Sumarry,
Wiraga, Wirasa, dan Wirama terkadang mumpuni untuk dijadikan sebagai sandaran gejolak asmara yang nantinya akan diraih sebagai cikal bakal kehidupan dunia.
Bagas Jisung Ferdiansyah si kulkas delapan pintu dengan kepingan es batu didalamnya yang rasanya susah dilelehkan.
Bagaimana jika takdir menemukannya dengan si kecil tengil Chenle Guansa?
"Mas bagas! kok Asa lihat mas jadi becek ya, soalnya mas Bagas tuh ganteng banget," Chenle Guansa.
"Jangan gila bocoh, Lo itu cowok," Bagas Jisung Ferdiansyah.
.
.
Sesuai ucapan Bagas, pagi nya mereka berencana pergi berlibur, kata Bagas liburan itu harus diselaraskan dengan banyaknya pekerjaan.
"Mas kita mau kemana?" celetuk Asa yang sudah duduk disamping kursi penumpang mobil Bagas.
Kalian jangan salah, walaupun Bagas merupakan anak sebatang kara, tapi anak itu memiliki banyak usaha diberbagai cabang, bahkan tempat kerja Chenle itu saja belum seberapa dengan usaha Bagas lainnya.
"Kamu mau kemana hm?," tanya Bagas lembut, membelai lembut pipi Asa dengan jemari kekar nya.
"Adek mah ngikut mas aja, kan mas yang ngajak," jawab Asa menggoda si jangkung.
"Kamu tuh kenapa bisa gemesin banget sih jadi anak, bisa nggak sehari tuh cantiknya dikurangi dikit, bahaya tau kalau mas ngeliat kamu makin cantik tiap hari gini," celetuk si jangkung di mobil.
Asa hanya merolingkan kedua matanya, apa-apaan mas Bagas nya ini, seharusnya ia senang melihat Asa cantik.
"Mas baru kali ini ada cowo yang malah nyuruh pasangan nya jelek," tawa Chenle pecah.
//HAPPP...
Bagas yang tengah menyetir sudah tak tahan, ia mendekat sebentar mencuri sedikit gigitan di dada ngembang si mungil.
"Ih mas Bagas, nyetirnya yang bener, kita belum nikah lohh,"
Tuhkan bobroknya Asa udah mulai terlihat bunda, apa yang barusan ia katakan benar-benar membuat Bagas meluap senang.
"Eh barusan kamu bilang apa dek?" tanya Bagas menggoda.
"Eh nggak kok, mas itu nyetirnya hati-hati," racau Asa.
"Bukan bukan yang itu, kamu tadi bilang kata nikah, cie sepertinya ada yang mau melamar menjadi Nyonya Ferdiansyah nih," canda si jangkung.
"Heh kita udah ngewe ya mas, maksudnya apa melamar menjadi Nyonya Ferdiansyah, yang ada aku itu mutlak calonnya mas kali, emang mas mau mencari calon lagi?" cerocos Asa menyimpan hal lucu dimata si jangkung.
"Pengennya sih begitu, tapi mas ngga bisa, entah kenapa hati mas terus memilih nama kamu, ibarat mah mas kalah sebelum bertanding," goda si jangkung lagi.
Indah sekali mereka, perpaduan yang sangat sempurna bukan?
.
chnlasaa__
KAMU SEDANG MEMBACA
MAS BAGAS | CHENJI 🔞 ( PDF )
RomanceWiraga, Wirasa, dan Wirama terkadang mumpuni untuk dijadikan sebagai sandaran gejolak asmara yang nantinya akan diraih sebagai cikal bakal kehidupan dunia. Bagas Jisung Ferdiansyah si kulkas delapan pintu dengan kepingan es batu didalamnya yang rasa...