02

1.6K 212 7
                                    

Wei wuxian terdiam, setelah 'membelinya' Hua Cheng langsung membawa nya ke kediaman mewah Panglima itu. Dan disinilah ia sekarang, di kamar pribadi milik Hua Cheng. Tidak ada yang ia lakukan selain berdiri di samping tempat tidur mewah itu. Menunggu tuan nya kembali.

Satu jam, dua jam Hua Cheng tak kunjung kembali. Malam semakin larut dan kaki Wei wuxian sudah pegal berdiri sejak tadi. 
Sampai akhirnya ia harus jatuh ke lantai karna kakinya tak sanggup lagi berdiri lebih lama. Ia memijat betis nya perlahan. Betis itu tampak sedikit kaku dan agak membengkak. Wei wuxian tetap dalam posisi nya sampai tak terasa sudah satu jam kembali berlalu dan Hua Cheng belum juga kembali. Akhirnya tidur dengan posisi duduk sambil bersandar meja nakas kecil di belakang tubuh nya.

"Apa yang ia lakukan?" Hua Cheng bingung. Saat ia memasuki kamar nya. Wei wuxian tidur di lantai dengan bersandar meja nakas di belakang punggung nya. Ia pun segera menggendong nya dan membaringkan nya perlahan di ranjang. Walau sudah berhati hati, Wei wuxian tetap terbangun.

"Tuan.." Katanya dengan suara pelan.
"Aku membangun kan mu? Maafkan aku tidurlah lagi." Hua Cheng 

"Saya belum melalukan apa pun. Anda sudah mengeluarkan banyak uang untuk membeli saya." Wei wuxian duduk dengan tegap.

"Apa yang akan kau lakukan?" Hua Cheng
"Bukan kah anda membeli saya untuk memuaskan anda?" Wei wuxian

Hua cheng tersenyum lembut. Tangan nya terulur dan mengelus kepala Wei wuxian.

"Kau tidak perlu melakukan nya." Hua Cheng
"Apa karna saya buruk?" Wei wuxian
"Aku membeli mu bukan hanya untuk itu. Aku akan mengambilnya jika aku mau. Sekarang ayo tidur." Hua Cheng berdiri dan membuka pakaian terluar nya. Menyisahkan pakaian merah tipis nya.

"Kau juga, lepas pakaian mu. Kau tidak akan nyaman dengan itu." Hua Cheng
"Baik." Wei wuxian bergerak untuk bangun. Tapi, baru saja ia berdiri ia kembali jatuh keranjang. Ringkisan kecil keluar dari mulut nya.

"Apa yang terjadi? Dimana kau merasa sakit." Hua Cheng segera bangun dan memeriksa nya.
"K-kaki saya hanya terasa kram. Karna terlalu lama berdiri saya tidak papa tuan." Wei wuxian

"Kram? Apa kau berdiri untuk waktu yang lama?" alis Hua Cheng menukik saat melihat betis Wei wuxian agak membengkak.
"Em, saya menunggu anda." Wei wuxian, Hua Cheng menghelang nafas.
"Kau tidak harus melakukan nya. Kau bisa melakukan apa pun yang kau ingin kan di rumah ini. Karna mulai hari ini, apa pun yang ada di rumah ini adalah milik mu. Kau bisa pergi kemana pun, jika kau ingin keluar. Kau juga bisa melakukan nya. Tapi kau harus kembali lagi kemari. Kau mengerti." Hua Cheng menggenggam tangan nya.

Posisi Hua Cheng yang berlutut di depan nya. Terlihat seakan ia sedang melamar Wei wuxian. Hal itu di dukung dengan ucapan nya yang mengizinkan Wei wuxian untuk pergi keluar namun, ia harus kembali. Karna rumah ini adalah rumah nya.

Wei wuxian diam, namun tiba tiba kedua pipi nya basah. Hal itu sungguh mengejutkan Hua Cheng.

"Kau menangis? Mengapa? Apa yang salah." Hua Cheng tampak panik.
"Maaf... Hiks.. Saya senang.. Hiks.. Akhirnya setelah banyak waktu berlaku.. Saya memiliki tempat yang bisa saya sebut sebagai rumah.. Hiks.." Wei wuxian menutup wajah dengan salah satu lengan nya.

"Saya tau, saya hanya sesaat di sekitar anda. Dan akan segera tersingkir saat anda mendapatkan yang lebih baik. Tapi... Hiks.. Saya senang mendengar itu.." Wei wuxian

Hua Cheng diam, namun ia memeluk nya erat. Tidak mengatakan apa apa, tapi tangan nya dengan halus mengelus punggung Wei wuxian.

Setelah beberapa saat menangis, Wei wuxian akhirnya tenang dan tertidur. Dengan menjadikan lengan Hua  Cheng sebagai bantal tidur nya. Ia tampak nyaman menyandarkan kapalanya di dada bidang Hua Cheng.

Rubah Kecil Ku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang