itu mengenalkan dirinya sambil menjulurkan tangan besarnya "zia namaku zia" ucap zia sambil menjabat tangan khen.

Khen tersenyum zia pun membalas senyumannya "aku deluan ya mau antar pesanan jaitan" ucap zia sambil menunjukkan paper bag yang berisi baju.
Tanpa menunggu jawaban zia langsung bergegas pergi ia tak ingin banyak bicara dengan oarang apa lagi orang tersebut baru dikenalnya

"Cantik" gumam khen sambil menatap kepergian dia sambil tersenyum

******

"Permisi apa bener ini rumah bu intan?" Zia bertanya kepada pemilik rumah tersebut "iya bener saya bu intan" ucap bu intan sambil tersenyum pada zia. meski banyak keriputan di wajahnya tapi kecantikan bu intan masih bisa terlihat dengan jelas. "Ini bu saya ingin mengantarkan jaitan di suruh ibu saya" ucap zia sambil menyodorkan paper bag yang ada di tangannya "ohh kamu anak bu tika ya"

"Iyaa bu" balas zia "kalu begitu saya permisi dulu ya bu" ucap zia yang ingin segera pergi karna zia tak ingin banyak berkomunikasi dengan orang lain

Sampainya di rumah zia kembali membantu ibunya sampai sore hari.

"Malam ini aku mau baca novel deh udah lama gak baca novel" gumam zia sambil mengambil novel berjudul romansa di bawah langit. Membaca novel adalah hobi zia bahkan ia sanggup menghabiskan 1 novel dalam satu hari.

Author "wihh gila bener zia:/"

Zia membaca novel sambil merebahkan badannya hingga dia ketiduran. Pagi pun tiba zia terbangun dan bergegas mandi karna hari ini ia harus membantu ibunya lagi

Tokk.. tokk.. suara ketukan pintu terdengar ibu zia segera melihat siapa yang datang, ternyata yang datang adalah bu rina wali kelas zia "zia kamu tetap di sini dan jangn bersuara" pinta ibu zia. Zia hannya mengangguk kepalanya ia bertanya-tanya si didalam hatinya siapa yang datang? Dan kenapa aku tidak boleh kedepan?

Zia mendengarkan apa yang di bicarakan ibunya dan orang tersebut.
"Begini bu tika saya mewakili sekolah ingin mengantarkan piala milik zia" ucap bu rina sambil memberikan piala tersebut
"Zia menjadi siswi dengan nilai kelulusan tertinggi bu sebagai apresiasi sekolah memberikan piala ini" tambah bu rina
"Ouhh iyaa kalau boleh tau zia di mana ya bu?" Tanya bu rina kepada tika. "Zia sedang ke klinik bersama ayahnya untuk memeriksa ke adaan zia" tika berbohong karna takut jika bertemu zia maka zia akan memberitahukan bahwa dia tidak di ijinkan menghadiri acara kelulusannya "karna itu zia tidak bisa hadir kemarin dia harus istirahat di rumah karna sakit" tambah tika "kalau begitu sampaikan salam saya kepada zia ya bu dan semoga zia cepat sembuh, saya pamit karna harus kembali ke sekolah" ucap bu rina

Setelah bu rina pergi tika kembali mendatangi zia "bagus deh kamu dapat nilai tertinggi jadi ada peluang buat kamu dapat biaya siswa dan ibu gak perlu pening mikirin uang untuk kamu sekolah" ucap tika pada putrinya "kamu pertahankan dan tingkatkan awas aja kalau sampai nilai kamu turun" tambah tika sambil menatap tajam putri tunggalnya.

Zia menatap pialanya di meja belajar "mengapa ini tidak membuat ibu bangga padaku?" Ucap zia sedih, zia melihat langit malam yang di penuhi bintang dari jendela kamarnya "tuhan apakah suatu saat ibu dan ayah akan menyayangi ku?" Ucapnya sambil memandangi ribuan bintang di langit "ini duniamu zia kau harus menjalaninya" ucap zia menegarkan hatinya

Dunia ZiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang