♤Story RM.MATSuki #2♤

11 4 2
                                    

Minna, konnichiwa! Pa kabar? Semoga sehat selalu.

Maaf ya, Rai belum up chapter bagian Jel. Soalnya Rai lagi ga ada ide buat chapter JelRinu.

Tapi sebagai gantinya! Rai bakal berbagi cerita lagi nih.

Ya, lagi-lagi Rai memimpikan Sutopuri. Sebenernya ini ga sepanjang cerita Rai yang mimpi ketemu Na-kun, tapi ini sangat sayang kalau Rai lupakan. Semoga bisa menghibur kalian sampai Rai selesai menulis chapter JelRinu TwT.

Oke...langsung aja Rai ceritain gimana mimpi Rai kali ini.

☆☆☆☆☆☆☆☆

Awalnya tentu Rai lupa kayak gimana kejadiannya Rai bisa begini dan begitu ^w^, yang jelas tiba-tiba aja Rai udah ada di dalam sebuah Rumah yang terlihat sangat menyeramkan.

Rumah itu sangat menyeramkan, malah sepertinya sudah tak layak huni, tapi entah kenapa keluarga Rai bilang, mulai saat itu kami akan tinggal di rumah angket tersebut.

Rai kaget, !? Bahkan dilihat dari mana pun Rumah ini seperti tidak memiliki listrik! Rai merasakan aura keangkeran yang luar biasa dari rumah tersebut

Kenapa keluarga Rai terlihat biasa-biasa saja dengan suasana rumah yang sudah jelas sekali angkernya

"Ayah dapet nih rumah dari siapa sih?!" Pikir Rai waktu itu.

☆☆☆☆☆☆☆

Ayah Rai mengantar Rai ke kamar baru Rai. Bagus sih...dindingnya berwarna pink muda, seperti susu strawberry, dindingnya pun masih mulus. Perabotannya oke, ada ranjang, lemari, meja komputer/ meja belajar, cermin besar. Semuanya terlihat baru, masih bagus! Tapi, di sisi lain, kamar itu begitu gelap, dan auranya sangat menusuk.

Pokoknya suasana rumah Rai di dalam mimpi tersebut sangat horor, tapi lucunya, tidak ada anggota keluarga Rai yang merasa keberatan tinggal di sana, kecuali Rai tentunya. Dibandingkan dengan merasa takut, keluarga Rai malah sangat suka rumah itu, apa mungkin hanya Rai yang bisa merasakan aura menakutkan itu?

☆☆☆☆☆☆☆☆

Apa kalian tahu rasanya tinggal di desa? Dekat hutan? Ya...Rai juga tidak tahu rasanya tinggal di pedesaan atau di per kampungan, tapi Rai pernah pulang kampung dan itu agak kurang nyaman, mungkin karena saya modelan anak nolep jadi kek kasur di rumah tuh dah kayak surga dunia yang tak tergantikan TwT

Rumah Rai yang ada di dalam mimpi itu dekat dengan hutan, kalau seingat Rai sepertinya itu hutan bambu.

Bersama tante dan adik pertama Rai, Rui-chan. Kami menelusuri tanjakan mematikan di tengah hutan bambu. Kami bertiga disuruh ke warung yang jaraknya jauh dari rumah.

Jalannya sih bagus, tapi kalo di tengah hutan kan serem. Di situ Rai mikir, kasian warga yang tiap hari harus lewat sini, jalannya sempit, apa lagi jalannya tanjakan yang sangat curam. Setelah Rai berpikir seperti itu, lewat bapak² paruh baya pake motor mengangkut padi atau bambu gitu Rai ga pasti. Bapak itu jatuh dari motor, wwww. Rai ga pasti jatuh karena jalannya licin, atau karena bebannya terlalu banyak.

Jalannya emang licin karena tiba-tiba hujan turun. Rai, tante Rai dan adik Rai jalan dengan sangat cepat. Entah apa yang sebenernya terjadi, tiba-tiba tante Rai dah punya kantung belanja yang pastinya udah ada isinya. Terus soal bapak-bapaknya, kami ninggalin dia yang kesusahan sendirian, www.

Saat kami berusaha berjalan dengan hati-hati, kami berpapasan dengan 3 orang yang entah sedang melakukan apa. Yang pasti mereka beriga cowok, wajah mereka tersensor, mereka pake baju biru, kuning, dan merah, dan mereka kek lagi panik gitu, tante Rai teriak-teriak, nyuruh Rai ngebantuin 3 laki-laki itu. Rai menatap sekilas orang-orang, tidak langsung melaksanakan perintah tantenya Rai. Rai memandang terus ketiga orang tersebut, Rai juga mendengarkan suara mereka

Kok familiar sih? Batin Rai

Rai memerhatikan lagi orang yang mengenakan baju biru tersebut, rambutnya pirang, dan suaranya familiar.....banget! Rai kembali berpikir sejenak

Yang pake baju merah juga cebol, dengan warna rambut pirang, dan suaranya kayak cewek. Yang pake baju kuning pun suaranya sangat familiar, mereka terlihat begitu panik karena si lelaki dengan baju biru seperti ingin terjerumus ke sebuah tebing (?)

Lucunya, yang menahan si lelaki berbaju biru itu si lelaki berbaju merah yang badannya bahkan yang paling kecil dari kedua orang yang bersamanya. Si lelaki berbaju kuning, panik banget, tapi dia kek ga ada inisiatif buat ikut narik si lelaki berbaju biru 😑

Mereka bertiga berambut pirang, dengan suara da baju yang familiar di mata Rai. Rai kembali berpikir sejenak setelah membatin kesal soal si lelaki berbaju kuning

...

.......

Eeeeeeeeeee!? Mereka kodomonagumi wey! Kok bisa ada di sini? Mereka lagi ngapain ke perkampungan begini? Wisata?! Batin Rai yang kaget bukan main

Rai langsung sigap membantu Colon yang dah mau jatoh karena yang menahan tubuhnya adalah Rinu, ga guna emang si Root itu, malah nontonin aja lagi pas saya nolong 😑

Dan setelah saya menolong Colon...cerita pun habis!

☆☆

Tamat yey! Jangan marah, jangan salahkan Rai. Orang Rai lagi nolongin Mereka, Rai di bangunin dari tidur sama ortu 🗿 Rai tentu masih mau tidur. Tapi ya, gimana ya? Kalo ga bangun nanti beda lagi urusannya.

Oke lah, sekian dari Rai. Semoga kalian terhibur meski sedikit, hehehe, maap ya.... silahkan ditunggu untuk chap papa Jel dan putra uwu nya Rinu!

Oke, bye, bye. Sayonara ~~~~


-RM.MATSuki-

Sutopuri FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang