10.Belanja bersama

186 12 10
                                        

Wellcome to story SenaRaga

Jangan lupa vote dan komen di setiap chapter nya!

Happy reading

.
.
.

10.Belanja bersama

Sepulang dari rumah sakit. Sena dan Raga membawa bayi itu ke kediaman Rahardja. Mereka tak langsung membawa bayi itu ke tempat tinggal mereka. Bayi itu, kini tengah berada di pangkuan Ana. Terlihat pancar kebahagiaan dari mereka semua, karena adanya bayi itu.

"Ish lucu nya cucu nenek." Ucap Ana.

Sena menatap hal itu haru, secepat itu keluarga Raga, menerima kehadirannya dan juga kehadiran bayi itu. Dia bersyukur karena Allah telah mengirim dirinya ke lingkup kehidupan Raga, walaupun Sena memang belum bisa menerima Raga sebagai suami nya. Tetapi dia cukup bersyukur karena, di sayangi semua keluarga Raga.

"Anak ini sudah kalian beri nama?" Tanya Ana.

Mereka berdua menggeleng. "Belum Umi, tapi Raga memang sudah menyiapkan nama untuk nya." Balas Raga.

"Apa itu? Beri tahu kita."

"Diego Alzein Reynand Rahardja."

"Nama yang bagus." 

"Panjang bener kaya perjalanan hidup." Celetuk Sena.

Semua menatap Sena, mereka tertawa mendengar penuturan yang Sena lontarkan. Sena bingung mengapa ia di tertawakan, ia menatap Raga yang ikut tertawa kecil. Sena terkesima dengan tawa Raga.

'Buset, bisa bisa nya dia seganteng itu. Emang boleh ya?!!' batin Sena dalam hati.

Raga berhenti tertawa dan hanay tersenyum menatap Sena. "Kenapa? Serius sekali memandang saya, saya tahu saya tampan." Ucap Raga membuyarkan lamunan Sena.

Sena menggelengkan kepala nya. "Enak aja, nggak nggak. Geer banget deh." Balas Sena.

Ana dan Rahardja tertawa mendengar kedua nya. "Kalian berdua ini, tidak bisakah akur sehari saja?" Sahut Ana dengan tawa kecil nya.

"Enggak/tidak." Balas Sena dan Raga bebarengan.

Raga dan Sena saling menatap. "Ngikutin mulu deh." Ucap Sena.

"Enak saja. Tidak tidak, kamu kali yang ngikutin saya." Balas Raga.

"Bener bener l-"

"Stop! Dari pada berantem, mending pergi beli keperluan dapur. Kalian kan kemarin belum sempat beli apapun." Potong Ana.

Raga dan Sena diam, benar juga. "Baiklah, kami akan pergi mencari semua keperluan. Termasuk keperluan Zein."

"Yasudah, pergilah. Biarkan Zein bersama kami terlebih dahulu. Setelah semua nya sudah terbeli, kalian jemput Zein ke sini." Ucap Ana.

"Baik Umi. Kalo begitu kami pergi sekarang."

Ana mengangguk. "Beli yang sekira nya di perlukan ya."

Raga dan Sena mengangguk seraya beranjak dari duduk nya. Menyalami kedua orang tua nya dan tak lupa Raga mencium dahi Zein.

"Kami pamit. Assalamu'alaikum." Ucap Raga.

"Eh eh, Sena juga pamit. Assalamu'alaikum." Ucap Sena, seraya mengikuti Raga.

"Waalaikumsalam." Balas mereka serempak.

SenaRagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang