perubahan sifat arga

8 4 0
                                    

"kita ke danau yukk" ajak zia diikuti anggukan arga dan khen sekarang danau adalah tempat favorit zia

"Hemm sejuknya" ungkap zian sambil membentangkan kedua tangannya
"Arga aku mau tanya sama kamu" zia menghampiri arga
"Apaan" tanya arga dingin
"Kamu kenapa sih kok bisa jadi balok es" tanya zia
"Yak elah zi emang bawaan lahir kali" sambung khen
"Gini ya kan kita ber tiga temenan ni jadi kamu cueknya ke orang lain aja ke kita jangan"
Saran zia kepada arga

"Iya usahain" jawab arga singkat
"Cobak deh kamu senyum aku belum pernh liat kamu senyum" pinta zia
"Khen kamu pernh liat arga senyum gak" tanya zia kepada khen
"Enggak tuh ni ya kalok arga senyum behh kiamat dunia" sambung khen ngawur
"Ihh seremm jangan senyum deh ga aku belum mau mati hehehe" ucap zia cengengesan dan pergi

Zia sibuk memfoto danau juga langit setelah lelah zia duduk di pinggir danau arga yang melihatnya menghampiri zia dan duduk di sampingnya

"Ga di dunia ini ada tukang sihir gak ya" tanya zia kepada arga
"Untuk apa" arga keheranan
"Aku mau minta dia sihir aku jadi burung" jawab zia
"Aku mau terbang bebas ke ke langit dan mengelilingi duni" zia menopangkan dagunya dengan tangannya
"Dasar cewek anehh" arga mengacak-acak rambut zia
"Ihh jangan nnti rambutnya kusut" zia cemberut
Arga tersenyum singkat melihat zia yang cemberut

"Kamu senyum ya" tanya zia yang melihat arga tersenyum singkat
"Eng.. enggakk" arga terbata-bata
"Iyaa kamu senyum tadi cobak lagi aku mau liat dengan jelas" pinta zia sambil menaikan sudut bibir arga dengan jari telunjuknya
"Guys..pulang yuk udah sore" ajak khen
Lalu mereka pulang bersama

Arga dan khen mengantar zia terlebih dahulu
"Makasih ya" ucap zia lalu tersenyum
"Sini nomor kalian berdua aku mau buat grup kita" pinta zia lalu khen dan arga memberikan nomornya
"Oke aku masuk dulu ya" pamit zia dan pergi masuk kerumahnya
"Yahh jadi sunyi gak adak tu bocah" ucap khen sambil menatap kepergian zia

"Ibu...zia pulang" teriak zia
"Kamu udah pulang kok sore banget pulangnya" tika mengelus pipi anaknya
"Iyaa tadi zia main dulu sama khen dan arga" jawab zia dan tersenyum
"Kamu kelihatan bahagia banget kenapa cobak cerita" tika menarik putrinya dan duduk di sofa

"Iyaa bu zia seneng banget karna punya temen kayak khen dan arga mereka tu ya baik... Banget smaa zia" ucap zia
"Syukur deh kalok begitu ibu jugak sikut senang" tika tersenyum

*****


Tinggg....
Handphone zia berbunyi tanda pesan masuk tapi zia sudah tertidur karna kelelahan hingga beberapa saat ada yang menelponnya

"Siapa sih ganggu orang tidur aja" ucap zia malas
Lalu mengangkat teleponnya

"Besok aku jemput ya gak adak penolakan" ucap arga
"Kamu ganggu aku tidur tau" ungkap zia sambil menguap
Baru selesai zia bicara ia langsung tertidur lagi arga yang menyadarinya tak langsung mematikan teleponnya ia mendengarkan suara hembusan napas zia
"Duhh detak jantungku kok kencang banget ya tiba-tiba" ucap arga dalam hati sambil memegangi dadanya
"Sebenernya kau kenapa ya setiap kali dengan zia aku jadi deg degan" arga langsung mematikan teleponnya

******

"Zia teman kamu dateng ni" teriak ibu zia
"Haa temen siapa" tanya zia pada dirinya sendiri lalu segera ke depan
"Arga kok ke sini" tanya zia keheranan
"Kan udan aku bilang semalam di telpon" jelas arga
"Bentar ya aku ambil tas dulu" ucap zia dan segera masuk mengambil tas

"Ibu aku pergi dulu ya" zia menyalami ibunya
"Tante arga pergi dulu ya" arga ikut menyalami tika
"Iya hati-hati arga tante titip zia tolong jagain zia ya" pinta tika kepada arga
"Ibu zia bukan anak kecil zia bisa jaga diri sendri" ucap zia lalu mereka berdua berangkat ke sekolah

"Cantik banget" ucap zia sambil memandangi gantungan di mobil arga berbentuk hati yang ternyata di dalamnya foto keluarga arga
"Soswitt banget ya keluarga kamu pasti kamu bahagia banget" zia tersenyum memandangi foto itu tapi senyuman itu mengandung banyak kesedihan yang tak terucapkan

Arga mengelus kepala zia dan menyenderkan ke bahunya seakan arga mengerti perasaan zia
"Kamu sama ibu kamu juga soswitt kok" ucap arga
"Kamu bener juga" ucap zia lalu tersenyum
Arga ikut tersenyum melihat zia
"Kamu senyum" zia keheranan melihat arga tersenyum
"Iya emang cuman kamu aja yang bisa" arga kembali tersenyum ia terlihat makin tampan dengan senyumannya siapapun yang melihatnya pasti tergila-gila

"Ohh ya tuhan jangan kiamat dulu zia belum membahagiakan ibu zia, zia juga belum menikah" zia berdoa sambil melihat ke atas
Arga yang melihatnya tertawa
"Astaga kamu ketawa" zia terkejut
"Aaaaa tuhan.... Jangan kiamat dulu..." Zia menjerit seakan takut jika kiamat beneran datang detik itu juga
"Kamu lucu banget sihh" ucap arga sambil tertawa

"Kamu sadarkan ga" zia menepuk-nepuk pipi arga dan mengejek suhu badan arga dengan tangannya
"Sadar lah emang aku kerasukan" jawab arga sambil tertawa melihat tingkah zia yang konyol
"Arga beneran" zia menepuk-nepuk pipinya sendiri
"Aku gak mimpikan ga" tanya zia
"Auuuu sakit tauu kok di cubit sih" zia mengelus pipinya yang di cubit arga
"Nah.. kalau gak sakit berarti gak mimpi" ucap arga sambil mengelus kepala zia
"Aaaa.... Jadi ini beneran gk mimpi" zia berteriak
"Ya iyaa lahh kamu aneh" arga di buat bingung dengan tingkah zia

Zia menyenderkan badannya lalu menarik napas panjang
"Kenapa zi" tanya arga keheranan
"Aku syok" jawab zia lalu memejamkan matanya
"Ehhh kamu kenapaa" arga panik karna zia menutup matanya
"Capek teriak-teriak" zia kembali membuka matanya
"Siapa suruh kamu teriak-teriak mana kencang banget lagi gendang telingaku hampir rusak" arga menepuk telinganya

"Namanya juga syok ni ya semua orang yang ada di posisiku sekarang pasti sama kayak akau" ucap zia dan menatap arga
"Kenapa gitu" tanya arga keheranan
"Yang biasanya kamu cuek, bodo amat sama orang dan gak pernah seyum apa lagi ketawak sekarang malah kebalikannya pasti orang pada syok deh" zia menjelaskan kepada arga
"Aku gini cuman sama kamu doang" jujur arga
"Haaa kenapa gitu" tanya zia polos
Tapi arga tidak menjawab pertanyaan zia

"Ihh jawab dong" zia kesal karna tak mendapatkan jawaban
"Gak tau" jawab arga sambil menaikan bahunya
"Kamu anehh ihhh" zia cemberut karna kesal tak mendapatkan jawabannya

Tak lama kemudian mereka sampai di sekolah
"Ga kenapa anak cewek pada ngeliatin aku sinis ya" tanya zia heran karna saat berjalan menuju ke kelas ia mendapatkan tatapan tajam dari para siswi
"Itu karna kamu jalan sama cowok ganteng kayak aku" ucap arga dan tersenyum melihat ke arah zia
"Dihh kamu pd banget" zia mencubit pelan perut arga

Dunia ZiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang