3

4.1K 331 27
                                    

«mengenal lebih dekat, 2 tahun lalu»



"Anu.. ada apa manggil saya ya pak?" Tanya mu kepada seorang pria berambut mangkuk didepan mu.

Sekitar beberapa menit yang lalu kamu diberitahukan oleh salah satu mahasiswa fakultas lain untuk mendatangi Ego jinpachi di ruangannya. Ada apa?

Kamu kebingungan, selama berjalan mengarah ruangan suram itu, kamu mengingat apakah kamu ada kesalahan atau tidak.

Tentu saja tidak. Kamu murid teladan dan selalu mematuhi peraturan.

Dan sekarang lah kamu disini, ruangan besar dengan suasana suram. Terdapat dua pria di dalam ruangan ini, keduanya saling mengeluarkan aura tidak enak. Suram dan mencekam.

Kamu berusaha bersikap tenang dan santai.

"Kau sudah mengenal orang di sampingku ini kan? Dia mempunyai urusan denganmu. Selesaikan dengan cepat diluar dan pergilah. Jangan menggangguku."

Kasar sekali.

Kamu menoleh ke sebelah Ego, lagi-lagi bertemu Itoshi Sae. Kamu hanya menanggapi nya dengan tersenyum.

'Urusan apa coba ni orang?'

Sae beranjak dari posisinya, berjalan menuju pintu, "kalau begitu, terima kasih atas kerjasamanya, Megane."

Sae membuka kenop pintu itu, kemudian melirik mu, memberi kode agar ikut keluar ruangan bersamanya. Kamu yang mengerti segera berjalan mengikuti Sae.

===

POV (name)

Ah.. udara segar, nikmat sekali~

Tadi itu ruangan kematian. Benar-benar suram dan suhu ruangan yang dingin. Aku heran, bisa-bisanya Anri sering bolak-balik kesana. Dan dia tidak merasakan hal suram. Hebat.

Sudah beberapa meter dari ruangan tadi, di samping ku ada red prince, Itoshi Sae. Katanya dia ada urusan sama aku, memangnya urusan apa coba?! Perasaan aku ga pernah deh berurusan sama dia. Bertemu juga baru sekali. Dan itu 2 hari lalu!

Selama 2 hari itu aku selalu berusaha melupakan kata "kitten" yang dilontarkan Sae padaku. Apa maksudnya? Anak kucing? Kenapa harus anak kucing? Ada apa dengan anak kucing?

Sae berada di sampingku, berjalan lurus kedepan. Tidak ada topik pembicaraan yang dimulai oleh ku dan dirinya. Sungguh, aku tidak punya topik.

Suasana diantara aku dan Sae canggung. Tetapi aku merasa tertolong kalau ada mahasiswa atau mahasiswi yang menyapa ku. Terima kasih telah menolong ku dari suasana canggung ini.

Yah, walau cuma sesaat, setidaknya itu membantu ku sedikit.

Aku tetap mengikuti Sae disampingnya, kupikir ia ada tujuan lokasi. Lagian urusan apa sih?

"Konnichiwa, (name)-san." Seseorang menyapa ku, jujur aku tidak mengenalnya, tapi sepertinya dia anak fakultas kedokteran. Terlihat dari buku anatomi tubuh manusia yang tebal dan pakaian yang lumayan formal.

Aku mengangguk, "konnichiwa." Kemudian mahasiswi itu tersenyum dan melenggang pergi.

"Kamu populer juga, ya."

Aku menoleh kearah Sae, dia menatapku, "ya, begitulah."

Setelah itu Sae tidak berbicara, ia bergumam tapi aku tidak bisa mendengar jelas. Yah, aku tidak peduli.

Aku tersadar, Sae membawa ku ke-rooftop universitas ini. Sepi. Tidak ada orang selain kami. Ini membuatku tenang.

Angin berhembus, cahaya matahari tidak terlalu terik hari ini. Kupikir ini cukup membuatku lebih santai dari sebelumnya.

"Mmm.. itoshi-san, ada urusan apa denganku?" Aku memulai pembicaraan.

Kulihat Sae berjalan ke pembatas rooftop, "panggil Sae saja, tidak perlu pakai embel-embel -san."

Aku mengangguk, apa dia mengabaikan pertanyaan ku tadi? Oh ayolah, aku harus mengerjakan tugas kuliah ku!

"Kamu menarik, (Fullname)."

Tunggu, apa? Aku tidak salah dengar kan? Apa dia mengalihkan pembicaraan ku?!

"—Maaf? Apa maksudmu, Sae?"

"Saya bilang, kamu menarik." Sae menatap diriku, tatapannya tidak bisa diartikan.

"Tapi kenapa?" Sungguh ini membuatku bingung. Ratusan pertanyaan berkumpul di benak kepalaku.

"Tidak ada alasan khusus," Sae berjalan mendekat, saat sudah berada dihadapan ku, ia menyamakan tinggi nya denganku, "(name), kamu mau menjalin hubungan dengan ku?"

Tunggu— APA?!

(Name) pov end

Author pov

Setelah Sae berucap, ia tersenyum padamu. Bukan tersenyum manis, hanya tersenyum biasa atau dipaksakan olehnya.

Kamu mengerjap pelan, kemudian tersipu. Berusaha untuk mencerna kejadian barusan. Kamu masih diam dan tidak menjawab pertanyaan Sae.

Sae terkekeh, "aku memberimu waktu satu hari untuk menjawab. Tapi akan lebih bagus jika kamu menjawab sekarang." Sae mengelus pucuk kepalamu lembut.

Kamu hanya diam dan kebingungan. Berusaha untuk tidak menatap manik zamrud Sae yang memabukkan.

Sae berharap kamu menjawabnya tepat sekarang juga. Ia tidak suka menunggu lama. Ingat itu.

Jadi apa yang akan kamu pilih?



Yes or No?








TBC

@wndeRinn

𝐑𝐄𝐃 𝐅𝐋𝐀𝐆! Itoshi Sae.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang