[10]

164 24 1
                                    

Haruto tak pernah sepanik ini.

Berlari di Koridor Rumah sakit tanpa melihat kesana kemari, memfokuskan pikirannya pada satu ruangan.

Ini kali pertama setelah beberapa tahun ia kembali berlari kesetanan seperti ini, setelah kelahiran adiknya.

Haruto yang sedang mengikuti kelas olahraga tiba-tiba diteriaki Doyoung dari sisi lapangan dan mengatakan bahwa sang Kakak telah siuman, membuat Haruto langsung berlari mengikuti Doyoung tak peduli Guru yang memanggilnya untuk kembali kelapangan.

Air matanya tak berhenti mengucur, membuat ia kesulitan untuk menghapusnya.

Doyoung ada dibelakangnya sama-sama berlari menuju Ruangan Kim Junkyu.

Brak!

Pintu di banting keras menampakan Haruto disusul dengan Doyoung yang sedang berusaha meraup udara sebanyak-banyaknya dengan bercucuran keringat.

Mata Haruto terfokus pada seseorang yang sedang menatapnya, ia berjalan perlahan kakinya terasa lemas saat melihat wajah pucat yang hampir 2 minggu tak sadarkan diri dan terbaring di ranjang.

Semakin dekat malah membuat hati Haruto semakin sakit, ia tak terima saat air wajah itu menatapnya tersenyum.

Seolah dia baik-baik saja.

Haruto berhenti terdiam didepan Junkyu, Junkyu meregangkan tangannya meminta Haruto untuk memeluknya.

Tak butuh waktu lama Haruto menarik tubuh kekasih nya masuk kedalam dekapannya, dekapan yang selama ini ia rindukan.

Pemuda lebih muda kembali menangis, kantong mata miliknya tak kuasa menahan begitu banyaknya air mata yang mengalir.

"Maaf"

Satu kata yang hanya bisa Haruto rapalkan, ia tak punya persiapan ia juga tak punya serangkaian kata yang bisa ia keluarkan untuk membela dirinya jika ia disalahkan.

Jikapun iya. Dirinya tak bisa lebih tepatnya takkan sanggup, melihat betapa berantakannya sang Kekasih tak menutup kemungkinan jika Haruto hanya akan bisa mengatakan maaf dan maaf.

Junkyu juga tak jauh beda dengan Haruto, tangannya terulur untuk mengusap punggung Haruto pelan, ia tak tega melihat Haruto yang kusut seperti ini.

Hanya demi melihatnya ia rela membolos, padahal Junkyu telah berpesan untuk tidak memberitahu Haruto saat sedang sekolah.

"Ka maaf"

Junkyu mengangguk menyamakan pelukannya dengan Haruto.

"Udah gk usah minta maaf, bukan salah kamu ko"

Haruto menggeleng.
"Ini salah aku, coba kalau aku cegat kakak coba aja kalau aku gk ngomong kaya gitu coba aja kalau aku gk emosian coba aj-hiks"

"Udah ih, udh susah ngomong gitu juga"

"Tapi hiks ini salah aku juga"

Junkyu hanya mengangguk mengiyakan ucapan Haruto.

"Udah ih gak malu sama Doyoung diliatin gitu"

Doyoung yang memang sedari tadi berdiri dibelakang Haruto tersenyum.

"Cengeng tuh ka, awas to gua juga mau pelukan"

Haruto mendengus tapi tetap menggeser tubuhnya untuk memberikan ruang supaya Doyoung bisa berpelukan dengan kakaknya.

Doyoung berjalan mendekati Junkyu.

"Ka"

Pelukan era ia berikan kepada sang kakak, air matanya kembali mengalir yah dia tak ada bedanya dengan Haruto sama-sama cengeng.

Sweet Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang