Episode 10

60 8 5
                                    

Sepulang sekolah Aleix pun sedang mencari-cari sesuatu di kamar sang mami. Di sisi lain ada Xena, Clara, Wendy dan Jessi sedang duduk di ruang tamu sambil terdiam.

Aleix masih mencari-cari sesuatu di kamar sang mami. Sedangkan di luar rumah mobil pajero hitam dengan plat nomor L 1611 BC berhenti di depan motor KTM RC 8C dan di samping motor sport itu ada mobil Cadillac XT6. Keluar lah seseorang wanita dari mobil memanggil nama Aleix. "Aleix! Aleix!"

Yang memanggil Aleix itu adalah Bianca, sang mami. Aleix pun menemukan barang yang ia cari yaitu kartu nama dokter kandungan dengan tulisan dr. Dika Angkasaputra, Sp.OG

Aleix pun memasukkan kartu nama tersebut ke kantung celananya. Di sisi lain Bianca masih memanggil nama Aleix. "Aleix! Mami minta penjelasan!"

Tiba-tiba Jessi berdiri dan menyapa Bianca. "Tante," Aleix pun langsung menghampiri sang mami. "Hmmm.... Mami. Sorry tadi Aleix abis ganti baju,"

Bianca pun menatap Xena, Clara dan Wendy lalu bertanya ke Aleix. "Hmmm... Ini teman-teman kamu yang baru ya? Kok mami belum dikenalin,"

Xena pun mengulurkan tangan ke Bianca lalu mengenalkan diri. "Saya Xena, Tante."

Giliran Wendy pun mengulurkan tangannya. "Wendy, Tante."

"Clara, Tante." sambung Clara memperkenalkan diri ke Bianca.

"Rumahnya enak ya Tante, sejuk. Saya suka deh interiornya" ucap Xena ke Bianca.

"Ahhhh... Biasa aja. Tante cuma bisa matching-matchingin furniture doang," jawab Bianca.

Aleix pun melirik Bianca. Lalu gadis itu bertanya. "Hmmm... Mami mau ngomong apa?"

Bianca menjawab. "Kita ngobrolnya di dapur aja ya nduk,"

"Kalian mau minum apa?" tawar Bianca ke Xena, Clara, Jessi dan Wendy

"Nggak usah repot-repot tante," tolak Xena.

Bianca dan Aleix pun menuju ke dapur. Mereka berdua pun saling berbicara sambil membuat teh lemon.

"Mi, soal motor. Om Ilkay nggak marah kan?" tanya Aleix serius.

"Aleix, Mami ngerti kok. Tidak mudah buat eksis dalam pergaulan. Lagipula Om Ilkay gak marah kok. Dia bilang bisa mengerti biasa anak muda katanya," jawab Bianca sambil mengaduk teh lemon.

Sambil mengaduk teh lemon Bianca melanjutkan bicaranya. "Oiya coba tanya teman-temanmu nduk. Mau makan sore di sini atau nggak ya,"

Aleix hanya terdiam saja. Lalu Bianca menatap sang anak dengan tersenyum. Bianca menaruh sendok bekas mengaduk lemon ke tempat sendok lalu berucap ke Aleix yang ada di hadapannya sambil memeluk gadis itu."Seharusnya mami gak usah terlalu khawatir sama kamu,"

Bianca pun melanjutkan bicaranya. "Nduk, Kamu tuh persis banget mami waktu SMP dulu. Dan kamu tuh cantik Aleix. Kamu bisa meraih apa saja dalam hidup ini ya,"

Bianca menepuk bahu Aleix. Lalu mereka berdua saling tersenyum. Aleix mengambil nampan dengan isi empat gelas teh lemon dan berucap. "Biar aku aja ya Mi,"

Aleix pun kembali menuju ruang tamu untuk menaruh nampan ke atas meja. Setelah menaruh nampan. Aleix pun duduk di sofa bulat yang ada di samping Jessi.

"Gimana Le?" tanya Xena.

Aleix pun mengeluarkan kartu nama tersebut dan menjawab. "Dapat. Lo tinggal buat janji aja Xen,"

"Hmmm... Aman kan Le?" tanya Xena khawatir.

"Aman terkendali lah. Dijamin rahasia terjaga kok," jawab Aleix.

Xena menatap Aleix serius. "Pasti berhasil kan?" tanyanya dengan keringat dingin.

Aleix menjawab Xena. "Buktinya sampai sekarang gue masih anak tunggal kok Xen. Jadi sans ae lah,"

Xena pun mengangguk mengiyakan ucapan Aleix.

*****

Aleix, Xena, Clara, Wendy dan Jessi pun keluar rumah. Saat mereka menuju mobil tiba-tiba ada seseorang yang memanggil Aleix. "Aleix!" Aleix pun menengok sejenak dan rupanya yang memanggil adalah Volland.

Xena melihat wajah pria berbaju Karasuno itu dan rasanya ia familiar. Aleix pun menghampiri Volland.

"Ada apa ya Mas Volland? Emangnya kita ada janjian ya," tanya Aleix.

"Nggak ada. Mas cuma mampir bentar aja. Dan Mas mau main Voli terus dinner siapa tau kamu mau ikut kan," jawab Volland serius sambil menawarkan.

"Maaf Mas, Hari ini gue gak bisa." tolak Aleix lembut.

Volland pun menatap Aleix serius dan berucap dengan dingin. "Yaudah," Pria berbaju Karasuno pun berbalik badan berjalan meninggalkan Aleix.

Aleix pun mencegah Volland untuk pergi. "Mas Volland kenapa sih?" tanyanya

"Kamu main sama mereka sekarang Le!" ucap Volland ketus.

Tiba-tiba Xena menyapa Volland tanpa embel-embel mas. "Hai Land,"

Umur Xena dan Volland tidak jauh cuma selisih tiga tahun saja. Volland pun cuma menyapa dengan dingin. "Emm..."

Aleix mencoba menjelaskan ke Volland. "Gue juga nggak-" tiba-tiba ucapannya terpotong gara-gara Xena memanggilnya. "Le!"

Aleix pun meminta izin ke Volland. "Mas Volland maaf, gue mesti cabut,"

Aleix menghampiri Xena. Sedangkan Volland hanya terdiam. Aleix pun berjalan ke arah belakang mobil dan masuk duluan sedangkan Xena menatap Volland dengan tajam.

Wendy pun menyuruh Xena masuk sambil menatap Jessi. "Sweety,"

Xena merespons dengan dingin. "Dia nggak usah,"

Xena dan Wendy pun masuk mobil menyusul Aleix dan Clara. Clara sebagai supir pun menyalakan mobil Cadillac XT6 itu.

Jessi yang berteriak mengetuk kaca jendela sambil memanggil nama Aleix dan Xena. "Eh... Le! Le...! Xen... Xen mobilnya nggak muat ya gue nyusul ya naik taksi,"

Namun yang di dalam mobil tidak peduli. Mobil Cadillac XT6 itu langsung tancap gas meninggalkan Jessi yang memanggil nama Aleix. Sedangkan Volland hanya terdiam saja.

*****

Di lobby rumah sakit, Aleix, Xena, Clara dan Wendy sedang duduk. Xena pun gugup sampai menggigit kuku-kukunya.

Xena pun flashback ke masa lalunya.

Di sebuah taman ada seorang anak SMP yang sedang menasihati seorang anak SD. Yap anak SD itu adalah Xena.

"Xena, Aku kan udah bilang kamu tuh jangan dekat-dekat sama Tomàš dia itu baru lulus SMP sedangkan kamu tuh masih SD kelas enam nanti kalau dia ngerusak kamu gimana?!" ucap seorang anak laki-laki berbaju SMP dengan nametag Volland Natakusumah ke Xena.

Xena dan Volland adalah teman bermain. Dan Volland adalah kakak kelas Xena.

Gadis berbaju SD itu nggak peduli dengan ucapan pria yang dihadapannya itu."Volland, Lo tuh nggak usah ikut campur! Lo tuh sama aja ya kaya adek kembar lo itu tau nggak!"

"Kamu dibilangin keras kepala ya Xen!" bentak Volland.

"Gue nggak peduli Land!" teriak Xena balik.

Xena kecil pun pergi meninggalkan mantan kakak kelasnya itu dengan kesal.

Flashback berakhir dengan Xena berdiri mondar-mandir lalu ia duduk kembali ke kursi lobby.

Aleix melihat Xena yang gugup sekaligus bingung pun merasa iba. Ia khawatir akan mental Xena jikalau gadis itu melakukan aborsi.

Sedangkan di sisi Xena. Ia sedang ditenangkan oleh Clara. Xena pun dipanggil oleh suster. "Nona Xena Anindya,"

Xena dan Aleix saling bertatapan. Xena beranjak dari duduknya lalu berucap. "Le, Lo yang ngerti kan. Lo temenin gue ya," pinta Xena. Aleix pun mengiyakan permintaan dari Xena

Xena dan Aleix pun beranjak dari duduknya mereka berdua berjalan pun masuk ke ruangan dokter sambil dilihatin Clara dan Wendy.

*To Be Continued*

Sweetheart [13+] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang