24 maret 2016
.
.06.59
Matahari terbit, burung-burung berkicau merdu dan angin pagi meniup dedaunan kering yang setia menempel di pepohonan. Genangan air bekas hujan kemarin terlihat di aspal jalan, dan Suara tetesan air hujan yang menetes dari hijaunya dedaunan dan turun menghantam genangan-genangan air yang ada di bawahnya. Pagi yang tenang dan indah untuk dinikmati.
Yoon jaehyuk, pria ini sedang berdiri didepan cermin yang memantulkan bayangannya yang tampak nyata. Tangannya membenarkan dasi yang masih belum rapi dan benar. Merasa sudah benar, ia menghela nafas dan tersenyum kearah cermin itu.
*gambaran jaehyuk*
"Dilihat-lihat gue ganteng juga, pantesan banyak cewek yang suka gue, keknya kegantengan gue ini nyuruh gue buat kawin lagi- EHH!! nggak-nggak, dihati aku hanya ada kamu Sa, kamu yang pertama dan terakhir Sa! ". Ujar jaehyuk saat memandang pantulan dirinya di cermin, sambil membenarkan rambutnya.
Jaehyuk beranjak pergi keluar dari kamarnya menuju dapur yang ada dilantai bawah. Biasanya, jaehyuk akan memakan roti dengan selai untuk sarapannya. Ia memandang meja dapur itu dan tersenyum.
"Sa, inget nggak, kalo aku baru bangun mau cuci muka, biasanya kamu udah masak buat sarapan kita, kamu juga suka teriak-teriak buat bangunin jaeongwoo, kenceeeng banget, sampe budeg telinga ku Sa". Gumam nya mmemandangi dapur didepan nya.
Setelah beberapa menit menghabiskan sarapan di temani memori masa lalu, jaehyuk beranjak pergi meninggalkan rumahnya menggunakan mobil sedan jenis civic. Ia akan pergi melaksanakan kewajiban nya sebagai kepala keluarga, walaupun ia tak punya keluarga sekarang. Jeongwoo? Entahlah, anaknya ini bahkan tak pernah menganggap jaehyuk sebagai ayah maupun keluarga. Hari ini jaehyuk berencana untuk mampir kerumah sahabat nya, junkyu, setelah pulang kerja.
ia jarang pergi atau hanya mampir kerumah sahabat nya itu. Alasanya, saat ia mampir kerumah itu, anaknya akan mengusirnya dengan kasar.
--------------
13.02
Sekarang jaehyuk berada di depan rumah sahabatnya. Bangunan minimalis yang memiliki dua lantai itu terlihat sangat mewah.
Ia memarkirkan mobilnya dan masuk kedalam pekarangan rumah itu. Maju dan sekarang ia berada didepan pintu berwarna hitam. Ia menekan bel yang menempel di dinding berwarna bone itu.
Terdengar suara langkah yang mendekat kearah pintu tersebut. Gagang pintu itu berputar dan menampilkan seorang pria manis nan mungil dibalik pintu tersebut.
"Loh? Jaehyuk, ayo masuk". Ucap mashiho, pria manis tersebut membuka pintu itu lebar dan mempersilahkan jaehyuk masuk. Jaehyuk mengangguk dan masuk kedalam rumah itu.
" Duduklah, aku akan memanggil junkyu dulu". Setelah mengatakan itu, mashiho pergi meninggalkan jaehyuk di ruang depan sendiri.
Setelah beberapa menit menunggu, mashiho datang dengan diikuti seseorang di belakangnya. Itu junkyu, orang itu menggaruk-garuk kepalanya, matanya juga masih tertutup, jaehyuk tebak orang itu baru saja bangun dari alam tidur nya.
Jaehyuk dan junkyu sekarang sedang duduk disofa panjang, sedangkan mashiho didapur membuat minum untuk mereka.
"Atas dasar apa lo datang kerumah gue? Gue kira lo bakalan nurut habis diusir anak lo? Ganggu waktu sibuk gue" Kesal junkyu. Lawan bicaranya hanya terkekeh melihat wajah sang sahabat yang tampak bengkak itu.
"Ye, sibuk apaan? Sibuk ngebuat pulau? Dan juga, lo gue bolehin datang kerumah gue, masa gue nggak boleh datang kerumah lo" Ucap jaehyuk diakhiri dengan kekehan. Mashiho datang membawa dua gelas minum di sebuah nampan dan meletakkan nya dimeja bulat.
"Mas junkyu mah gitu, jae. Bangun tuh kalo belum jam 3 siang dia nggak bakalan bangun". Potong mashiho sambil tertawa. Jaehyuk yang mendengar itupun ikut tertawa. Tanpa mereka sadari ada dua orang yang sudah berdiri diambang pintu melihat itu.
" Ngapain kesini? Bukannya sudah ku bilang untuk tidak datang kesini lagi". Ucap seorang pemuda tegas. Jeongwoo menatap mereka datar, tapi setiap kata yang ia lontarkan sangat tegas dan mengancam. Dengan hitungan detik, ruangan yang awalnya dipenuhi dengan tawa, kini menjadi ruangan yang sunyi dan tenang. Angin dingin menusuk kulit jaehyuk. Ia di buatnya bungkam dengan kata yang dilontarkan oleh jaeongwoo.
"Jaeongwoo! Jangan seperti itu! Kau tak punya hak mengusir orang dari rumah ini! Dan juga, yang kau usir itu adalah ayahmu, bukan orang asing yang datang dan masuk tanpa izin". Sambung junkyu sedikit berteriak. Jeongwoo hanya menatap orang didepannya dengan tatapan datar namun mencekam.
"Dahlah jun, gue pergi aj-". " Nggak! Lo nggak bakalan kemana-mana, dia udah keterlaluan jae, gue udah nggak tahan lagi! ". Potong junkyu. Jaehyuk dibuatnya diam, kalo sahabatnya ini sudah marah nggak ada yang berani menahan atau mencegat nya.
" Kamu tuh dah besar jeongwoo, bukan bocah lagi. Jadi mikir! Kematian ibumu itu bukan semuanya salah ayahmu!". Teriak junkyu, jaeongwoo yang mendengar itu tarsalut emosi namun mencoba untuk menahannya.
"Paman nggak ingat, kalo aja orang itu nggak ninggalin bunda dimobil saat itu, mungkin bunda masih hidup, paman yang harusnya mikir!! ". Tegas jaeongwoo.
'Plak'
Seketika ruangan itu sunyi. Tak ada yang bergeming. Junkyu terkejut saat melihat apa yang terjadi di depannya. Jaehyuk memukul pipi wajahnya jeongwoo. Jeongwoo bahkan terkejut.
" Jangan menaikan suara mu saat berbicara dengan orang yang lebih tua darimu! Tidak ada yang mengajari mu seperti itu! Aku akan keluar! Aku juga tak akan menampakkan wajahku lagi! Tapi jaga adap mu didepan mereka!". Teriak jaehyuk, tanpa ia sadari, air mata menetes di wajahnya. Ia berjalan keluar dan meninggalkan mereka semua yang sedang menatapnya. Ia memasuki mobilnya dan melaju meninggalkan pekarangan rumah nya junkyu.
--------------
Sekarang jaehyuk duduk dan menatap gundukan tanah didepannya. Setelah pulang dari rumah junkyu, jaehyuk tak langsung pulang kerumah, melainkan pergi kerumah istrinya sekarang, tempat istrinya beristirahat, tempat yang akan menjadi rumah nya kelak. Ia menatap gundukan tanah di depannya ini dengan senyum yang tak pudar dari wajahnya.
"Sa, tau nggak, tadi aku mukul jeongwoo. Mau gimana lagi, dia ngebentak junkyu, ya aku marah dong"
"Sa, aku harus gimana, susah banget ngambil hati jaeongwoo lagi"
"Kamu memberikan tanggung jawab yang lebih besar kepada ku, Sa"
'Maaf jae, tak seharusnya aku menaruh semua tanggung jawab keluarga ini ke kamu sendirian, tapi aku tak bisa berbuat apa-apa, selain melihat. . . Dan menunggu'
TBC
---
!! Cerita hanya karangan dari otak author, jadi jangan dianggap serius!!
!! Tempat, tanggal, dan semua yang ada dicerita BOHONG!!
!! Author hanya meminjam nama mereka!!
!Jangan lupa vote!
KAMU SEDANG MEMBACA
Responsibility | Jaesahi Family
RomanceMenceritakan tentang tanggung jawab seorang ayah yang harus menjaga anaknya seorang diri. Sedangkan sang anak tak pernah menganggap dirinya sebagai ayah. Apakah ia mampu mendapatkan gelar seorang ayah dari anaknya lagi? Apakah ia masih pantas mend...