Episode 9

61 8 8
                                    

Kembali ke Aleix, gadis itu sedang melakukan persiapan untuk kembali sekolah. Ia menggunakan seragam lengkap dengan jas almamaternya lalu mengambil tas-nya.

Aleix berjalan keluar kamar ia pun melihat Ilkay bercumbu dengan Bianca di ruangan tengah. Aleix pun tidak peduli dengan itu karena itu urusan sang mami dengan papi tirinya.

Aleix melihat sebuah kunci motor di atas meja makan. Gadis itu pun mengambil kunci motor itu diam-diam lalu ia menaruhnya di kantung jas almamaternya.

Aleix pun sarapan pagi dengan satu potong biskuit yang ada di toples ruang makan. Setelah sarapan ia pun langsung pergi ke garasi untuk mengambil motor buat berangkat sekolah. Saat berjalan ia melirik Bianca dan Ilkay sejenak dan tersenyum lalu ia membuka pintu garasi pelan-pelan. Ia pun berjalan cepat sambil mendorong motor KTM RC 8C milik Ilkay dengan bagian spakbor-nya ada stiker angka 53. Dan tidak lupa Aleix menggunakan helm full face bermerek Shoei dengan stiker angka 53 di bagian kirinya.

Aleix pun menggeber motor itu sampai-sampai kedengaran dari dalam rumah. Ilkay dan Bianca langsung berhenti bercumbu. Ilkay pun panik karena motornya diambil oleh Aleix tanpa izin.

Ilkay pun keluar rumah dan melihat Aleix sedang menggeber-geber motornya. Aleix pun lantas menaikkan gigi motor KTM itu dari gigi netral ke gigi satu. Lalu tancap gas menuju sekolah. Ilkay berteriak saat Aleix mengendarai motornya dengan cara wheelie. "Motor saya!" Bianca menyusul Ilkay lalu memanggil Aleix yang sudah pergi. "Aleix!"

Aleix pun menurunkan kembali roda depannya ke aspal dan berucap dari helm full facenya. "Dadah papski,"

Di sisi Ilkay pria brewok tebal itu sedang dipeluk oleh Bianca. Sedangkan Aleix mengendarai motor KTM RC 8C itu seperti pembalap superbike di jalan raya yang sepi.

Di sekolah Aleix pun memarkir motornya di parkiran khusus sebelum yang suka ditempati oleh geng Sweetheart.

Aleix pun melepaskan helm full facenya lalu berjalan masuk menuju dalam sekolah. Saat turun dari motor gadis itu pun berpapasan dengan Jessi yang memakai kacamata Oakley Flak frame biru dan lensa bening.

"Le! Lo gila ya! Ini punyanya Sweetheart!" ucap Jessi memergoki Aleix yang sedang menenteng helm full face.

"Tulisannya mana?" tanya Aleix dingin. Gadis itu pun berjalan sambil menenteng helm shoeinya.

Jessi pun berusaha membujuk Aleix. "Le, Le, please jangan rusak kesempatan gue. Gue sebentar lagi bakal keterima masuk Le. Mereka tahu gue deket sama lo ntar gue yang kena. Gue tuh dah kerja keras!"

Aleix tidak peduli dengan ucapan Jessi. Aleix pun memegang tangan Jessi lalu mengajaknya ke basecamp sweetheart. "Sambil duduk yuk," Jessi pun memanggil Aleix. "Le! Aleix!"

Aleix tidak mengindahkan panggilan dari Jessi gadis itu pun duduk ke kursi sambil menaruh helmnya ke atas meja.

Jessi menatap wajah Aleix serius dan berucap. "Wah cari mati lo Le!"

Aleix menjawab Jessi. "Gue nggak peduli! Ini kan properti sekolah. Gue kan bayar Jes. Gue berhak dong duduk dimana aja,"

Semua orang mengkerubuti mereka berdua dari belakang. Beberapa saat kemudian Xena pun datang. Jessi pun panik. "Xen,"

Aleix pun menatap Xena tajam. Jessi pun berucap dengan gugup. "Xena, su-sumpah gue nggak ada hubungannya sama semua ini Xen. Gu-gue tadi udah bilangin dia,"

Aleix dan Xena saling bertatapan satu sama lainnya. Aleix pun tersenyum smirk melihat muka Xena. Xena sebenarnya mau marah namun ditahan karena kondisinya lagi hamil.

Lalu datang lah guru Bimbingan Konseling memanggil Xena."Ada apa Xen?"

Xena melirik guru Bimbingan Konseling itu lalu ia memanggil Clara dan Wendy. "Sweety. Panas nih disini keluar yuk," ajaknya

Sweetheart [13+] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang