Kisah tentang Niskala Senja, si merah merona yang secara tiba-tiba harus hidup bersama Langit Senja
"Seluruh duniaku juga akan kuberikan kok, tapi ada nggak aku di sana? Di hatimu? Atau sekedar di kepalamu, ada nggak?"
#Wonwoo
#Soonyoung
#Mi...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
... .. .
Soonyoung Niskala Senja. Usianya sudah cukup dewasa seharusnya untuk siap menghadapi dunia apalagi dia sudah menikah. Tapi, sisi demikian tidak akan Wonwoo Matahari Langit Senja temui, sebab lelaki yang tumbuh lebih tinggi darinya itu hanya melihat sisi kekanakan, cerewet dan menyebalkan sosok Niskala.
Namun, ia lebih daripada itu. Usianya masih kanak-kanak saat kebakaran merenggut apapun yang ia miliki. Kedua orangtuanya meninggal saat di rumah sakit paska menjadi korban kebakaran. Semenjak hari pemakaman ia hanya mengurung diri di kamar rumah sakit, menangis, menjerit dan trauma. Soonyoung rasa ia lebih dari sekedar takut untuk hidup.
Beberapa waktu setelah pemakaman papa, seorang yang mengaku dari pengadilan dan entah siapa yang mengurus atau apapun itu, memaksa Soonyoung untuk tinggal bersama paman dan bibinya yang tinggal di perbatasan kota.
Ia masih ingat jalanan menuju rumah paman yang begitu asri meski gedung menjulang tinggi diantara bukit dan Padang ilalang. Ia masih ingat, kamarnya ada di lantai dua dengan jendela yang menghadap langsung pada rumah tetangga dimana ada anak seusianya atau seusia sepupunya. Soonyoung masih mengingat bagaimana ia harus melawan ketakutan dan traumanya sendirian, sebab orang dewasa atau orang pada umumnya belum tentu mau mengerti keresahannya, apalagi Jeonghan yang terang-terangan membencinya.
Ia tidak masalah sebenarnya. Namun, bukan tentang ia tidak diajak bermain yang membuatnya takut atau bahkan ingin kabur. Paman dan bibi atau yang lebih akrab ia panggil ayah dan ibu memperlakukannya cukup baik, memberikan pendidikan untuknya, memberikan fasilitas, atau bahkan sekedar makan dan minum yang layak. Dan hal yang ia syukuri tersebut adalah hal yang Jeonghan benci, Soonyoung paham kalau ia datang sebagai orang baru yang secara tiba-tiba masuk dalam kartu keluarga, masuk menjadi anggota keluarga dan orang yang menjadikan Jeonghan harus berbagi berbagai hal. Soonyoung mengerti.
Beberapa kali ia di dorong masuk ke dalam gudang saat Jeonghan dalam mood yang buruk, beberapa kali ia secara sengaja ditakut-takuti di ruang sempit yang pengap dan gelap, atau sepupuya sengaja menyalakan api tepat di depan wajah Soonyoung, buat ketakutan dan traumanya akan kebakaran kembali timbul.
