10

1.2K 175 6
                                    

Rintihan kecil terdengar di setiap gerakan kecil Wei wuxian. Hua Cheng tidak berbohong tentang ia tidak akan melepaskannya sampai dirinya puas. Entah berapa kali mereka melakukan nya, Wei wuxian tidak lagi bisa mengingat nya. Ia bahkan tidak ingat kapan ia tidur.

"Sudah bangun?" Hua Cheng memasuki ruangan dengan pakaian rapinya. Dan membawa senampan makanan.
"Kau sudah akan pergi?" Wei wuxian melihat nya sambil berbaring.

"Siang ini aku kembali, Shi QingXuan akan membantu mu. Jika kau memerlukan sesuatu." Hua Cheng mengecup kening nya lembut. Lalu membantunya duduk dan menyuapi Wei wuxian perlahan.

"Aku tidak butuh apa apa lagi, kau sudah memandikan aku dan memberiku makan." Wei wuxian tersenyum lembut sambil mengunyah.

"Maaf, apa aku terlalu kasar semalam?" seketika wajah Wei wuxian merona.
"Kau! Jangan meremehkan aku, aku ini siluman kau tau!" Wei wuxian
"Benar, kau siluman. Tapi, semalam kau pingsan." Hua Cheng
"Itu...?!" Wei wuxian seketika diam, hal itu membuat Hua Cheng terkekeh kecil.
"Aku menikmati nya semalam, terimakasih." Bisik Hua Cheng lembut.
"E-em aku juga.." cicit Wei wuxian pelan.

.+.

"Tuan Wei, anda perlu sesuatu?" Shi Qingxuan
"Tidak, aku baik baik saja." Wei wuxian menutup wajahnya dengan bantal. Ia sungguh malu kegiatan nya di ketahui oleh orang lain.

"Sungguh anda tidak papa?" Shi Qingxuan
"Aku.. aku hanya malu...." Wei wuxian perlahan menyingkirkan bantal itu dari wajahnya.

"Anda tidak perlu malu tuan." Shi QingXuan tersenyum kalem.
"Ini adalah tugas saya untuk melayani anda dan Panglima." Shi Qingxuan.
"Kau semakin membuat ku malu." Wei wuxian berguling guling di atas kasur.

Shi Qingquan terkekeh pelan, ia tampak menyedu teh hangat.

.+.

"Panglima Hua, bagaimana perkembangan wilayah perbatasan." Kaisar
"Menjawab kasir, tidak ada pergerakan dari suku bar bar sampai sejauh ini. Tapi, kita tidak boleh lengah." Hua Cheng

"Benar, tenang bukan berarti mereka tidak merencanakan apa pun." Jiang Fengmian, Hua Cheng mengangguk.

"Wilayah perbatasan selalu di jaga dengan ketat. Dengan jumblah prajurit lebih banyak dari sebelum nya." Hua Cheng
"Panglima Hua, aku selalu percaya dengan rencana mu. Karna aku tau, kau sangat mencintai negri ini." Kiasar.

.+.

Waktu terus berjalan, Hua Cheng dan Wei wuxian tampak semakin rapat setiap harinya. Dan tak segan segan menunjukan sikap manis nya kepada Wei wuxian di depan umum. Hal itu membuat orang orang yang menyukai Hua Cheng merasa iri dan cemburu kepada Wei wuxian.

Tak terkecuali Ling Wen, sebagai putri tunggal kekaisaran. Ia merasa Wei wuxian telah mencuri apa yang seharusnya menjadi milik nya. Melihat kebingungan Ling Wen, Jin Guangshan mendekatinya.

"Perjamuan yang membosankan ya, Tuan Putri." Jin Guangshan membungkuk sopan.
"Perdana Mentri Jin, ada apa?" Ling Wen meliriknya tipis.

"Haha, orang tua ini hanya khawatir dengan sikap anda akhir akhir ini." Jin Guangshan memainkan gelas anggur nya.
"Maksud anda." Ling Wen

"Tuan putri, saya tidak bodoh untuk tidak memahami kecemburuan anda kepada Wei wuxian." Jin Guangshan menyeringai saat melihat wajah kaget Ling Wen.
"Apa yang ingin kau lakukan." Ling Wen

"Tidak ada, orang tua ini. Hanya ingin mengungkap sebuah kebenaran." Jin Guangshan
"Kebenaran?" Ling Wen

"Tuan putri, apa menurut anda masuk akal bagi seorang panglima perang terhormat seperti panglima Hua. Memilih seorang pelayan rumah bordil sebagai pasangan nya. Saat kau sebagai wanita tercantik dan terhormat di negri ini saja ia tolak?" Ling Wen yang terdiam, membuat Jin Guangshan semakin menyeringai puas.

"Menurut anda, dia memainkan trik?" Ling Wen
"Apa lagi yang ia lakukan jika bukan trik." Jin Guangshan
"Perdana Mentri Jin, anda ingin menggunakan saya untuk membongkar trik busuk nya." Ling Wen.
"Selama tuan putri bersedia, saat panglima Hua tersadar. Ia pasti tidak akan menolak anda yang telah menolong nya." Jin Guangshan

Ling Wen tampak diam dan berfikir.

"Anda tidak perlu terburu buru, fikirkan perlahan. Anda tidak akan merugi apa pun jika menerima rencana saya." Jin Guangshan berlalu pergi.

.+.

Ling Wen mengepalkan erat jari jari tangan nya saat lagi lagi. Ia mendapat kabar jika Hua Cheng dan Wei wuxian semakin ramai di bicarakan di kota.

Kali ini, rumor yang ia dengar Wei wuxian mendapatkan seekor elang emas langka yang di dapatkan sendiri oleh Hua Cheng.

Elang itu sangatlah cantik, dengan warna keemasan nya. Ujung paru dan kuku kuku jari kakinya pun berwarna emas.

Juga merupakan salah satu hewan yang di dambakan oleh Ling Wen sendiri. Sulit nya elang itu di temukan. Membuat elang itu begitu mahal dan langka.

"Dia bahkan memberikan barang sebagus itu untuk seorang pelayan?! Hua Cheng, kau sungguh mengabaikan aku demi pelayan tak tau diri itu?!" Ling Wen membanting kasar cangkir teh yang ia pegang. Membuat para pelayan menundukkan kepala takut.

"Aku! Tidak akan membiarkan penghinaan ini terus terjadi!" Ling Wen pun menulis sepucuk surat dan memerintahkan seorang pelayan untuk mengantar surat tersebut.

.+.

Di sisi lain nya, Wei wuxian masih tampak asik bermain dengan elang emas pemberian Hua Cheng berapa hari lalu. Elang itu tampak diam dan menerima segara bentuk usapan Wei wuxian di berbagai bagian tubuh nya.

(' Tuan, seseorang sedang mengawasi anda.)' elang berbicara melalui telepati.

(' hmm... Aku tau, diam dan awasi mereka. Cari tau apa yang mereka cari.') Wei wuxian

(' baik ') Elang

.+.

Jin Guangshan tersenyum lebar saat membaca secarik kertas.

"Haha.. gadis bodoh. Tapi tak masalah. Kau adalah salah satu pion catur ku sekarang " Jin Guangshan

.+.







TBC !!!

Halo halo, apa kabar nya? Semoga baik baik saja yaaa. Terimakasih sudah menunggu yaa. Dan selamat membaca 🥰🥰

Rubah Kecil Ku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang