Sumarry,
Wiraga, Wirasa, dan Wirama terkadang mumpuni untuk dijadikan sebagai sandaran gejolak asmara yang nantinya akan diraih sebagai cikal bakal kehidupan dunia.
Bagas Jisung Ferdiansyah si kulkas delapan pintu dengan kepingan es batu didalamnya yang rasanya susah dilelehkan.
Bagaimana jika takdir menemukannya dengan si kecil tengil Chenle Guansa?
"Mas bagas! kok Asa lihat mas jadi becek ya, soalnya mas Bagas tuh ganteng banget," Chenle Guansa.
"Jangan gila bocoh, Lo itu cowok," Bagas Jisung Ferdiansyah.
.
Selepas kejadian tersebut, entah mengapa Bagas selalu bersikap lembut dengan Asa, terkadang juga Bagas menyempatkan waktu untuk sekedar mengunjungi ruang Live berkedok memberikan perintah, tapi nyatanya niat itu ditujukan hanya untuk melihat Asa.
"Dek kamu hari ini nggak bawa bekal kan? Makan siang sama mas ya,"
What?
Chenle melotot, apa maksud Mas Bagas barusan?
"Tapi adek takut ngerepotin mas," tanggap Chenle sok malu, padahal di dalam hatinya tuh anak udah jejingkrakan.
"Nggak papa, lagian Jeno hari ini sibuk, jadi Mas mau ngajak kamu," tanggap Bagas, jarak mereka sangat dekat hingga netra mereka tanpa sengaja bertemu.
"Manis sekali," batin seseorang disana.
.
Jam makan siang itu tiba, Chenle tak tau mengapa Bagas terus memegang tangannya dari tadi.
"Diam, sekarang lagi banyak orang, aku takut kamu ngilang,"
Gebrakan Bagas sangat luar biasa, Chenle tak bisa berkata apa-apa, dahlah ia pasrah.
"Tapi adek udah besar kok mas," celetuk Chenle dari belakang.
"Iya kamu udah besar, tapi kelakuan masih kaya bayi," jawab Bagas.
"Nah kalau kaya bayi, mas adopsi aku dong," Asa mencoba menggoda si tampannya.
"Iya nanti aku adopsi kamu dipelaminan aja," jawab Jisung terkesan dingin tapi mampu menggetarkan Asa.
Makan siang terasa sangat hangat diiringi dengan pembicaraan satu sama lain, Jisung mencoba mengorek informasi Chenle dan sebaliknya.
"Mas aku tuh suka banget tau sama ayam, mau diolah apapun tetep enak menurut aku," ucap Chenle random.
"Suka sama ayam atau suka sama mas?" goda Jisung sambil menenteng alisnya.
"Dua duanya hihihi," gelawak Chenle.
Jisung sudah mencoba bertahan, tapi karena saking gemasnya ia tak kuat untuk tidak mencubit pipi si manis Asa.
Tunggu, apakah pelet Asa untuk Bagas beneran berhasil?
Mengapa Bagas jadi selengket ini dengan anak itu.
"Mas kemarin kata mas Jeno besok agensi libur ya?" celetuk Chenle lagi.
"Iya, karena besok ada hari besar, kenapa?" jawab Jisung.
Chenle lantas menghembus nafas kasar, mencemberutkan bibirnya lucu.
"Adek ngga bisa ngegodain mas lagi dong,"
//CUPPP...
"Kamu tuh suka sekali ya ngegodain mas,"
Aduh apa nih apa nih, Jisung barusan mencium pipi Chenle? Oh ayolah Chenle terlalu syok.
"Mas apa adek barusan mimpi?"
Jisung tersenyum, mengulangi adegan itu lagi di pipi Chenle, wajah itu semakin memerah nggak karuan.
"Tolong biarkan adek terus di mimpi ini," lanjut Chenle.
"Asa!"
Asa lantas tersadar dari lamunannya, menatap Jisung yang ada didepannya, dengan tatapan sayu dan terharu Chenle berdebar melihat wajah itu tepat didepannya.
"Kamu cantik,"
Tuhkan lagi,
"Bajingan nih lakik kemajuannya diluar nalar, kecepetan bangke, dahlah ngga kuat," batin Chenle.
"Hah?"
Chenle hanya bilang Hah, sungguh tidak ada kata yang mendefinisikan kondisi ini kecuali syok dan terkejut.
"Sudah, ayo kembali bekerja, kamu harus live lagi 4 jam bukan?"
Jisung mengajak si manis pulang, padahal itu anak masih ingin berlama-lama dengan si jangkung.
Bisa nggak sih Chenle memanggil Doraemon, anak itu hanya ingin meminjam mesin waktu Doraemon, mengubah satu menit menjadi satu abad.
"Yah mas, dua jam aja yah," tawar Chenle.
"Iya tapi potong gaji," jawab Jisung lagi.
Kalian percayalah, menurut Asa Jisung itu adalah dua orang yang berbeda, dikerjaan dan diluar kerjaan kepribadian nya sangat berbeda.
"Ih kok gitu, yaudah deh adek resign, tapi habis itu mau melamar jadi istrinya mas aja gimana?" ucap si manis melantur.
Jisung langsung menengok kearah si manis, tatapan tajam tersebut kembali menguar.
"Boleh? Syaratnya apa? KTP? KK? Terus apalagi mas?" lanjut Asa tanpa rasa takut.
"Sudah kamu ini semakin ngelantur,"
geram lelaki itu..
Tbc,
Maaf pendek, sebenarnya ini book santai guys, jadi ngga papa dikit atau panjang yah, masih belum Nemu mau ngasih konflik apa di book ini.
Stay tune janlupa voment.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAS BAGAS | CHENJI 🔞 ( PDF )
Storie d'amoreWiraga, Wirasa, dan Wirama terkadang mumpuni untuk dijadikan sebagai sandaran gejolak asmara yang nantinya akan diraih sebagai cikal bakal kehidupan dunia. Bagas Jisung Ferdiansyah si kulkas delapan pintu dengan kepingan es batu didalamnya yang rasa...