-----------------------------------------------
Hari begitu cerah.
Disaat para burung berkicauan dari sisi dahan, hingga mereka terbang tinggi melewati pepohonan. Bahkan burung itu terbang diatas danau yang mengkilap oleh pantulan sinar matahari.
Benar-benar hari yang berbahagia.
Yah hanya untuk beberapa orang tentunya.
Surai merah, tokoh utama laki-laki kita kali ini tengah duduk didalam sebuah taxi. Dia melihat keluar sana tanpa tersenyum menyender pada kaca. Ekspresinya terlihat begitu lelah seakan baru saja bekerja keras.
Pikirannya dipenuhi oleh berbagai masalah yang tengah muncul di cerahnya hari.
Sebenarnya apa-apaan sih? Kenapa Tsukumo-san tidak mengangkat telponku? Apalagi aku sampai menghabiskan uang.... Pikirnya penuh keluhan.
Pandangannya langsung melihat isi tas dan gitar yang dibawanya. Dia reflek langsung melihat isi dompet. Mulai mengkhawatirkan soal uang.
Yah, aku memang masih ada uang untuk bulan depan... setidaknya kerja sambilanku cukup untuk membiayai hal pokok...
Taxi pun sampai didepan rumahnya. Sungguh perjalanan yang jauh dari perkotaan. Pasalnya dia tinggal di sebuah desa kecil dengan danau dibelakang halaman rumahnya.
Rumahnya pun tidak terlalu megah, cukup untuk bertiga layaknya rumah minimalis modern yang tidak mewah.
"Semuanya 1200 yen." Ujar pengemudi taxi.
Tentu itu membuat Riku terkejut. Bagaimana bisa total harga segitu hanya dari kota ke desa. Tapi mau bagaimana lagi? Yang namanya Jepang memiliki harga taxi tinggi.
Dengan pasrah, Riku menyerahkan uangnya yang sekarang hanya tersisa 1000 yen. Dengan mengeluh dia berjalan sempoyongan menuju gerbang rumah, untuk melihat ada mobil yang terparkir disana.
Apa ada tamu? Tapi untuk apa mereka datang ke pedesaan begini? Apa kenalan Tenn-nii atau Ayah?
Terlihat mobil itu cukup mewah namun standar. Melihat pintu yang terbuka dia bersiniatif masuk. Yah, tentu saja, itu kan rumahnya sendiri. Justru dia heran kenapa tamu ini masuk duluan padahal Riku sudah mengunci pintu.
Setidaknya dia menutup kepala dengan hoodienya juga memakai masker agar tidak dicurigai. Bukannya terbalik?
"Uh, Halo? Apa ada seseorang didalam?" ujarnya waspada, A-apa ada maling atau semacamnya?
Hingga dia menabrak suatu kardus. Setelah dilihat, jumlahnya banyak seakan ada yang pindah kerumahnya.
Itu membuat Riku heran dengan apa yang terjadi. Seakan barang-barang dirumah bertambah dan beberapa barang dikeluarkan.
Dia pun pergi lebih dalam. Melihat seseorang disana, mengenakan pakaian biasa yang tengah menata barang.
Riku langsung berbicara, "A-anu kenapa kau ada dirumahku?" Tanya nya yang mulai marah.
Pria itu berbalik, memperlihatkan surai ravennya dan manik obsidian. Sungguh pria yang sangat tampan... pikir Riku. Dia langsung menggeleng sekuat tenaga agar tidak terpengaruh.
Pria itu mendengus memberi tatapan dan nada dingin, "Kau sendiri siapa? Kenapa masuk ke 'rumah ku' ?"
Tunggu dulu, apa pria ini baru saja berkata kalau ini adalah rumahnya? Riku benar-benar marah sekarang.
"I-ini rumahku! Tidakkah kau lihat ada beberapa foto disana!" Riku menunjuk ke dinding membuat pria itu melihatnya. Namun ditanggapi oleh helaan nafas.
"Kau yang memakai tudung dan masker bagaimana bisa memberi bukti yang jelas?" ucap pria itu dengan tajam. Lalu dia mengeluarkan sebuah dokumen atas kepemilikannya dan surat hak rumah yang di sponsori oleh Tsukumo Ryo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Home
Fiksi Penggemar"EEEHHh?! Maksudnya, kau dan aku...." Hanya karena dia menemukan surai raven berada didalam rumahnya, hidupnya menjadi berubah 180 derajat. Bagaimana Riku mempertahankan rumahnya agar bisa kembali? Simak yok>.< Fanfic Ioriku~ IDOLISH7 AU~ Teri...