06. Kehadiran mereka seakan angin lewat

38 25 2
                                    

Sore telah tiba Kenzo yang sedang bersantai di balkon kamarnya mendapati ponselnya yang bergetar menandakan ada pesan yang masuk.

Mama

Bang
Jemput mama sama papa
Di bandara sekarang!

Otw.

Setelah membaca pesan singkat dan membalasnya Kenzo memasuki kamarnya mengambil jaket dan kunci mobil di meja belajar lantas berjalan menuju kamar Kei.

"Kei gue mau ke bandara lo mau ikut ngga?" Tanya Kenzo memasuki kamar Kei dan mendapati Kei yang sedang menyisir rambut sehabis mandi.

"Ikut dong." Jawab Kei sembari menoleh ke Kenzo.

"Gue tunggu di depan."

"Oke."

30 menit berlalu kini Kenzo dan Kei sudah sampai di bandara dimana pesawat yang ditumpangi mama dan papa keduanya mendarat.

Dan kini keempatnya sudah memasuki mobil yang mengemudi masih Kenzo hanya saja di sampingnya berubah menjadi papanya yang semula di situ Kei, di kursi belakang Kenzo ada mamanya dan di sampingnya ada Kei yang sibuk dengan ponselnya.

Hingga tak terasa mereka semua sudah sampai di rumah dengan suasana yang berbeda menurut Kenzo.

Kini kedua orang tuanya sudah keluar dari mobil meninggalkan Kenzo dan Kei yang masih stay di dalam mobil entah apa yang mereka pikirkan.

"Bang." Kenzo tersadar dari lamunannya lantara Kei memanggilnya dengan menepuk bahu kanannya.

Kenzo memutar kepalanya ke belakang menghadap Kei sembari mengangkat alisnya seakan bertanya 'apa.

"Ngga jadi." Setelah mengatakan itu Kei keluar dari mobil.

Kei memasuki rumah dan mendapati Hendra Papanya yang sedang duduk di sofa yang berada di ruang keluarga.

Kei tak ada niatan untuk ikut duduk di samping Hendra dia hanya berjalan melewatinya, tapi ketika hendak menaiki tangga suara Hendra terdengar dingin di telinga Kei.

"Kei papa denger kamu pindah sekolah ke sekolahan abang mu, itu benar? Dan kenapa pindah?" Pertanyaan yang dilontarkan Hendra membuat Kei takut setengah mati tapi ia tutupi dengan muka dingin dan datarnya.

"Iya Kei pindah, Kei pindah biar bisa deket sama bang Kenzo, papa juga tau kalo Kei itu jauh sama papa mama makanya Kei mau deket masa bang Kenzo aja." Kei menjawab tanpa melihat Hendra dan langsung berjalan kembali menuju kamarnya.

Hendra hanya menghela nafas berat lalu menatap anak sulungnya yang baru saja masuk ke dalam rumah.

"Ken duduk." Ucap Hendra dengan nada yang dingin.

Kenzo hanya menuruti perkataan sang papa lalu duduk di sofa samping papanya.

"Apa?" Tanya Kenzo tak kalah dingin dengan papanya.

Jisu sang mama yang baru saja dari kamar mandi lalu duduk di samping suaminya.

"Papa mau kamu nanti kuliah di Jerman."

"Ngga mau."

"Kenapa dari dulu kamu selalu nolak permintaan papa dari waktu masuk SMA papa udah milihnya yang terbaik buat kamu di Putih Garuda tapi apa kamu malah sekolah di Cakrawala dan sekarang kamu mau nolak lagi untuk kuliah di Jerman." Ucap Hendra yang sudah cukup emosi.

"Papa mikir ngga sih kalo Ken kuliah di Jerman trus Papa sama Mama ada bisnis di luar negri juga atau ngga di luar kota aja deh, dan Kei di rumah sendiri gitu ngga ada temennya ya walaupun ada bi Inah sama mang Ujang tapi tetep aja kei tetep kesepian nantinya, Papa mikir sampai situ ngga?" Setelah mengatakan itu Kenzo berdiri dari duduknya berjalan dengan penuh emosi memasuki kamarnya.

Tanpa Kenzo sadari Kei mendengar semua perkataan Kenzo di bawah sana tentang dirinya yang amat begitu Kenzo sayangi.

