05🥀

303 27 0
                                    

---

𝙷𝚊𝚙𝚙𝚢 𝚛𝚎𝚊𝚍𝚒𝚗𝚐

---

.
.

25 maret 2016

Matahari mulai tenggelam, menyisakan cahaya orange di langit dan awan yang indah. Kicauan burung menyatu dengan indahnya senja pada hari ini. Fenomena yang sering terjadi tapi tak membuat pelihat bosan akan keindahannya. Orang-orang menikmati indahnya langit senja dan nyanyian burung-burung yang sedang terbang di langit.

Salah satunya jaehyuk, sekarang ia sedang menikmati senja di sebuah pantai yang cukup ramai akan pengunjung. Sepulang bekerja, ia menyempatkan diri untuk melihat senja dipantai, seorang diri.

Ia duduk dibebatuan bibir pantai, yang langsung menyuguhkan pemandangan tersebut.

Tapi, tanpa ia ketahui, dua orang pria datang menghampiri nya. Ia terkejut saat kedua orang pria itu duduk disamping nya. Ia mengenali mereka berdua. Mereka yang sedang menatap ke arah siluan senja didepan tanpa menghadap kearah nya, dengan senyum yang terpatri di wajah mereka.

"Tumben kepantai, ada masalah? ". Tanya salah satu dari mereka. Park jihoon, pria tersebut tersenyum sambil melihat wajah jaehyuk yang menatapnya bingung? Istrinya jihoon, park hyunsuk terkekeh melihat wajah bingungnya jaehyuk.

"Kok lu pada ada disini? ". Tanya nya balik. Jihoon dan hyunsuk terkekeh melihat nya.

"Ini tempat umum, lo pikir ni pantai hal cipta punya lo". Ucap jihoon diakhiri dengan kekehan. Jaehyuk berpaling dan mengabaikan tawa yang dilontarkan oleh sahabatnya itu.

Jihoon menghentikan tawanya dan kembali memfokuskan penglihatan nya kearah siluet senja didepannya.

"Lo ada masalah? Gue tau, gue tau lo bakalan kepantai kalo ada masalah. Jeongwoo lagi? ". Semua terdiam, pandangan hyunsuk dan jihoon mengarah ke pria disamping mereka yang masih memfokuskan pandangannya kedepan.

"Gue bingung, cara apalagi yang harus gue lakukan supaya jeongwoo balik ke gue lagi. Gue benar-benar nggak ada artinya dimata jeongwoo, gue udah gagal jadi seorang ayah buat jeongwoo". Ucap jaehyuk sambil menundukkan kepalanya. Dengan sorot mata kosong, ia tersenyum pilu. Ia benar-benar merasa gagal menjadi ayah dan Kepala keluarga.

Jihoon dan hyunsuk menatapnya miris. Sahabat nya yang dulu murah senyum dan periang sekarang berubah drastis.

Kepergian asahi membawa semua itu dari jaehyuk.

Mereka bingung dengan permasalahan keluarga satu ini. Mereka bingung harus menyalahkan siapa, karena semua orang dikeluarga itu adalah pelaku dan korban.

Jaehyuk yang membuat awal permasalahan ini, jeongwoo yang egois, dan asahi penyebab dari semua ini.

"Semua harus lo lakuin pelan-pelan, awalnya gue juga nggak nerima kalo adek gue, asahi, tiada. Apalagi penyebabnya itu karena kelalaian lo. Tapi jihoon ngeyakinin gue kalo semuanya nggak salah lo-

-semenjak itu gue mulai nerima kalo kematian asahi adalah takdir. Lo coba aja pelan-pelan, semua bakalan bantu lo". Ucap hyunsuk. Kedua orang disamping hyunsuk menatapnya dengan senyuman yang terukir diwajah mereka.

"Ihhh, gemesnya bini gue". Sahut jihoon mengelus dan memeluk tubuh mungil hyunsuk. Hyunsuk yang diperlakukan seperti itu pun memberontak. Jaehyuk hanya menatapnya, dengan tersenyum dan dilanjutkan tawa.

Dia sungguh beruntung mempunyai sosok sahabat seperti mereka semua. Sosok yang selalu mendukung dan membantunya. Sosok sahabat yang selalu ada disamping dan belakang nya.

Jaehyuk tersenyum. Melihat jihoon dan hyunsuk tertawa bersama didepannya mengingat kan ia pada asahi. Ia dan asahi dulu juga seperti itu.

-----

19 maret 1998

.
.

"Jae, senja nya cantik banget". Ucap seorang pria manis yang sedang duduk di bebatuan pinggir pantai dengan kepala yang bersandar dibahu lebar sang suami.

"Em, tapi senja nya kalah cantik sama kamu Sa". Jawab jaehyuk, pria dengan wajah tampan ini mengecup kepala sang istri yang sedang bersandar di bahunya. Mereka berdua tersenyum, menatap siluet orange yang menghiasi langit sore ini.

"Sa, mau cium- AWW". belum menyelesaikan ucapannya, Jaehyuk meringis saat cubitan sayang dari sang istri mendarat di kulit perutnya.

Asahi melihat ekspresi kesakitan dari sang suami pun tertawa. Jaehyuk terus memandangi wajah asahi sambil mengusap perut nya yang sakit karena ulah sang istri. Wajah asahi begitu indah dan cantik saat tertawa, apalagi saat siluet senja menerpa wajah nya.

Jaehyuk tersenyum dan langsung membawa asahi kedekapan nya. Asahi yang terkejut karena didekap secara tiba-tiba pun menghentikan tawanya.

"Sa, tetap bareng aku ya. Jangan tinggalin aku sendirian, kita harus besarin anak kita sama-sama nanti. Dengan sosok ayah dan ibu disamping nya". Ucap jaehyuk. Asahi tersenyum dan membalas dekapan jaehyuk.

"Pasti". Ujar Asahi menutup matanya. Jaehyuk mempererat pelukannya. " Makasih sa". Mereka saling mengikat janji. Janji yang pasti tak pasti bisa dipenuhi.

Pertanyaannya. Apakah mereka mampu dan bisa bersama selama itu??

---

𝙴𝚗𝚍

---

Pendek banget njir sumpah.
Padahal chap ini seharusnya panjang, mungkin di next chap yang bakalan panjang.
Sori:))
Dan menurut aku kurang feel
Jelek cug
(-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩___-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩)

---

BYE

---


Responsibility | Jaesahi FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang