"Bisa saya berbicara dengan Tuan Handono? Cuma mau menyampaikan terkait kesehatan ibu dan anak anda,"
Dokter Kim keluar dari kamar periksa, menghampiri Bagas yang sudah pikirannya melayang kemana-mana.
"Saya suami dari Nyonya muda Handono dok,"
"Baiklah ikut keruang saya ya,!" tegas dokter Kim.
.
Sementara itu diruang dokter Kim, beliau menjelaskan bagaimana seputar kondisi kehamilan yang dialami oleh Nyonya muda.
"Saya melihat keanehan pada janin Nyonya Guansa, saya hanya bisa memprediksi jika bayi yang sekarang dikandung akan terlahir secara prematur verbal,"
Bagai diterkam badai, hati Bagas berdetak sakit, anak itu seperti tak siap menerima kabar ini.
"Maksud dokter? Anak saya akan lahir secara cacat begitu?"
"Begitulah, kemungkinan anak anda akan terlahir dengan tuna grahita,"
Bagas seperti tidak terima dengan keadaan barusan, umur kehamilan dek Asa masih terbilang sangat muda di usia hampir 7 bulan.
"Tapi dok apa yang menyebabkan ini terjadi?"
Dokter kim melihat ke arah Bagas lagi.
"Mungkin sebelumnya rahim Nyonya terinfeksi dengan virus hewan peliharaan rumah, apa anda di rumah memiliki peliharaan? Tapi tadi setelah saya beberapa kali crosscheck di kandungan nyonya Handono juga terlihat kista yang tak panjang,"
"Istriku akan baik-baik saja kan dok?"
Bagas sontak lantas mengajukan pernyataan itu tegas.
"Semua akan baik-baik saja jika kita terus berdoa kepada yang kuasa Tuan, yang baru saja kukatakan cuma sebuah prediksi, semoga anak anda dan istri anda akan baik-baik saja nanti,"
"Tolong lakukan sebaik mungkin untuk anak dan istri saya ya dok, berapapun nominal yang dokter minta pasti akan kuberikan,"
Dokter Kim hanya menggeleng, menepuk bahu Bagas pelan berusaha menenangkan nya.
"Itu sudah tugas saya sebagai seorang dokter Tuan, anda tidak perlu berlebihan begini," senyum dokter Kim sebelum meninggalkan Bagas.
.
.
Melihat wajah Bagas yang ditekuk, Juno melihat itu, sebagai seorang teman Juno merasa khawatir, karena bagi Juno, Bagas itu ibarat seperti adik kandungnya sendiri.
"Kenapa wajah Lo begitu, Asa tidak akan kenapa-kenapa kan?"
Juno menghampiri Bagas di ruang luar kamar Asa, sedangkan Nata sengaja diminta oleh Bagas untuk menjaga Asa di dalam.
"Asa memiliki kista di kandungan nya, kata dokter anak ku akan terlahir sebagai penyandang disabilitas,"
Air mata itu mampu Juno rasakan, sebagai seorang lelaki, ia juga pasti akan terkejut jika posisinya sama, ada sebagai Bagas.
"Tapi itu baru prediksi kan? Tidak akan terjadi apapun sama Asa maupun keponakan ku nanti, serahkan semuanya kepada Tuhan, sesungguhnya semua takdir itu milik Tuhan Gas,"
Juno memeluk tubuh adiknya sebentar, mencoba memberikan support untuk Bagas.
.
.
Dilain tempat, sedari tadi Asa justru sedikit aneh melihat leher Nata yang penuh dengan bekas kemerahan di leher putih tersebut.
"Kakak sejak kapan disosor sama mas Juno sehebat itu sampe leher kakak full biru begini,"
Si Asa yang emang pada dasarnya nyablak, langsung menuding Nata yang lagi asik mengupas apel buat adek tercintanya.
"Ih jeli banget mata kamu dek, masa sih, emang keliatan tah?"
Si Nata syok parah dong Bun, dan anak itu malah berteriak setelah melihat cermin rumah sakit.
"Eh iya dong, perasaan tadi pagi sebelum datang kesini belum keliatan deh dek,"
"Kalian semalem main sampe berapa ronde sampe merahnya merah membiru begitu," goda si adek kematian.
"Ngga tau, ih mas Juno sih, semalem udah hampir 4 jam loh kakak main tapi mas Juno nya nggak puasan, jadi kakak masih dihajar waktu ketiduran,"
Si Asa justru ngakak kenceng, sambil makan potongan apel yang barusan di buat Nata.
"Ih ya ngeri lah mas Juno itu, eh tapi kok kakak sampe ngga kerasa sih waktu dihajar, padahal endul loh kak,"
Asa diajak dirty mind? Juara satu emang ngga ada yang ngalahin.
"Eh eh kamu kalau diajak ngobrol ginian pasti ngga ada habisnya," celetuk Nata.
"Tutupin kak, ngga enak kalau diliat orang, untung yang liat baru aku," cergas Asa lagi.
"Pantesan tadi pagi kakak jalan menunju ruangan kamu banyak orang yang liatin kakak sambil senyum-senyum, mana mas Juno malah yang ke gr an lagi,"
Asa sekali lagi ngakak mendengar tingkah konyol kakaknya yang super polos itu.
"Ih ya orang-orang pasti ngiranya kalian pengantin baru lah, orang leher kakak sampai memar begitu, Mas Juno haus banget ya Wak ahahah,"
.
Tak selang beberapa menit, tiba-tiba kedua Arjuna mereka masuk secara bersamaan.
"Ngakak nya sampe kedengaran dari luar emang se asik apa sih," celetuk Bagas datang sambil nyosor pipi Asa, syukur-syukur kalau dicium doang ngga masalah, ini tuh Bagas suka nyium sambil gigit jadi kan Asa sebel.
"Mas, bisa ngga sih kalau nge cium ngga usah pake gigit," Asa sebal sambil nge gebuk pundak suaminya.
"Untung mas gigitnya di pipi, coba kalau dileher, nanti kek korban nyamuk seperti kak Nata tuh,"
Yang melotot bukan Nata tapi malah Juno, terkejut sambil menutup leher Nata.
"Ternyata nyamuknya ganas," sindir Asa sambil bisik-bisik di telinga suaminya.
Bagas mencoba menutupi kabar dokter tadi dari Asa dulu, ia hanya tak mau Asa menjadi down dan malah mengganggu kesehatan nya.
Entah kapan semuanya akan terungkap? Dan bagaimana keadaan si Baby nanti?
Semua jawaban itu ada di Pdf yah, jadi yang ikut PO See you di tanggal 7 Januari.
.
.
TBC,
KAMU SEDANG MEMBACA
MAS BAGAS | CHENJI 🔞 ( PDF )
RomanceWiraga, Wirasa, dan Wirama terkadang mumpuni untuk dijadikan sebagai sandaran gejolak asmara yang nantinya akan diraih sebagai cikal bakal kehidupan dunia. Bagas Jisung Ferdiansyah si kulkas delapan pintu dengan kepingan es batu didalamnya yang rasa...