06

1.3K 195 5
                                    

Wei wuxian kian di kenal oleh banyak orang. Setelah perjamuan malam itu juga. Kota kembali ramai dengan rumor jika Jin Guangshan mencoba merendahkan Wei wuxian. Yang langsung di balas di muka oleh Wei wuxian. Dan entah dari mana awalnya, banyak rakyat, terutama dari kalangan pelayan. Yang mendukung dan menyukai Wei wuxian.

Wei wuxian tampak menikmati secangkir teh hangat di sebuah caffe ternama di kota. Caffe itu adalah caffe tempat para bangsawan muda menghabis kan waktu mereka. Dan yaa tentu saja, mereka berkumpul untuk menunjukan harta mereka.

"Tidak menyangka bisa bertemu dengan Tuan Wei di sini." Seorang pria tampak menyapa nya.

'Wen Xu, anak sulung Wen Rouhan. Apa yang dia ingin kan.' Wei wuxian meletakan cangkir teh nya dan tersenyum tipis.

"Sangat kebetulan yaa, tuan muda Wen." Wei wuxian
"Sepertinya Panglima sungguh sungguh menyayangi mu. Ada begitu banyak penjaga di sini." Wen Xu memperhatikan, beberapa penjaga yang berjaga di beberapa titik caffe lantai dua itu.

"Mau bagaimana lagi, saya tidak punya kemampuan untuk melindungi diri. Tentu harus membawa pengawal sebagai keamanan." Wei Wuxian

"Apakah anda menemui saya hanya untuk berbasa basi." Perubahan mimik wajah Wei wuxian membuat Wen Xu berdehem dan mengambil duduk di sisi lain meja.

"Saya hanya penasaran. Seseorang yang nama nya selalu ku dengar saat berada di ibu kota. Apakah seseorang itu, sungguh seperti yang di rumorkan atau. Rumor itu hanyalah buah bibir saja." Wen Xu tersenyum tipis

"Dan kurasa, aku membuktikan bahwa rumor itu adalah benar. Jika anda memang seperti yang di rumor kan. Tajam dan tidak bertele tele, saya suka itu." Wen Xu

"Sepertinya, anda sudah cukup banyak mendengar tentang saya." Wei wuxian kembali menyesap teh hangat nya.

"Tuan muda Wei, keluarga Wen ku adalah bangsawan yang berfokus kepada lahan obat obatan herbal. Dan kau tau, seberapa mahal nya obat obatan herbal itu. Bagaimana jika kita saling membuka kerja sama." Wen Xu

"Dalam hal?" Wei wuxian

"Ada sebuah tanah milik Panglima yang ingin kami beli. Tapi, Panglima tidak pernah ingin menjual nya. Kami membeli tanah itu sesuai dengan kesuburan tanah nya. Tapi semua nya tetap sia sia." Wen Xu

'Tanah di wilayah barat, itu benar tanah milik Hua Cheng. Tetapi tanah itu pula adalah lahan yang di kelolah oleh rakyat di wilayah itu untuk menyambung hidup. Jika Hua Cheng menjual nya, mereka akan kehilangan sumber pencarian dan akan kelaparan.' Wei wuxian

"Mengapa anda sungguh ingin tanah itu." Wei wuxian
"Tidak ada petani obat yang tidak menyukai tanah yang subur." Wen Xu

"Lahan wilayah barat adalah lahan pegunungan batu. Dan hanya sedikit lahan yang dapat di gunakan oleh rakyat di wilayah itu. Jika saya menjual nya, bagaimana nasip mereka." Wei wuxian

"Tuan muda Wei sangat murah hati karna memikirkan rakyat. Tapi, tuan Wei, itu bukan urusan kita bukan. Setiap orang memiliki urusan nya sendiri." Wen Xu tiba tiba berwajah datar.

"Kalo begitu, uruslah masalah lahan mu sendiri. Untuk apa kau mencari dan menganggu orang yang tidak ingin menjual lahan nya." seketika Wen Xu terdiam. Namun kemudian ia tertawa.

"Tuan Wei, anda sungguh menarik." Wen Xu, Wei wuxian hanya merotasikan kedua bola matanya.

.+.

"Jadi, apa maksud nya ini." Setelah cukup bersenang senang di caffe. Wei wuxian kembali, dan ia di kejutkan dengan ucapan Shi Qingxuan yang mengatakan bahwa dirinya akan menggantikan Shi Qingxuan untuk mengelolah seluruh pengeluaran rumah.

"Tuan meminta anda untuk mengurusnya mulai dari sekarang." Shi Qingxuan memberikan nya tidak hanya beberapa tapi, banyak kertas kertas yang seketika membuat kepalanya sakit.

"Belum membacanya saja aku sudah sakit kepala." Dengus Wei wuxian, namun ia tetap membaca laporan laporan itu. Shi Qingxuan hanya diam, duduk di meja terpisah. Ia juga tampak sibuk dengan lembaran lembaran kertas yang memenuhi meja.

"Mengapa begitu banyak kertas? Bukan kah kalian hanya perlu menghitung pengeluaran yang ada dan menjumlah semuanya? Sesuai atau tidak dengan uang yang di keluarkan. Mengapa kalian menggunakan cara yang begitu sulit dan memakan banyak kertas." Wei wuxian mengoceh sambil mengerjakan apa yang ia katakan.

Dan hanya dalam bertapa belas menit. Rekap pengeluaran bulan lalu telah selesai ia buat.

"Lihat, hanya seperti ini saja kan." ia menunjukan nya kepada Shi Qingxuan
"Kurasa.. Anda benar, mengapa selama ini tidak pernah terfikir." Guman Shi Qingxuan sambil melihat isi kertas itu.

Laporan di dalam nya tampak rinci dan rapi, juga hasil akhir yang sesuai dengan uang yang di keluarkan.

"Tuan Wei, sepertinya anda lebih berbakat dari yang saya bayangkan." Shi Qingxuan tersenyum manis.
"Senang mendapat pujian dari mu." Keduanya saling melempar senyuman.

.+.

"Kau terlihat lebih santai akhir bulan ini. Bukan kah biasanya kau akan selalu menggerutu dan kesal. Ada apa? Kau sudah mengerjakan pekerjaan mu?" He Xuan
"Hmm, sudah selesai dengan baik." Shi Qingxuan menyandarkan kepala di bahu He Xuan.

"Apa yang terjadi?" He Xuan mengerutkan kening nya sambil melihat Shi Qingxuan yang menyandar kearah nya.
"Wei wuxian membuat nya menjadi mudah." Shi Qingxuan memejamkan matanya nya.
"Ku fikir, satu perkerjaan ku sudah berkurang." sambungnya.

"Itu bagus, kau bisa beristirahat lebih banyak." He Xuan merangkul pundak Shi Qingxuan. Kedua nya berada di taman belakang kediaman Hua Cheng. Suasana cukup sepi, malam sudah mulai larut. Para pelayan sudah menyelesaikan pekerjaan mereka hari ini dan berada di ruangan masing masing. Menyisahkan penjaga yang menjaga rumah.

"He Xuan, aku merindukan mu." Shi Qingxuan
"Aku sudah kembali." tangan He Xuan semula merangkul pundak Shi Qingxuan, kini tersimpan apik di pinggang kecil itu.

Tanpa di ketahui oleh siapa pun, Shi Qingxuan dan He Xuan mereka telah menjalin hubungan selama beberapa bulan. Hal itu bahkan tak di ketahui juga oleh Hua Cheng.

.+.

"Tuan...?" Wei wuxian yang semula tengah menikmati indahnya caranya bulan, menoleh saat Hua Cheng memeluknya dari belakang.

"Hm.." Hua Cheng bergumam tak gelas. Wei wuxian terkekeh.
"Ada apa? Apa anda lelah dengan pekerjaan?" Wei wuxian

"Sedikit." Hua Cheng memeluknya lebih erat.
"Rumor tentang mu kembali memenuhi kota." Hua Cheng
"Sepertinya, akan ada masalah yang muncul." Wei wuxian
"Maafkan tindakan ku tuan." Wei wuxian

"Kau tidak perlu terlalu berhati hati. Lakukan apa yang ingin kau lakukan." Hua Cheng
"Seperti yang kau katakan, aku akan melakukan bagian ku." Hua Cheng
"Berilah pelajaran bagi mereka yang menghina mu." Hua Cheng

"Baik, aku akan melakukan yang terbaik." Wei wuxian berbalik. Ia sedikit berjinjit dan mengecup lembut bibir Hua Cheng

Hua Cheng tampak tersentak, ia diam dan menatap Wei wuxian yang memejamkan matanya.

'Cantik.' Hua Cheng memeluk pinggang itu lebih erat dan memperdalam ciuman mereka.

"Suka itu?" Tanya Hua cheng setelah pangutan mereka terlepas.
"Ek-ekham.. Y-ya.." Wei wuxian memalingkan wajahnya. Namun terlihat jelas jika ia merona. Terbukti dengan memerahnya telinga nya saat ini.

"Tuan, mengapa kau memilih ku?" Tanya Wei wuxian tiba tiba
"Banyak laki laki manis atau wanita sexy di sana. Mengapa aku?" Wei wuxian
"Karna kau yang aku inginkan." Hua Cheng terkekeh kecil saat melihat alis Wei wuxian menukik kesal dan bibir nya cemberut lucu.

"Aku tidak punya jawaban untuk pertanyaan mu itu." Hua Cheng menyatukan kening mereka.
"Yang kau tau, hanya kau yang membuat pandangan ku terpaku." Hua Cheng
"Anda sungguh perayu handal." Wei wuxian kembali mengecup bibir Hua Cheng yang di sambut senang hati oleh Hua Cheng.

TBC !!

Di perbarui kembali tanggal 15 Juli 2023

Vote untuk Jin Zixuan x Wei wuxian sudah ada 7 vote yaa. Ayo vote masih di buka sampai 17 yaa 

Rubah Kecil Ku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang