8. Cemburu

178 22 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.


Perasaan manusia itu unik dan tidak terbaca bahkan oleh si empunya sendiri. Soonyoung juga demikian, rasanya ia sudah mempersiapkan sedari awal bahwa suaminya bukan seutuhnya miliknya, namun entah mengapa sebuah rasa aneh dan unik bernama patah hati bisa tumbuh sedangkan ia tak yakin kapan hati tersebut tumbuh.


"Nak? Gimana?" Sebuah tepukan Soonyoung dapatkan, saat menengok didapati ibu mertuanya berdiri di sampingnya "Sibuk dia?"


"Ah?" Soonyoung coba cari alasan masuk akal untuk selamatkan Wonwoo "Lagi ada rapat mungkin ya mah? Soalnya tadi temenku yang satu organisasi sama kak Langit juga buru-buru ke kampus. Maklum mah deket-deket ini mau ada acara bakti sosial" Jelas Soonyoung, dia bukan mencoba membela atau memojokkan siapapun, ia hanya tidak ingin berdebat disaat ia sedang tidak ingin di singgung tentang apa yang membuatnya sakit hati, jadi rasanya tidak membuka masalah dan melebarkannya kemana-mana adalah pilihan terbaik.




"Oh gitu, yaudah yuk gabung sama mama sama ibu aja, jangan sendirian" Tubuh Soonyoung diruangkul oleh ibu mertuanya, sedangkan Soonyoung sempatkan tulis pesan singkat untuk Wonwoo.











Soonyoung kira perasaannya kian aneh, suara milik Daisy tak kunjung pergi dari ingatanya malah ia makin terngiang-ngiang. Bahkan piring yang sedang ia cuci tak bertambah jumlahnya hanya satu dan spon busa tak jemu ia gosokkan di tempat yang sama,

"Dia nggak akan dateng, dia pasti nggak enak mau dateng kesini tapi kasihan sama gue" Itu suara milik Jeonghan, Soonyoung rasanya lelah sekali dan tidak ingin terpancing apapun yang membuatnya berakhir menyakiti Jeonghan.



"Kak Langit takut gue cemburu Kal jadi dia nggak dateng karena takut nyakitin gue  Liat gue bahkan lebih bisa deket sama adeknya daripada Lo" Ujar Jeonghan kembali, seperti dengan sengaja menyulut emosi Soonyoung.


"Aku lagi nggak mau berdebat Sa, apapun pemikiranmu itu, biar aja ada di dalam pikiranmu!" Ada sedikit penekanan dalam kalimat yang Soonyoung utarakan, padahal ia sedang kesal dengan Wonwoo dan Daisy, tapi malah Jeonghan yang kena "Maaf" Ujarnya kemudian.


"Gue juga nggak mau berdebat kok, cuma ngasih tau aja kalau biar gimanapun, Langit itu milik gue" Tegas Jeonghan. Ia merasa terlampau ambisius pada Wonwoo, namun itu bukan tanpa alasan.


"Dari awal dia udah gue tandain jadi milik gue. Dan apa yang gue mau, harus gue dapetin Kala. Nggak akan gue biarin Lo ambil semua yang gue punya" Dendamnya pada Soonyoung begitu banyak, luka hati pasca Soonyoung tiba-tiba bergabung menjadi saudara dan diperlakukan begitu istimewa menjadi pemantik rasa bencinya.

Kran air Soonyoung matikan, lantas ia seka air sisa di tanganya seblum berakhir menatap sepupunya "Aku tau kamu benci sama aku, seberapa keras usahaku biar kamu nggak ngebenci aku juga nggak akan bisa buat kamu maafin aku kan? Tapi, Sa apa harus begini?" Tanya Soonyoung pada akhirnya. Ia bisa saja mengalah pada masa lalu, namun sekarang? Apa semua kehidupannya masih juga harus disetir? Ya walaupun dia tau kalau dia menyakiti Jeonghan sih. Tapi, rasa-rasanya Wonwoo ini miliknya yang sah kan?



Butterfly | Wonwoo x Soonyoung x MingyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang