0.13

539 42 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini, hari yang paling ditunggu-tunggu oleh generasi terakhir keluarga Essefie

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari ini, hari yang paling ditunggu-tunggu oleh generasi terakhir keluarga Essefie. Bagaimana tidak, hari ini adalah hari pembagian saham serta penyerahan perusahaan kepada salah satu cucu keluarga Essefie.

Acara berjalan begitu lancar, diawali dengan sambutan dari sang kakek tentunya.

"Babe," panggil Jeno kepada Karina yang fokus terhadap handphone.

Sejujurnya Karina sedikit geli, tapi karna tuntutan dari Rajendra, Karina bisa apa.

"Iya?" Karina tersenyum ramah.

"Ada hal yang dikhawatirkan, Karina, sayang?" Kata Rajendra dengan suara rendahnya.

Karina ngedenger nya sedep sedep ngeri, apa lagi sekarang mereka nyoba latihan biar gak kaku kalo didepan keluarganya. "Nggak kok," Karina mengecup pelan bibir Rajendra. Untung, Rajendra dan Karina ada di ruangan khusus. Karina yang memintanya.

Perlahan-lahan, ciuman tersebut menjadi lumayan seduktif. Karina memukul lengan Rajendra agar menghentikan aktivitas nya, karna dirinya mendengar orang yang mengetuk pintu di luar sana. Namun, sepertinya Rajendra tampak tak peduli, Rajendra justru menarik tengkuk Karina.

Perlahan-lahan ciuman tersebut turun ke leher jenjang Karina. "Rajendra, fuck. Jangan, jangan. Ada acara." Karina menjambak rambut Rajendra.

BRAKKKKK

Pintu di dobrak paksa oleh Naresh. Serta para pelayan dibelakangnya. "BANGSAT!" umpat Naresh menutup matanya dan lari menjauh dari ruangan tersebut.

Sementara ibu-ibu/para pembantu Rajendra ngefreeze ditempat. Rajendra yang sudah berhenti dan menatap para pembantu tersebut dengan tatapan malu, dan Karina yang menenggelamkan wajahnya menahan rasa malu.

Vahma muncul begitu saja di depan pintu mereka sambil membubarkan pembantu nya, "boy, your timing is off. Cepet, waktunya mepet. Bukan saatnya berbuat mesum. Karina, lain kali tendang aja masdep jendral nya. Oiya, jangan lupa tutupin pake concealer. Kalo gak ada seenggaknya cepolannya di urai aja." Vahma pergi begitu saja.

Karina mengaca pada kaca, terlihat sekali 1 tanda merah tercetak jelas pada lehernya.

"Kita lanjutin nanti malem oke?"

Gara-gara lo!  (Jeno一Karina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang