Episode 3

79 12 12
                                    

Keesokan harinya di kamar mandi sekolah ada tiga orang gadis yang sedang melakukan perundungan ke seseorang.

Yap yang sedang melakukan perundungan itu adalah Xena, Clara dan Wendy dari geng Sweetheart.

Wendy sedang memantau situasi sekitar sedangkan Xena dan Clara lagi di dalam kamar mandi yang terbuka.

"Bisa diam nggak sih lo!" bentak Xena ke seseorang.

Xena pun menyiram orang itu menggunakan gayung.

"Lo masih mau cepu hah! Dasar perek!"

Xena mengajar orang itu habis-habisan namun orang itu masih bisa lolos.

Saat mau keluar orang itu di dorong balik untuk masuk ke kamar mandi oleh Wendy. Xena pun emosi. "Anjing lo ya! Bisa dengerin gue gak sih!" umpatnya

Xena, Wendy dan Clara nggak segan-segan menyiram orang itu. Mereka saling bergiliran menyiram. Xena punya ide yaitu melucuti pakaian orang yang sudah bikin ia emosi. "Sweeties," ucapnya menyuruh Clara dan Wendy untuk mengeksekusi.

Xena, Wendy dan Clara berusaha melucuti pakaian orang itu. Namun orang itu masih bisa melawan.

Di sisi lain ada Aleix yang baru saja selesai cuci muka mendengar suara keributan dari dalam kamar mandi. Ia pun bergegas keluar untuk melaporkan kejadian itu ke guru Bimbingan Konseling.

Kembali ke Xena gadis itu sudah berhasil melucuti pakaian gadis yang dirundungnya. Gadis yang dirundung Xena mau kabur saat melihat Aleix namun Xena mendorongnya ke arah tembok dan memukulnya dengan gayung. "Mau kemana lo anjing?! Ini pelajaran buat lo yang cepuin gue ke guru! Orang cepu kaya lo itu harus diberikan pelajaran kaya gini! Inget kalau gue lagi nyontek jangan lo cepuin juga bangsat! Itu nama brengsek tau nggak! Kalau lo masih nyepuin gue! Nyawa lo bakalan habis sehabis-habisnya!" ucapnya udah kadung emosi.

Kembali ke sisi Aleix ia melihat guru yang lewat. Guru itu bertanya saat lihat muka Aleix yang panik. "Aleix ada apa?"

"Bu tolong ya Bu, Ada keributan tadi di kamar mandi," Aleix pun memohon.

Aleix dan guru itu menuju kamar mandi yang ada dilantai dua. Aleix pun kaget karena kamar mandi yang tadi ia lihat ada Xena, Clara dan Wendy pun kosong.

*****

Beberapa saat kemudian di ruang kepala sekolah ada seorang siswi dengan rambut acak-acakan dan wajah babak belur parah diinterogasi oleh guru bimbingan konseling.

"Benar kamu tidak diapa-apain sama mereka?" tanya guru bimbingan konseling itu ke siswi itu.

Xena menatap gadis yang babak belur itu dengan serius dan tidak lupa ia mengangkat alis kirinya.

Siswi itu pun menjawab sambil menggelengkan kepalanya. "Nggak bu,"

Siswi itu terdiam dan menghela nafasnya sejenak ia ditatap serius oleh Xena kalau ia bicara benar bisa-bisa nyawanya lenyap. "Tadi sa-saya habis nolongin orang di pasar Bu. Makanya saya begini," ucapnya.

Guru bimbingan konseling dan guru yang tadi bicara dengan Aleix pun heran.

Siswi itu melanjutkan bicaranya. "Sa-saya nggak berniat buat ngaduin Xena dan teman-temannya kok bu,"

Xena, Clara dan Wendy cuma terdiam saja. Terutama Xena, gadis itu tersenyum smirk menandakan ia menang.

Di sisi lain ada Aleix yang sedang membaca majalah sekolah di kursi depan ruang guru.

Xena, Clara dan Wendy pun keluar dari ruang bimbingan konseling.

Saat belum selangkah mereka keluar. Tiba-tiba ada suara yang memanggil Xena. "Xena,"

Mereka bertiga pun kembali menengok dan rupanya yang memanggil Xena adalah guru Bimbingan Konseling.

Di sisi lain ada Aleix yang masih stay di depan ruang guru.

Kembali ke sisi Xena. Guru bimbingan konseling itu bertanya ke gadis kulit putih itu."Hmmmmm... Xena kapan kamu syuting FTV lagi?"

"Katanya sih minggu depan sih bu," jawab Xena.

Guru bimbingan konseling itu berucap. "Ibu suka loh sama akting kamu di FTV yang terakhir itu. Bagus banget,"

Xena hanya tersenyum. Guru bimbingan konseling itu melanjutkan bicaranya. "Kalau kamu wawancara ajak wartawannya ke sekolah ini biar sekolah ini jadi terekspos,"

Di sisi Aleix. Gadis itu sedang panik dan takut ia ketahuan kalau ia melaporkan kejahatan dari Xena.

Di sisi Xena. Gadis itu pun tertawa tipis lalu menjawab guru bimbingan konseling itu."Iya, siap bu."

Giliran Xena yang berbicara. "Oiya kata bunda sumbangan komputer-komputer barunya diantarnya besok ya Bu. Emang sih agak lama soalnya lima puluh unit,"

"Gapapa kok Xena. Bilang terimakasih ya sama kedua orangtuamu karena sejak kamu masuk mereka sudah banyak sekali membantu sekolah ini," ucap guru Bimbingan konseling itu.

"Iya nanti saya sampaikan Bu," jawab Xena. Dan guru Bimbingan konseling itu meninggalkan Xena.

Aleix yang mendengar itu merasa curiga dengan Xena yang lolos dari hukuman guru bimbingan konseling. Ia pun berfirasat pasti guru-guru di sekolah udah berkongkalikong untuk meloloskan Xena dari jeratan drop-out meskipun Xena sering berbuat ulah.

Kembali ke Xena. Ia beserta Clara dan Wendy sedang melakukan tos bersama.

Lalu mereka bertiga melihat ke arah kursi depan meja guru. Wendy pun memanggil Xena dan Clara. "Sweety, Itu."

Di sisi Aleix gadis itu merasa terpojok oleh Xena dan kawan-kawan.

Xena, Clara dan Wendy berjalan cepat untuk menghampiri Aleix.

Aleix sadar ada yang mau menghampirinya gadis itu beranjak dari tempat duduk itu dan berjalan cepat.

Saat mau berjalan Aleix dicegat oleh Jessi. Gadis berkacamata tebal itu bertanya ke Aleix. "Kemana aja sih lo Le?"

Aleix hanya terdiam. Gadis itu pun memegang tangan Jessi lalu mereka berdua kabur dari Xena dan geng-nya. Jessi panik dilihatin oleh Xena. "Le, Xena lihatin gue Le!"

Aleix dan Jessi pun berlari meninggalkan Xena dan geng-nya.

*To Be Continued*

Sweetheart [13+] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang