"R-Rose?" Keduanya mengucapkan dengan tidak percaya.
"Ka Somi, apa kamu kenal Rose?".
Lisa dan Karina berhenti saling menggoda dan perhatian semua orang beralih pada kami.
Somi tidak menjawab karena perhatiannya hanya tertuju padaku. Bahkan Mark juga tidak bisa mempercayainya. Aku seperti hantu di mata mereka berdua.
"Uhm... sepertinya kalian saling mengenal. Ini menakjubkan!" Kata Karina
"Kalian sudah saling kenal? Bagaimana itu bisa terjadi?" tanya Lisa.
Somi menjawab tetapi dia masih menatapku. "Kamu benar! Ini seperti omong kosong!"
Mereka diam.
"Baiklah.. Sepertinya kalian perlu bicara, ayo beri mereka ruang." Kata Jisoo
Meskipun yang lain terlihat bingung, mereka mengikuti Jisoo.
Mata Jennie secara tidak sengaja tertuju padaku. Seperti biasa, tanpa ekspresi. Aku tidak bisa membaca apa yang ada di pikirannya sekarang.
Aku melihat kembali pada Somi ketika dia berbicara.
"Ayo cari tempat. "
Sekarang kami berada di dekat air terjun. Kami cukup jauh dari lokasi kelimanya.
"Maaf, aku hanya tidak ingin kamu khawatir dan ini satu-satunya agar Daddy tidak mengganggumu dan memaksamu untuk memberitahu di mana aku berada. Aku tahu Daddy, dia tidak akan berhenti ketika dia tahu bahwa kamu tahu di mana aku berada." Aku menjelaskan, aku mendengar desahan Somi, dia juga memegangi kepalanya dan menggelengkannya.
"Tapi kami harap kamu menelepon atau mengirim pesan pada kami bahwa kamu baik-baik saja." Mark berbicara.
Dia merajuk dengan nadanya.
Aku malu karena aku tidak melakukan itu ada mereka. Mereka adalah salah satu yang harus aku percayai tetapi aku masih merahasiakannya dari mereka.
"Kenapa kamu bersembunyi?" tanya Somi.
Mereka memang tidak tahu apa penyebabnya.
"Iya Rose. Tahukah kamu bahwa sekolah mencari mu? Tetapi orang tuamu bungkam. Mereka tidak memberi tahu apapun tentang kamu."
Aku tidak melakukan apa-apa dan aku hanya menceritakan apa yang terjadi sebelum aku meninggalkan rumah. Terutama apa yang orang tuaku bicarakan tentang pernikahan "Awalnya aku pikir itu denganmu Mark karena orngtua kita cukup dekat tetapi aku ingat di pesta terakhir yang kelurgaku hadiri. Aku di kenalkan dengan Chanyeol, dan aku rasa dia lah orangnya."
"Tentang paman Smith, dia pernah memberi tahu ayahku tentang pernikahan juga tetapi Ayahku tidak setuju. Dia ingin aku menikahi gadis yang sangat aku cintai."
Mark menatap Somi yang membuatnya salah tingkah.
Aku tersenyum karena bagus mereka berdua akhirnya mengakui bahwa mereka adalah pasangan yang sempurna.
Somi tersenyum dan memperbaiki rambutnya yang berantakan.
"Ngomong-ngomong, maksudmu jadi Chanyeol yang akan menikah denganmu?"
"Ya." Aku menjawab dengan anggukan.
Mereka berdua saling memandang dan aku melihat Somi menggelengkan kepalanya. "Tunggu, bukankah dia anak dari Presiden Grup Perusahaan Bieber?"
Aku mengangguk pada Mark. Smith dan Bieber telah menjadi mitra bisnis sejak lama. Hubungan antara keluarga kami cukup erat.
"Rose." Aku memandang Somi dan dia terlihat serius. "Sepertinya salah besar kamu ada di sini."
Aku bingung dengan apa yang dia katakan dan aku akan bertanya mengapa, tetapi dia berbicara lagi.
"Mereka tidak tahu siapa kamu, kan?" Aku mengangguk. "Kalau begitu, kami akan membantumu menyembunyikan identitas aslimu dari keempatnya. Agar ayahmu tidak mengetahuinya dan juga untuk keselamatan mereka."
Aku tersenyum tapi aku menangkap sesuatu dalam apa yang dia katakan. Empat?
"Mengapa hanya empat?"
Dia tersenyum sebelum berbicara. "Aku tahu sepupuku Jisoo sudah mengenalmu sebagai Roseanne Smith"
Aku melihat ke arah Jisoo tidak percaya.
Dia bersama keempatnya dan mereka dengan senang berbicara sambil duduk.Sepertinya dia memang sudah mengenalku dari awal. Dan itu sebabnya dia memberiku tatapan aneh ketika aku pertama kali tiba di rumah mereka.
Setelah kami selesai bicara, kami mendekati mereka.
Kami mendapat perhatian Jisoo dan aku tidak bisa berpaling darinya. Aku malu karena dia tahu siapa aku sebenarnya.
Aku masih bertanya-tanya mengapa dia tidak memberi tahuku dan yang lainnya.
"Apakah kamu sudah selesai bicara?" tanyanya sambil tersenyum.
"Ya, tunggu, apa kamu sudah memasak?" Somi menarik Mark untuk duduk di sebelahnya dan aku tersenyum.
"Rose? Kamu tidak berencana untuk duduk?" tanya Karina sambil tertawa.
Ya, aku satu-satunya yang berdiri.
"Rose, kamu di sini." Lisa menepuk tempat kosong di sebelahnya, itu ada di antara dia dan Jennie.
Aku menarik napas dalam-dalam sebelum berjalan menuju tempat Lisa.
Ketika aku sampai di tempat aku akan duduk, Jennie pindah "Duduklah di sini." Jennie pindah ke tempat duduk yang seharusnya aku duduki. Dia juga mengetuk tempat di sebelahnya.
"Rose yang akan duduk di sini, bukan kamu. " Lisa menatapnya dengan campuran jengkel.
Jennie tidak memperhatikan apa yang dikatakan Lisa karena dia hanya melihat padaku. Aku tidak bisa berbuat apa-apa jadi hanya duduk di tengah-tengah antara Jennie dan Jisoo sekarang.
"Jennie Unnie benar-benar manis!" Kata Karina yang berada di sebelah Somi dan Mark.
"Benar-benar maniskan, ka Lisa." Karina terkikik, mulai menggoda lagi.
"Cukup, ayo makan." Jisoo menegur keduanya karena kalau tidak mereka akan saling menggoda lagi.
Jisoo memasak semua makanan di depan kami. Ada juga buah-buahan yang segar dari kebunnya.
Di tengah pembicaraan, Karina tiba-tiba mengajukan pertanyaan. Aku merasa gugup. "Kak Somi, bagaimana kamu dan Rose bertemu?"
Somi menatapku dan Mark berhenti makan. Kami sudah membahas bahwa keempatnya tidak boleh tahu apa-apa dan itu untuk keselamatan mereka.
"Dia adalah sahabat dari temanku jadi kami saling kenal."
"Ah itu bagus. Setidaknya kalian berdua jadi saling mengenal."
Jelas mereka tidak terlalu memperhatikan apapun.
Kecuali Jisoo yang duduk di sebelahku. Dia hanya tersenyum.
Aku masih sangat penasaran kenapa dia tidak memberitahu teman-temannya tentang siapa aku sebenarnya? Aku bukan Roseanne Mars yang mereka kenal.
Sepertinya akan sulit untuk bertindak sesuai dengan apa yang kamu inginkan ketika orang lain tahu tentang rahasiamu.
Aku ingin tahu apa alasannya.
..
Maafkan untuk Chaptr yang sedikit ini..
✌🏻😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Roommate
FanfictionRosie bukan satu-satunya yang akan tinggal disana. Dia akan bersama dengan lima wanita cantik lainnya, dengan kepribadian yang berbeda dan akan mengubah hidupnya. Tapi, apakah hanya kebetulan dia bertemu dan tinggal bersama lima wanita cantik itu da...