11

1.1K 179 4
                                    

Di satu malam yang sudah sangat larut, seseorang tampak mengendap endap dan masuk kedalam sebuah ruangan. Ia tampak begitu perlahan saat melangkah, menjaga agar seseorang yang sedang tertidur tidak mengetahui kehadiran nya.

Setelah cukup lama mencari dengan sangat teliti dan hati hati. Seseorang itu tampak terkejut saat menemukan sebuah gumpalan bulu di bawah meja rias. Ia pun segera mengambilnya dan bergegas pergi.

"Jadi.. itu yang kalian cari. Siapa yang memerintah mu." Wei wuxian yang sejak awal tau jika akan ada seseorang yang akan menyelinap masuk kedalam kamarnya. Sengaja berpura pura tertidur pulas. Untuk mengetahui apa yang sebenarnya sedang mereka cari.

(' emas ') panggilnya dengan telepati
(' menghadap tuan ku.') elang emas segera muncul di jendela kamar.

('awasi orang itu, dan temukan siapa tuna nya.') Wei wuxian
(' sesuai perintah anda ') Elang itu segera pergi.

.+.

"Xue Ming, bagaimana hasilnya." Jin Guangshan memasuki sebuah ruangan gelap. Dimana seorang ahli sihir tampak sedang fokus dengan perkerjaan nya.

"Tidak salah lagi, ini adalah bulu dari siluman rubah yang telah punah ratusan tahun lalu." Xue Ming tampak sumringah.

"Akhirnya! Akhirnya aku dapat membuktikan jika siluman itu sungguh ada!" Ucapnya dengan lantang dan bangga.

"Bagus! Sangat bagus!" Jin Guangshan
"Selanjutnya, hanya tinggal mengungkapkan kebenaran nya." Jin Guangshan 

.+.

"Huftt..."
"Tuan, apa kah ada yang salah?" Shi Qingxuan melihat kearah Wei wuxian yang tampak baru saja menghelang nafas.
"Tidak bukan apa apa, kapan Hua Cheng kembali?" Wei wuxian

"Seharusnya hari ini Panglima Hua sudah kembali." Shi Qingxuan.
"Tapi, ada undangan dari istana. Ku fikir beliau akan langsung menuju istana." Shi Qingxuan

"Hmm begitu.." Wei wuxian tampak bosan
"Anda merindukan tuan?" Shi QingXuan
"Memangnya kau tak merindukan He Xuan?" Wei wuxian kembali sibuk dengan kertas di tangan nya.

"E-ek?! Apa yang anda bicarakan." Shi QingXuna memalingkan wajahnya.
"Kau bisa menipu orang lain, tapi tidak dengan ku." Wei wuxian tersenyum kalem.

"Sejak kapan anda mengetahui nya?" Shi QingXuan
"Aku tidak ingat, saat itu aku hanya tidak sengaja melihat kalian berciuman di taman belakang." Wei wuxian, seketika wajah Shi Qingxuan merona hebat.
"Maafkan untuk sikap memalukan itu." Shi QingXuan
"Hahah Qingxuan, wajah mu merona." Tawa Wei wuxian membuat Shi Qingxuan semakin merona.

.+.

"Panglima Hua, anda sungguh selalu tepat waktu." Ling Wen memasuki ruangan dimana Hua Cheng sudah menunggu nya.
"Tuan putri memanggil, tentu saya harus segera datang. Apa yang ingin anda bicarakan." Hua Cheng sedikit membungkuk dan segera berbicara pada intinya.

"Panglima Hua selalu saja serius, apa anda tidak lelah?" Ling Wen duduk di sisi sebrang meja yang lain.
"Sudah menjadi tugas saya, tidak ada rasa lelah." Hua Cheng
"Benar, panglima Hua selalu bisa di andalkan." Ling Wen menuangkan segelas anggur untuk Hua Cheng.

'selalu! Kau selalu bersikap kaku saat bersama ku?! Mengapa kau tidak bisa bersikap lembut seperti saat kau bersama Wei wuxian?!' Ling Wen tampak tersenyum palsu.

"Tuan putri, apa anda memanggil saya hanya untuk ini?" Hua Cheng
"Panglima Hua, anda tampak tidak sabar untuk kembali kerumah." Ling Wen

"Benar, karna ada seseorang yang menungu saya di rumah." Hua Cheng
"Tapi, saya yakin. Tuan muda Wei. Tidak akan keberatan jika anda pulang sedikit terlambat." Ling Wen memainkan gelas anggur nya.

Rubah Kecil Ku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang