05

1.3K 196 19
                                    

Aula utama kediaman pribadi bangsawan Jiang tampak ramai dengan tamu tamu undangan. Mereka adalah bangsawan bangsawan dengan level sosial yang tinggi dan memiliki jabatan di  kekaisaran. Seperti biasa, mereka menampilkan penampilan terbaik mereka. Memamerkan perhiasan dan barang mewah yang mereka miliki. Hanya agar di pandang mereka kaya.

"Ku dengar Panglima Hua menerima undangan perjamuan ini."
"Benarkah?"
"Sungguh mengejutkan, seseorang yang selalu menolak undangan perjamuan sekarang akan hadir?"

Meng Yao melirik para bangsawan yang sedang bergosip. Ia tampak tersenyum tipis dan memainkan gelas anggur nya.

"Sepertinya, akan ada tontonan yang menarik." Senyuman di wajahnya kian melebar.

"Lihat lihat, kereta Panglima Hua datang."
"Dia sungguh datang."

Di luar ruangan, pandangan orang orang tertuju kepada kereta yang di kawal oleh empat orang prajurit berkuda. Salah seorang di antaranya turun dan membuka pintu kereta saat mereka sampai.

Hua cheng adalah orang yang keluar lebih dulu, ia tampak berdiri di sisi kiri kereta dengan lembut mengulurkan tangan nya untuk membatu seseorang lain turun dari dalam kereta dengan aman.

Semua orang semakin terkejut dengan seseorang yang memegang tangan Hua cheng. Sebagian dari mereka sudah mengetahui siapa dia. Sebagian lain nya, tampak mengagumi keanggunan dan kecantikan nya.

"Sungguh anggun dan cantik."
"Ku fikir dia adalah bangsawan tercantik yang pernah kulihat."

Wei wuxian memeluk lengan Hua Cheng, dan melangkah masuk kedalam aula utama.

"Panglima Hua, sangat jarang melihatmu menghadiri perjamuan seperti ini." Jin Guangshan, salah satu orang yang memiliki kedudukan di kekaisaran tampak menyapa mereka.

"Perdana mentri Jin." Hua Cheng
"Kali ini anda membawa sesuatu yang bagus." Jin Guangshan melihat kearah Wei wuxian. Wei wuxian yang terus di lihat oleh Jin Guangshan merasa risih. Karna ia dapat mengetahui dengan jelas. Apa yang ada dalam fikiran Jin Guangshan.

"Seseorang seperti mu, bisa setiap saat mengganti mainan mu. Mengapa aku tidak." Hua Cheng melirik Wei wuxian, tangan di punggung Jin Guangshan mengepal kuat.

"Oh.. Itu benar, ku fikir hampir semua wanita di rumah Bordil itu sudah pernah anda bawa. Benarkan, Perdana Mentri Jin?" Wei Wuxian tersenyum kalem.

Wajah Jin Guangshan memerah marah.

"Mari bicara lagi nanti." Jin Guangshan berlalu pergi. Wanita yang ikut bersamanya mengikutinya. Wanita itu tampak melihat Wei wuxian dengan tatapan tidak suka. Namun, dia segera menunduk dalam saat Hua Cheng menatap nya tajam.

"Panglima Hua, senang anda datang." Jiang Fengmian sebagai tuan rumah menyambut nya dengan hangat. Wei wuxian membungkuk sopan.

"Dia menginginkan nya, karna itu aku datang." Hua Cheng
"Kau pasti sangat mendengarkan nya. Mari nikmati perjamuan kami kali ini." Jiang Fengmian mempersilahkan Hua Cheng untuk mengikuti nya.

"Kau ikut?" Hua Cheng melihat Wei wuxian
"Tidak, kalian hanya akan membicarakan urusan politik. Aku akan di sini." Wei wuxian
'Juga, aku harus membereskan sesuatu.' sambungnya dalam hati.

"Baiklah." Hua Cheng dengan berat hati mengikuti Jiang Fengmian. Wei wuxian terkekeh kecil melihat raut lemas Hua Cheng yang tentu saja hanya dia yang melihat nya.

Wei wuxian tampak menikmati secangkir anggur di balkon ruangan. Ia merasa pengap dengan banyaknya aroma di aula utama. Dan memilih mencari udara segar di balkon lantai dua itu.

"Menjadi mainan sementara Panglima Hua, tampak nya membuat mu lupa siapa diri mu." seorang wanita yang di bawa oleh Jin Guangshan mendekati nya dengan wajah angkuh nya. Wei wuxian hanya meliriknya sedikit dan kembali melihat kearah depan.

"Ingatlah, kau hanyalah pelayan. Jangan bermimpi untuk bisa terus berada di sisi Panglima." Sambung nya.

"Kau sedang mengumpati diri mu sendiri." Wei wuxian.

"Apa?!"

"Dirimu lah yang hanya mainan semalam Jin Guangshan. Sedangkan aku, aku adalah pelayan yang telah diberi gelar kehormatan Wei oleh Panglima Hua. Lalu kau, apa yang Jin Guangshan itu berikan kepada ku kecuali sperma miliknya." Wei wuxian melihatnya dengan datar dan dingin.

Sontak, wanita itu terdiam. Apa lagi saat ia mendengar langkah kaki beberapa orang yang muncul di belakang nya. Saat ia menoleh, mereka adalah 4 orang pengawal Hua Cheng, mereka tampak menatapnya dengan wajah dingin.

"Kau fikir, siapa diri mu dapat menghina seorang bangsawan." wanita itu tersentak saat tiba tiba Wei wuxian berada di sebelah nya.

"Seorang pelacur, yang telah membuka kakinya untuk puluhan pria. Mencoba menghina bangsawan, apa kau sudah bosan hidup?" Wei wuxian

"Sadari tempat mu, pelacur." Wei wuxian memegang pundak wanita itu, menekan nya kebawah sampai wanita itu jatuh berlutut di lantai.

"Kau masih di gunakan karna kau cantik. Tapi, apa yang akan terjadi jika wajah mu itu menjadi jelek." Wanita itu tersentak saat cairan merah tampak tumpah di kepala nya. Ya, Wei wuxian menumpahkan sisa anggur di gelas nya tepat di kepala wanita itu.

Salah seorang pengawal mendekat, dan memberikan sapu tangan bersih untuk Wei wuxian.

Wei wuxian membersihkan tangan yang ia gunakan untuk menyentuh wanita itu. Perbuatan Wei wuxian membuat orang orang melihat kearah balkon. Mereka ramai berbisik bisik. Mencela pelacur wanita itu yang mencoba menghina Wei wuxian, yang telah menjadi pasangan Hua Cheng. Wajah datar Wei wuxian masih setia terpasang di wajahnya. Walau ia memasang wajah seperti itu, ia tetap terlihat manis dan menarik bagi laki laki maupun wanita yang melihat nya. Sedangkan di sudut lain, Jin Guangshan tampak memucat. Rupanya, seseorang yang di remehkan nya bukan orang yang bisa ia singgung dengan mudah.

"Ada ribut ribut apa ini?" Jiang Fengmian muncul bersama Hua Cheng.
"Ahh, maaf Tuan Jiang. Aku membuat perjamuan mu kacau." Wei wuxian tampak tersenyum.

"Bukan masalah besar, hanya masalah kecil antara wanita penghibur dan mantan pelayan." senyum Wei wuxian kian melebar.

"Dia menghina mu." Hua Cheng
"Benar." Wei wuxian
"Aa aaa.. Tolong simpan pedang anda." Wei wuxian segera menghentikan Hua Cheng saat Hua Cheng mencabut pedangnya.

Ia menggenggam lengan itu dengan lembut.

"Jika anda ingin memberi pelajaran, berilah pelajaran kepada tuan nya. Wanita itu, hanya melakukan apa pun untuk uang. Juga, anda tidak bisa membuat keributan di wilayah orang lain." Wei wuxian dengan lembut menyarungkan kembali pedang Hua Cheng. Ia tampak tersenyum sangat manis saat menatap Hua Cheng.

"Dan..  Aku bisa mengurus masalah ku sendiri. Jadi tuan, mari selesaikan bagian anda." Wei wuxian
"Hn, Baiklah." Hua Cheng mengangguk.

Semua orang diam, Hua Cheng seseorang yang bahkan tidak akan merubah keputusan nya. Walau Kaisar yang berbicara. Dengan mudah menuruti ucapan seorang mantan pelayan yang telah menjadi pasangan nya. Tanpa bujukan yang sulit.

'Ku rasa, dia lebih berbahaya dari Hua Cheng.' batin seseorang.

TBC !!!

Di perbarui kembali 13 Juli 2023

Ada kesalahan tanggal rupanya, maafkan 🤭
Oh ya untuk next book mau di buatkan Jiang Cheng x Wei wuxian atau Jin Zixuan x Wei wuxian? Vote terbanyak itu yang akan saya buat. 😊😊

Rubah Kecil Ku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang