PART 1
Aku harap ini tak akan menjadi luka.
Aku harap diamku tak menjadi cela.
Aku harap membelenggu perasaan ini tak mengganggumu.
Kamu yang sempat menjadi pelabuhan impianku.
Tempat berhenti awak kapalku.
Dan disana bisa kujumpai dirimu.
Sayangnya, pelayaran ini tak pernah menemukan titik temu.
Namun, disaat aku melihatmu.
Rasanya dekat.
Tak kukira akan adanya sesak.•••
Tempat favorit Naya selain berdiri di koridor depan kelasnya adalah ruang OSIS. Karena disini, Naya bisa leluasa melihat Naka dari dekat. Beruntung sekali Naya masuk organisasi yang sama dengan Naka, jabatan keduanya juga saling terikat. Naka sebagai ketua OSIS dan Naya sebagai sekretaris.
Hari ini merupakan kali kedua rapat OSIS dilaksanakan setelah masa jabatan ketua OSIS sebelumnya berpindah pada Naka. Sepanjang Naka menjelaskan program kerja OSIS kedepannya yang ada beberapa perombakan dari program kerja tahun kemarin, Naya tak sekalipun memalingkan mata dari Naka. Buatnya ini adalah suatu moment langka yang betul-betul harus diabadikan oleh ingatannya. Tangan Naya memang sibuk mencatat setiap poin penting yang Naka ucapkan, tapi lensanya tetap tertuju pada cowok itu bukan pada buku dan pulpennya.
Naka ibarat matahari dan Naya adalah bumi yang menjadikan matahari selamanya sebagai poros kehidupannya. Naya akan terus berputar mengelilingi matahari dijarak aman. Tidak sedekat merkurius atau sejauh neptunus. Hanya saja, Naya tidak sadar jika dirinya lebih pantas menjadi pluto, yang ada tapi tak teranggap sebagai planet.
Awal pembentukan struktural OSIS, Naya dengan senang hati menawarkan dirinya untuk menjadi sekretaris dan bersedia mendampingi perjalanan ketua OSIS sampai masa jabatannya habis.
Dua jam berlalu, rapat ditutup setelah Naya memberikan buku notulensinya pada Naka yang dibaca ulang berupa kesimpulan. Ada beberapa hal yang harus mulai Naya kerjakan, seperti buku absensi rapat dan bagan OSIS baru yang harus segera dia buat.
Naka tak banyak bicara saat seluruh anggota OSIS yang ikut rapat hari ini satu per satu keluar dari ruangan, menyisakan Naka dan Naya saja yang masih membereskan meja bekas rapat.
Naka memilih keluar duluan, membiarkan Naya sendirian yang menghela napas karena Naka sama sekali tak mengatakan apa-apa padanya. Disamping itu, Naya masih senang karena bisa mendapat banyak foto Naka saat memimpin rapat hari ini. Senyumnya berkembang setiap penampakan Naka tergambar di kepalanya dengan begitu jelas.
"Selalu ganteng, gak pernah jelek," gumam Naya diiringi kekehan kecil.
Dengan segera dia menyelesaikan pekerjaannya membereskan meja, lalu keluar dari ruang OSIS juga tanpa berniat melunturkan senyumannya.
•••
Naya pergi ke kantin sendirian karena kedua temannya yang bukan anggota OSIS itu sudah menunggunya disana. Rapat yang terlalu lama membuat cacing di perut Naya mengamuk karena belum mendapatkan asupan.
Sepanjang jalan, banyak sekali siswa-siswi yang menyapanya, Naya cuma menimpali mereka lewat senyuman yang dibuat seramah mungkin. Nama Naya cukup terkenal sebagai siswi terbaik tahun ajaran 2020-2021. Naya cerdas, pintar, lumayan cantik meski dia tidak masuk kalangan siswi tercantik di sekolah ini.
Revina melambaikan tangan dari meja tengah kantin saat melihat Naya celingukan mencari tempat dia duduk.
Naya balas melambai tangan sambil berlari kecil menghampiri Revina dan Katya.
"Lo udah dipesenin mie ayam tanpa sasa kayak biasanya," ucap Revina seraya mendorong mangkuk mie ayam milik Naya mendekat ke empunya.
Naya mengangguk, lantas duduk disebelah Katya. "Makasih ya sayang-sayangnya gue. Duh gak kuat laper banget daritadi tuh," keluhnya didukung dengan wajah masam.
"Laper-laper juga, tapi lo senengkan bisa ngelihat Naka sedeket itu?" goda Katya yang paling tahu soal sumber kebahagiaan Naya itu.
Naya menunjukan cengiran lebarnya sambil memiringkan kepala.
Diantara semua orang yang tahu tentang rahasia cinta diam-diamnya, Revina dan Katya merupakan 2 dari satu-satunya orang yang mengetahui itu.
"Lo tuh ya gak ada capeknya jadi secret admirer-nya Naka. Kayak selama satu tahun setengah ini lo sama sekali gak nemuin cowok yang lebih cakep dari dia," sambung Katya seraya memakan dimsum kesukaannya.
Naya menghela napas disela-sela makannya. Dia menatap Katya yang memiliki paras cantik dengan mata sedikit sipit, alis tebal yang rapih, pipi tirus dan dagu yang lancip. Huft. Jelas paras Naya kalah jauh dengan Katya. Dari kelas 10, Katya sudah jadi incaran kakak kelas. Begitu juga Revina yang sama cantiknya dengan Katya. Pokoknya diantara mereka bertiga hanya Naya yang wajahnya paling biasa aja.
"Kat, lo kan tahu yang suka sama gue nggak banyak. Gue juga nggak secantik kalian berdua. Lo, Kat, udah berapa kakak kelas yang nembak sampe sekarang? Lebih dari sepuluhkan. Terus Revina, berapa banyak adik kelas yang sekarang ngejar lo? Lah gue, jangankan kakak kelas atau adik kelas, temen seangkatan aja gak ada yang mau." Lagi-lagi Naya mengeluh. Dia memang kerapkali insecure pada teman-temannya yang berwajah cantik.
"Udah gitu mendam perasaan itu lebih baik daripada ditolak mentah-mentah sama Naka. Seantero sekolah, gak ada yang mukanya semanis Naka," imbuh Naya. Dia kembali melanjutkan makan mie ayamnya.
Revina dan Katya tak mau berkomentar jika Naya sudah membahas fisik mereka. Padahal bagi keduanya, Naya juga cantik dan manis. Selain itu, dia mudah bergaul, malah circle pertemanannya lebih luas Naya ketimbang Revina dan Katya.
Hanya saja Naya selalu merasa bahwa dia tidak memiliki siapa-siapa selain Revina dan Katya. Sebenarnya banyak juga cowok yang mau ngedeketin Naya, tapi kebanyakan dari mereka minder karena Naya pintar, berbakat dan terlalu mandiri seperti tidak butuh cowok untuk mendapinginya. Dari tingkahnya Naya kelihatan seolah dia sudah punya pacar, hal itulah yang membuat kebanyak cowok memilih diam-diam juga mendekatinya.
Revina dan Katya adalah saksi bagi para cowok-cowok yang menyukai Naya. Naya saja yang tidak percaya kalau dirinya juga banyak yang suka.
Naya pernah bilang, sebanyak apapun cowok yang suka sama dia, tapi Naka gak akan pernah jadi salah satunya.
Intinya, yang Naya harapkan dan mau ya cuma Naka Brahma Gatara saja.
Revina berujar menengahi. "Yaudah. Sekarang lo dapet apa dari hasil rapat?" Alisnya yang rapih itu terangkat sebelah.
Seketika, senyuman lebar merekah di wajah Naya membuat matanya menyipit bak bulan sabit. "Gue dapet foto Naka banyak bangeeettt," ucapnya antusias sambil memukul meja heboh.
Revina terkikik geli menyaksikan tingkah Naya yang mirip monyet ini. Sudah jadi hal lumrah bagi dia dan Katya melihat gelagat berlebihan yang Naya lakukan tiap kali bersangkutan soal Naka. Yap, Naka telah merubah banyak hal dalam hidup Naya. Baik kepribadiannya yang jadi lebih sensitif tentang cinta, insecure tingkat tinggi, gelagat mirip monyet atau bakal menjadi orang paling tertutup dan pendiam didepan cowok yang berstatus ketua OSIS itu.
Naya selalu memiliki caranya sendiri untuk mengabadikan perjalanan cintanya dengan Naka yang masih bertepuk sebelah tangan. Naya tetap bangga meski belum mampu meraih tangan Naka. Dia akan berjuang hingga titik darah penghabisan sampai~Naya sendiri tidak tahu sampai kapan perasaan ini berlangsung.
•••
On going...
![](https://img.wattpad.com/cover/344083561-288-k360298.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
There's Only You
Teen FictionNaya dilema, pada sebuah pilihan yang mengharuskan dia mengorbankan perasaannya. Tadinya, perasaan itu selamanya hanya milik Naka~cowok manis yang namanya sudah lama tersemat di hati Naya. Namun, kehadiran Shaka~santri yang tak kalah manis dari Naka...