"Gue selama ini cuma nyusain bang Kenzo ya?" Batin Kei bertanya tanya kepada dirinya sendiri hingga tak sadar satu tetes air matanya lolos menetes melalui pipi indahnya.

Yang di bawah sana.

"Lihat anak Mama bandel banget kalo di omongi." Ucap Hendra menatap pintu kamar Kenzo yang tertutup.

"Dia juga anak Papa, udah ah Mama mau ke kamar istirahat badan pegel pegel." Ucap Jisu yang kemudian beranjak pergi dari situ.

***

Paginya Kei tengah bersiap untuk sekolah. Memakai dasi dan juga memakai sepatunya dan mulai beranjak pergi ke sekolah.

Kei berjalan menuju kamar Kenzo dan membuat pintu kamar mendapati Kenzo yang sedang memakai dasi, Kenzo sedikit terkejut melihat Kei yang sudah lengkap dengan tas yang ada di pundaknya.

"Kenapa?" Tanya Kenzo yang kembali memakai dasinya.

"Gue hari ini mau berangkat sendiri boleh ya, boleh dong pastinya." Setelah mengatakan itu Kei keluar kamar tanpa menutup pintunya.

"Gue belum jawab ego!" Kenzo berjalan dengan langkah lebar menuju pintu kamarnya dan melihat Kei yang sudah keluar dari rumah. Lalu Kenzo menoleh ke arah meja makan dan hanya mendapati bi Inah yang tengah mempersiapkan sarapan untuk penghuni rumah ini termasuk juga dia sendiri.

Setelah selesai bersiap siap Kenzo berjalan menuruni anak tangga satu persatu untuk menuju meja makan, tapi saat sudah hampir sampai Kenzo mengurungkan niatnya untuk bersarapan lantara melihat kedua orang tuanya yang sedang makan di sana. Dengan cepat Kenzo memutar balik tubuh untuk berjalan keluar rumah.

Di sisi lain Kei sedang dalam perjalanan menuju sekolah dengan ojek online yang ia pesan tadi sebelum meminta izin kepada Kenzo.

Saat sedang menikmati udara di pagi ini tersentak kaget lantaran tukang ojeknya berhenti dengan berlahan lahan.

"Lah kok berhenti sih mas?" Tanya Kei yang masih tetap duduk di jok belakang.

"Bensinnya habis ternyata mbk." Jawab tukang ojek tersebut.

"Kok bisa habis." Kei turun dari motor sembari melepas helm yang semula dia pakai.

"Ya bisa mbk kemaren lupa ngisi." Jawab tukang ojeknya sembari tersenyum tanpa dosa.

"Ya udah deh saya turun di sini aja."

"Maaf ya mbk."

"Gapapa mas dan ini uangnya." Ucap Kei sembari memberikan uang 10 ribu.

"Buat saya itu mbk?" Tanya sang tukang ojek menatap uang yang di berikan Kei.

"Lah mas nya ngojek kan?"

"Ya ngojek, tapi biasanya tuh kalo ada penumpang ngojek ke saya trus belum sampai tujuan kaya mbk nya ini biasanya ngga mau bayar." Jelas tukang ojeknya panjang lebar.

"Udah mas ribet saya dengarnya intinya ini buat mas." Ucap Kei menyodorkan kembali uangnya.

"Makasih mbk."

Lalu setelah itu Kei berjalan menuju halte bus yang kebetulan tidak jauh dari dia berhenti tadi.

Cukup lama menunggu Kei melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul tujuh kurang lima belas menit. Tadi dia berangkat pukul setengah tujuh dan jarak ke sekolah sekarang sekira sepuluh menitan lagi.

"Lama bangat ege naik taksi aja kalik ya udah mau jam tujuh juga telat mampus gue." Setelah menunggu bus cukup lama Kei memutuskan untuk menaiki taksi saja. Jika di pikir pikir sedari tadi kebanyak taksi yang lewat daripada bus umum.

Entah semesta memihaknya atau gimana terlihat taksi dari ujung sana tanpa banyak pikir Kei langsung melambaikan tangan ke mobil taksi tanda ia akan menaikinya.

"Pak SMA Cakrawala ya." Ucap Kei kepada pak supir lalu masuk

kedalam mobil. Dan saat memasuki mobil Kei mendengar suara cowok yang ada di dalam mobil, dia siapa?

--oo00oo--

Keivorra ( Hiatus )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang