0.11

539 47 1
                                    

Didalam hidup Karina, tidak pernah terbayang bahwa dirinya akan berkomitmen dengan Rajendra, pria yang ia benci selama ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Didalam hidup Karina, tidak pernah terbayang bahwa dirinya akan berkomitmen dengan Rajendra, pria yang ia benci selama ini. Komitmen? Sejujurnya Karina tidak percaya apa itu komitmen.

Semenjak kemarin, kabar Karina menikah dengan Rajendra tersebar luas di daerah manapun. Dan 2 hari yang lalu, Karina dan Rajendra sudah menikah secara negara juga.

Rajendra masuk kedalam mobil, membawakan 2 gelas cup pop ice rasa vanilla blue. Karina sendiri yang meminta Rajendra untuk mampir terlebih dahulu disebuah pasar malam. Ya, masih sore sih... Tapi ada beberapa pedagang yang mulai mendirikan tenda nya.

"Ayok, gas cabut." Ujar Karina.

"Lah, kesini Jajan nya pop ice doang? Lo gak liat apa, disana ada bakso bakar, bakso mercon, cilok edun, takoyaki, cilor, maklor cimin, gulung一"

"Diem kek, gue lagi berusaha menghindari makanan yang kayak gitu tau!"

Rajendra mengangguk, rasanya lama sekali untuk mengantar Karina ke rumahnya. "Kapan lo udah bisa nerima semuanya Rin?"

Karina terdiam, ada benar nya juga apa yang Rajendra tanya. Pernikahan tetap lah pernikahan walau di awalnya tidak didasari cinta bahkan didasari paksaan. Karina ngeri-ngeri sedep kalo dia jadi janda karatan.

"Karina."

"Eh iya, apa?"

"Kalo orang nanya tuh denger, jawab jangan melamun."

Karina mengangguk, jujur saja, dirinya malas menjawab pertanyaan Rajendra tadi. Tapi sebisa mungkin Karina jawab dengan kata yang tidak ambigu. Ya, setidaknya, membuat Rajendra tenang.

"Gue udah nerima semuanya, tapi belum sepenuhnya. Gue masih dendam aja gitu sama papih, dan bonyok lo."

Rajendra mengangguk setuju. "Gapapa Rin, butuh waktu untuk Nerima semuanya. Perlahan-lahan aja, gak usah cepet-cepet kok. perlahan-lahan tapi pasti jadinya."

Karina mengangguk setuju, "oh ya, udah diselidiki sama lo? Yang kasus kemarin."

Rajendra mengangguk, "iya, udah. Tapi mereka menghilang tanpa meninggal kan jejak. Menurut gue, kalo anggota lo sama gue disatuin pasti bakal lebih baik, cepet ketemu nya. Gimana?"

Karina tampak berpikir, "iya deh, gue pikir-pikirin dulu."

Lagi dan lagi Rajendra mengangguk, dirinya mulai melajukan mobil tersebut dengan perlahan.

Disepanjang perjalanan Karina enggan sekali untuk menginjakkan kakinya ke dalam rumah masa kecilnya. Rumah tersebut begitu banyak luka yang membekas untuk ingatan Karina, ntah mengapa... Karina benar-benar benci Aarav yang selalu membela ia jika kena ambek mendiang Laras. Hari demi hari, menurutnya semua terlihat memburuk, dari sana sini banyak sekali masalah demi masalah yang bermunculan.

Tuhan tau apa yang terbaik untuk kita, Tuhan tau apa kita bisa menjali hidup ini apa tidak, Tuhan tau ujian mana yang bisa kita lalui atau tidak. Karina enjoy enjoy saja menjalani hidupnya yang penuh goncangan dari sana sini. yaaa, beberapa kali dirinya sempat down karena masalah yang ada. Tapi untunglah, orang-orang terbaiknya selalu berada di sisinya.

Gara-gara lo!  (Jeno一Karina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang