Tiga Pewarna

1.3K 79 2
                                    

Mengandung Harsh Word⚠️, tolong bijak dalam memilih yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

*****

"BANGSATTTT!!!!"

"LARI! LARIII!!!"

Gesekan antara sepatu dengan jalanan terdengar memekakkan telinga.

Di sebuah jalan tanpa lapisan aspal dengan sampah-sampah bau busuk sebagai pendamping. Tiga remaja dengan seragam SMA, yang bagian logo sekolahnya sengaja ditutupi jaket, lari terbirit-birit dengan seorang pria berbadan besar di belakangnya.

Sesekali, bila dirasa jarak terhadap pria itu cukup jauh, dilemparnya kerikil hingga batu berukuran sedang ke belakang. Berkali-kali sengaja belok ke gang-gang sempit tak juga membuat pria itu kehilangan jejak.

"Anjing, dada gue sakit."

"Tahan bentar sampe jalan besar!"

"Ada mobil pick up di depan!"

"Heh, itu Bang Ajuy!"

"Ayo cepet!!"

Badan pria itu memang besar. Rasa-rasanya akan mudah membuat ketiga anak itu raib jika sampai mereka tertangkap. Jadi mereka lebih memilih untuk menghindari daripada kekeuh melawan dan berakhir jadi manusia geprek.

Kadang, ada beberapa hal yang memang lebih baik dihindari.

"BANG AJUY NEBENG! BANG! BANGGG!!"

Saat tinggal beberapa sentimeter, yang suaranya paling melengking berteriak kencang hingga supir mobil pick up berambut gondrong itu reflek menghentikan kendaraannya.

"Anjing, nggak kuat sumpah!"

Yang perempuan tiba-tiba berhenti, hampir terhuyung ke depan karena kelewat lelah. Namun segera digotong dua remaja lainnya dengan posisi yang sangat tidak etis.

Supir pick up yang masih menyipitkan mata, berusaha mengenali siapa wajah di balik suara melengking yang membuat jantungnya hampir copot. Nasib usia terlebih matang, penglihatan pun tergerus zaman.

Hingga sosok tiga remaja yang berpenampilan tak asing terlihat berlari mendekat. Dengan posisi yang dua laki-laki, menggotong satu perempuan.

Remaja laki-laki pertama mengenakan jaket varsity berdominasi warna hitam dan putih, menggotong bagian atas temannya. Rambut hitamnya ikut bergerak cepat mengikuti langkah kakinya.

Laki-laki kedua mengenakan jaket jeans hitam, menggotong bagian bawah temannya sembari memegangi bagian bawah rok temannya takut-takut ada angin yang terlalu kencang hingga membuat aset temannya itu terlihat.

Yang digotong pasrah karena kepalanya terasa makin muter akibat terguncang, seperti bagian pengering mesin cuci kematian yang tidak ditutup dengan benar. Bagian ketiak hoodie hitam miliknya sudah terlihat basah, menjadi bukti perjuangan beberapa menit mencekam yang sempat dilaluinya.

"Alamak, klean ini mau joget Blekping kah?" ujar si sopir yang tadi disebut Bang Ajuy, deja Vu karena kemiripan posisi bocah-bocah itu dengan koreografi lagu berjudul Boombayah kepunyaan salah satu grup musik Korea.

The Shades [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang