kejutan untuk bocah yang ngambek

33 7 2
                                    

⚠️Kami menggunakan bahasa baku dan non baku (campuran) maap jika typo masih berserakan dimana-mana.⚠️

☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆

Disebuah rumah yang begitu tenang. Tampak seorang anak bersurai biru langit tengah bermain dengan boneka kambing dan monyet kesayangannya.

"Ya, baiklah. Aku akan segera kesana!" ujar Seorang pria bersurai violet yang bisa dipanggil Nanamori dengan tergesa-gesa. Ia berusaha merapihkan dasinya sekaligus memakai sepatunya.

Begitu selesai mengenakan sepatunya, ia berencana langsung pamit. Namun, putranya Colon malah menahannya.

Putra semata wayangnya yang masih berusia empat tahun itu malah mengajaknya bermain tanpa mengerti bahwa ayahnya itu ingin pergi bekerja.

"Papa, ayo main dengan Colon!" Ujar anaknya yang menggemaskan itu. Nanamori hanya bisa menghela nafas sambil mengukir senyum merasa bersalah.

Ia kemudian berlutut didepan anaknya itu "Gomenne, Colon-chan. Papa harus pergi kerja dulu" ucapnya sambil mengelus surai anaknya yang sangat lembut itu "Hontōni gomenne" ia kembali meminta maaf.

Colon yang salah mengerti kalau sang ayah tak mau bermain dengannya pun langsung cemberut, kedua pipinya menggembung.

'Kawaii sugi~~' batin Nanamori. Rasanya ingin mencubit kedua pipi putranya itu.

"Sayang. Kamu bisa terlambat, loh" ujar y/n yang tiba-tiba muncul

"Oh iya! Baiklah kalau begitu aku berangkat"

"Hati-hati" ujar y/n. Nanamori hanya mengangguk, dan ia kembali menatap anaknya sesaat.

Cup! Tiba-tiba Nanamori mengecup pucuk kepala putranya, lalu mengelusnya.

"Bye, bye Colon-chan. Papa pergi dulu. Jangan nakal, ya" ujarnya. Pipi yang mengembung itu seketika hilang. Colon mendongakkan kepalanya.

Ia menatap ayahnya yang melambai padanya sambil membuka pintu. "Papa, nanti ayo kita main game bersama!" Ucap Colon reflek ketika melihat sang ayah membuka pintu.

Nanamori yang mendengarnya hanya bisa mengukir senyum merasa bersalah, ia tahu bahwa perkataan anaknya barusan itu cukup sulit untuk dikabulkan, memingat dirinya yang sangat sibuk bekerja. Namun, dia tentu tak ingin melihat anaknya bersedih.

"Ya. Papa akan segera pulang agar kita bisa bermain game bersama" hanya itu yang dapat Nanamori katakan pada anaknya. Berusaha tidak jujur namun juga berusaha untuk tidak berbohong.

Mendengarnya, membuat senyuman Colon merekah seketika. Ia langsung melambaikan tangannya pada sang ayah "Papa. Hati-hati dijalan!" Ujar Colon.

☆☆☆☆☆☆

Senyuman itu tak bertahan lama. Setelah Nanamori menutup pintu, pipi itu menggembung kembali. Colon memeluk erat boneka pisang kesukaannya, lalu iya menoleh kearah y/n dengan mata yang berkaca-kaca. Anak bersurai biru langit itu menatapnya sesaat.

Mama, papa gak bohong kan sama Colon? Meski ia tak berkata apapun sepanjang menatap y/n tapi y/n merasa itulah yg ingin dikatakan oleh Colon, putranya.

"Colon-chan, mau pisang lagi nggak?" Y/n mencoba mengalihkan pikiran putranya. Y/n pikir itu akan bekerja seperti biasa, tapi ternyata

"Colon maunya main dengan papa" ucap Colon yang seketika lesuh. Ia sadar ibunya mencoba mengganti topik.

Colon menyeret boneka pisangnya, pergi keruang tamu dan kembali bermain dengan boneka kambing dan monyetnya.

Di sisi lain, y/n kembali sibuk dengan pekerjaan rumah tangganya. Sambil mengerjakan pekerjaan rumahnya, y/n juga diam-diam memerhatikan Colon.

"Colon-kun..." y/n hanya bisa menghela nafas kasar melihat putranya memainkan boneka-bonekanya dengan muka yang murung.

Sutopuri FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang