6

3.2K 293 23
                                    

«Sesuatu hal, 2 tahun lalu»

Waktu terus berjalan, mungkin sudah satu jam terlewati begitu saja. Terasa tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat.

Sedari tadi kamu dan Sae berbincang santai, entah menanyakan hal penting atau tidak penting. Tapi ingat, Sae masih pada posisi awalnya.

Berada di sofa, memeluk dirimu erat. Selama satu jam tidak lepas. Sae menyeruakan kepalanya di ceruk leher jenjang milikmu. Sae mencoba mencari ketenangan dengan menghirup aroma tubuh khas milikmu.

10 menit pertama kamu merasa canggung, akan tetapi seiring waktu berjalan, itu terasa nyaman dan terbiasa.

Sesekali Sae menggoda mu, membuat dirimu salah tingkah sendiri. Siapa yang ngajarin coba?

Salah satu tangan Sae merogoh saku celananya, mengambil sesuatu. Ternyata itu earpods wireless miliknya.

Ia memasangkan earpods sebelah kiri ke telinga mu, sedangkan earpods sebelah kanan ia pasangkan ke telinga kanannya.

Kamu terdiam melihat Sae berkutat dengan handphone nya, beberapa detik setelah itu, terdengar suara musik dari earpods yang terpasang di telinga kiri mu.

Sae menaruh handphone nya di meja, kemudian ia kembali memelukmu. "Playlists and songs that I chose especially for you, honey." Ia tersenyum.

Kamu ikut tersenyum, kedua pipimu sedikit memerah. "Thanks Sae."

"No need to thank me; I purposely made it for you." Sae mengeratkan pelukannya.

Kamu hanya tersenyum dengan pipimu yang memerah. Berusaha tenang dan menikmati lagu yang Sae pilih untukmu secara spesial.

5 lagu sudah berputar, lagu pilihan Sae cukup romantis. Sesekali kamu bersenandung kecil saat mendengarnya. Sae tidak mempermasalahkan itu, ia malah menyukainya.

1 lagu lain tengah berputar, karena lagu yang dipilih Sae membuatmu tenang, itu sedikit membuatmu mengantuk juga. Tidak ada pembicaraan saat lagu diputar. Suasana hening, saling menikmati lagu.

Kamu mengerjap pelan, dirimu tidak kuat menahan kantuk yang datang. Awalnya hanya memejamkan mata, akan tetapi secara tidak sadar malah tertidur. Dengkuran kecil terdengar oleh Sae.

Sae yang masih memelukmu tersadar bahwa kamu tertidur. Ia melepaskan pelukannya, menatap dirimu yang tertidur.

Ia menunduk, rambutnya turun menutupi sebagian wajahnya. Tak lama pipinya memerah. Benar-benar memerah. Sae menggigit bibir bawahnya. Keringat mengalir turun dari pelipisnya.

 Keringat mengalir turun dari pelipisnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Illustration. (Kalian bisa bayangin sendiri, tapi untuk mempermudah mungkin seperti ini)
Sc: From dreams to freedom on Webtoon.

"Kamu tidur aja cantik banget, sayang.." gumamnya. Tangan kanannya meraih pipimu. Membelainya halus.

Rambut Sae menjadi sedikit berantakan, beberapa helaian rambut menutupi keningnya. Pipi Sae masih memerah seperti kepiting rebus. Darah sedikit menetes dari bibirnya, karena Sae menggigitnya terlalu kuat.

"Kalau bisa, kamu sudah aku culik ke apartemen ku satu lagi, terus kita habisin waktu disana... Selamanya."

Sae tersenyum saat mengatakannya, walau ia tau tidak akan di dengar olehmu-karena kamu tidur- tapi ia akan mewujudkan perkataannya itu. Entah kapan.

Tangannya masih membelai pipimu lembut, ia mendekat, menatap dirimu intens. Ia ingin melihat wajah cantik itu dari dekat.

"Ehem-" suara dehaman terdengar dari arah belakang, Sae yang merasa terganggu, menoleh kearah suara.

Tatapan Sae berubah menjadi tajam saat melihat siapa yang datang mengganggunya. "Udah gua bilang jangan dateng kan?" Ucap Sae, suara beratnya terdengar jelas oleh Ryusei.

Ryusei terkekeh geli, "iseng aja. Lagian serius amat, lanjutin aja apa yang mau lo lakuin." Ryusei membalas Sae dengan nada main-main.

Sae menghela napas berat, "pergi sana, lo ganggu." Sae tidak menatap Ryusei, ia berbicara sembari menatapmu yang sedang tertidur.

Ryusei tersenyum, sepasang mata berwarna pink itu menyipit kala ia tersenyum lebar. Semburat merah tipis terlihat di pipinya.

"Astaga.. lucu sekali Itoshi sulung ini~" Ryusei menatap Sae seakan-akan meremehkannya.

"Jangan ngeremehin, sialan. Hanya karena gua gak pernah main cewe, bukan berarti gua payah dalam hal yang lo pikirin." Sae berbicara dengan tenang, akan tetapi ia hanya menahan emosinya.

"Pfft- santai aja! Gua tau kok. Lo itu lebih handal dari siapapun."









TBC

@wndeRinn

𝐑𝐄𝐃 𝐅𝐋𝐀𝐆! Itoshi Sae.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang