perhatian balok es

5 4 0
                                    

"auuu" zia terjatuh saat ingin memasuki kelas
"Kalok jalan pakek mata" ucap rida kawan sekelas zia
"Orang jatuh tu di tolongin" arga datang dan membantu zia berdiri
"Makasih ya" zia tersenyum ke arga

"Nihh ambil" arga memberikan roti coklat
"Kok kamu tau aku sukak banget roti coklat" tanya zia keheranan
"Gk tau kebetulan aja" ucap arga dingin.
Zia memakan roti itu dengan terus tersenyum

"Lagi seneng ya" tanya arga yang melihat zia yang tersenyum terus
"Iyaa kan kata kamu aku harus bangkit dari kesedihanku biar aku bahagia" jawab zia sambil terus tersenyum

"Nihh" arga memberikan tisu
"Untuk apa?" Tanya zia polos
"Ada coklat di dagu" arga memberitahu zia
"Lapin dong" zia memajukan sedikit wajahnya
"Kamu bukan anak kecil" tolak arga dengan wajah datar
"Kan aku mintak tolong liat ni tangan aku penuh" ucap zia sambil melihatkan tangannya yang memegang roti
Arga luluh dan melap coklat yang ada di dagu zia
"Makasih arga" zia tersenyum manis

"Caper banget sih zi" ucap rida yang dari tadi memperhatikan zia. Tapi zia hannya diam dan tak menghiraukan ucapan rida

"Kamu harus berani" ucap arga tiba-tiba seper mengetahui perasaan zia
"Berani apa" tanya zia yang sebenarnya tau arah bicara arga
"Kamu pasti mengerti apa yang ku maksud" arga pergi meninggalkan zia di kelas

"Ehhh anak caper sini loo" rida menarik tangan zia
"Auuu sakitt" zia meringis kesakitan karna luka di tangannya yang di pegang oleh rida
"Diem luu" ancam rida
"Kalian berdua jaga pintu jangan sampai ada yang masuk" pinta rida kepada kedua temannya lulu dan bunga

"Rida ada apaa sih" tanya zia sambil terus memegangi tangannya yang terluka
"Aku minta sama kamu jauh in arga dan khen" pinta rida
"Ke..kenapaa aku harus jauhi mereka" ucap zia ketakutan
"Aku bilang jauhi ya jauhi" bentak rida

Zia terdiam dan menunduk ketakutan
"Aku harus berani melawan tapi kenapa aku seperti tak ada keberanian" ucap zia dalam hatinya "aku harus beranii ayoo zia kamu harus berani" zia menyemangati dirinya

"Gak gak mauu" ucap zia sambil menatap rida
"Aku gak mau jauhi arga sama khen mereka adalah temanku" tambah zia
"Ohh kamu berani melawan aku ya kalok kamu gak mau jauhi mereka aku akan memukulmu" ancam rida
"Cobak aja kalau kamu berani aku bakalan aduin kamu ke kepsek" ancam zia kembali

"Kamu berani sama akuu" bentak rida sambil mengangkat tangannya dan ingin menampar zia tapi zia sigap menangkap tangan rida
"Kamu gak bisa sembarangan mukul aku" ucap zia sambil menatap tajam mata rida
"Terserah kamu mau berbuat apa yang pasti aku takkan menjauhi arga dan khen" ucap zia lalu menghempaskan tangan rida dan pergi keluar

"Pinggir kalian berdua" pinta zia sambil menolak lulu dan bunga yang menghadang di depan pintu

Zia berlari ketaman belakang sekolah ia duduk dan menangis sendirian
"Kenapa mereka jahan sih sama aku kenapa jugak aku harus jauhi arga sama khen mereka kan temen aku" ucap zia sambil terisak

"Kamu hebat berani melawan mereka" ucap khen yang tiba-tiba muncul
"Iya kamu hebat" arga juga muncul bersama khen
"Kaliann" zia tambah menangis kencang
"Udah nangisnya nnti di kira kita apa-apa in kamu lo" ucap khen sambil mengelus rambut zia
"Kamu bukan anak kecil jadi jangan terus menangis" ucap arga dan duduk di samping zia

"Kamu jahat banget sihh" zia kesal dan memukul lengan arga
"Ayo ikut ke uks" ucap arga sambil menarik tangan zia

"Gak mau aku gak mau ke uks sama kamu" zia merajuk dan pergi ke kelas
Khen menyusul zia ke kelas
"Zia tunggu jangan lari" kejar khen
Bukkk..
Zia menabrak seseorang
"Maaf maaf kak" ternya zia menabrak ketua kakak kelasnya
"Iyaa gak masalah kok" ucap lelaki itu
"Aku dirga ketua osis sekolah ini" ucap kak dirga sambil menjulurkan tangannya
"Aku zia" sambil menjabat tangan kak dirga

"Zia kamu larinya kencang banget sihh" ucap khen dengan napas tersengal-sengal akibat mengejar zia
"Ehh kak dirga selamat pagi kak" sapa khen sambil tersenyum

"Ayo zia ke kelas" ucap khen sambil menarik tangan zia
"Kak kami permisi dulu ya" ijin khen sambil menarik zia ke kelas
"Ihh lepasin" zia memukul tangan khen

"Ayo duduk" pinta khen ke pada zia setelah berada di kelas
"Iya" ucap zia sambil cemberut
"Sini tangannya" ucap arga yang datang sambil membawa kotak P3k
"Emm" zia mengulurkan tangannya

Arga mengobati tangan zia hati-hati
"Auuu sakitt" ucap zia sambil menatapnlukanya
"Tahan dikit ya" ucap khen sambil meniup luka zia

"Cowok sedingin arga ternyata bisa perhatian juga ya" zi bicara di dalam hatinya

"Udah selesai" arga menurunkan tangan zia yang dari tadi di pegang
"Makasih" ucap zia sambil cemberut
"Cupp cuppp jangan ngambek dongg" khen mengelus rambut zia

*****


"Zia pulang bareng kita aja yukk" ajak khen
"Gak mau ahh aku males sama kalian bedua" ucap zia dan berlalu
"Yahh yaudah deh kita berdua aja makan baksonya" ucap khen sambil menepuk pundak arga zia yang mendengar kata bakso langsung membalikan badannya
"Aku ikuttt" teriak zia sambil berlari ke arah khen dan arga
"Giliran bakso langsung ikut" sindir arga

"Bang baksonya 3 yang satu jangan pakek daun sop sama bawang goreng" arga memesan bakso beberapa menit kemudian pesanan mereka datang

Zia menatap mangkuknya lalu menatap arga
"Kamu kok tau aku gak sukak daun sop sama bawang goreng" tanya zia
"Suttt... Berisik" ucap arga sambil menyentuh bibir zia dengan jari telunjuknya

Zia melihat di meja mencari cabai saat melihatnya tangan zia ingin mengambilnya namun arga lebih dulu mendapatkannya
"Ihh kan aku deluan yang mau mabil" zia cemberut
"Ngalah aja ga" saran khen
"Dia gak bisa makan pedas nnti perutnya sakit" jawab arga
"Kok kamu tau" tanya khen penasaran
"Nebak aja" arga melanjut memakan makanannya sedangkan khen kebingungan dengan jawaban arga padahal arga tau karna selalu memperhatikan zia yang menahan sakit perutnya setiap makan pedas di kantin.
Bisa di bilang arga selalu memperhatikan zia

Entah apa yang ada di pikiran dan hati arga sampai selalu memperhatikan zia walaupun hal kecil.

Saat makan arga mencuri pandang melihat zia dia senang memperhatikan zia yang sedang memakan bakso dengan pipi mengembung nya.
Sekilas arga tersenyum melihat zia

Zia yang asik makan sampai tak memperhatikan rambutnya yang hampir masuk ke mangkuknya untung arga melihat dan sigap memegang rambut zia

"Modus ya arga" ucap zia sambil menarik rambutnya yang di pegang arga ke belakang telinganya
"Gak tuh rambut kamu mau ikutan makan" ucap arga


Jangan lupa di follow dan vote yaa🤗🤍

Dunia ZiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang