07🥀

189 23 11
                                    

———

𝙷𝚊𝚙𝚙𝚢 𝚛𝚎𝚊𝚍𝚒𝚗𝚐

———
.
.
.

      ruangan putih nan dingin, bau obat - obatan tercium dimana - mana masuk keindra penciuman nya. disini lah kini jaehyuk berada, ruangan yang mengurung nya dengan tali infus yang menempel dipunggung tangannya. perban jga terikat di kepalanya yang begitu ngilu dan sakit.

tadi pagi ia tersadar dari pingsannya akibat kecelakaan yang dia alami. Kini ia duduk dalam diam menatap sinar matahari yang masuk tanpa izinnya dari pintu kaca balkon.

"Gimana jae, masih sakit kepala nya, atau ada yang sakit di tempat lain, bilang aja ke aku". Ujar hyunsuk. Ya, tadi pagi jihoon dan hyunsuk datang ke rumah sakit untuk menjenguk jaehyuk.

"Gak ada kak, thanks ya karena udah mau datang, and sorry sudah ngerepotin kalian berdua". Sahut jaehyuk yang nampak tak enak kepada mereka berdua. Jihoon dan hyunsuk saling menatap dan tersenyum.

"Sans aja kali jae, kayak sama siapa aja, banyak - banyak istirahat jae supaya cepat sembuh—

—btw gw mau pulang nih, kerjaan masih banyak. Entar junkyu sama perintilannya bakalan datang kesini, ditunggu aja". Ujar jihoon menepuk - nepuk bahu tegap nya jaehyuk pelan.

Jaehyuk menatap mereka berdua senang, ia tersenyum, begitu pula dengan sepasang suami istri didepannya.

"Iya ji, thanks sekali lagi yaa".

dan setelah itu, hyunsuk dan jihoon pergi meninggalkan nya sendiri didalam ruangan putih tersebut. Hening penuh kesunyian yang membua senyumnya luntur. Kini ia menatap kosong kearah balkon. Begitu banyak pikiran yang berkecamuk di kepalanya.

'Aku harus perbaiki ini semua kalo aku ingin mendapatkan ending yang bahagia'

Ia terus menatap kosong kearah balkon yang memperlihatkan langsung hiruk pikuk perkotaan dengan berduduk, sampai tanpa ia sadari seseorang masuk dengan jas putih panjang diatas lutut dan kemeja biru denim, jangan lupakan kacamata minus nya yang bertanggar apik dihidung mancungnya.

"Permisi, maaf mengganggu aktivitas anda tuan jaehyuk". Ucap pria tersebut lembut dengan senyum manis terpatri indah di wajah putihnya.

Panggilan dari sang 'dokter' berhasil mengalihkan perhatian jaehyuk, kini ia menatap seorang dokter disamping nya.

"Kak wonwoo, berhenti menyebut ku dengan embetan tuan, kau bahkan lebih tua dari pada aku". Sahut jaehyuk tersenyum, begitu pula dengan jeon wonwoo— sang dokter yang kini ikut tersenyum manis kearah jaehyuk.

"Hahahaha, begitu lah cara ku melayani pasien, jae. Dan sekarang kau adalah pasien ku". Ucap wonwoo sambil terkekeh.

"Kak wonwoo, aku tak mau kau layani, lebih baik kau layani suami mu kim Mingyu dirumah sana". Celetuk jaehyuk.

Kini kekehan mereka saling bersahutan, entah apa yang terlihat lucu, tapi mereka berdua nampak bahagia.

Tapi tak bertahan lama, kini mereka saling menatap penuh harapan satu sama lain. Mereka berdua takut. Entah apa yang membuat atmosfer disana berubah, tapi kini suasana jauh berbeda dari sebelumnya.

"Jaehyuk, ada yang ingin ku katakan tentang 'sakit' mu". Ujar wonwoo mencairkan suasana, sebenernya ia takut memberitahu nya, tapi ia harus profesional dalam pekerjaannya.

Jaehyuk yang tahu kemana arah pembicaraan nya itu pun mengangguk, jangan lupakan senyum yang begitu lembut di wajahnya.

##

Responsibility | Jaesahi FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang