12. Rumit

161 21 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

....
...
..
.





Alam semesta. Soonyoung percaya jika semua yang ada di alam semesta selalu diciptakan sesuai dengan fungsi tanpa harus membuat fungsi yang lain terhenti hanya sebab lelah. Alam semesta selalu punya ritme yang sama, selalu mempertemukan apa yang memang harus dipertemukan. Jadi Soonyoung percaya sebagaimana sulit dan menyebalkannya hidup yang ia punya, Tuhan pasti selalu punya alasan mengapa ia ditempatkan di kondisi demikian. Ya walaupun posisinya tidak nyaman sih,


Apa-apa saja yang sudah seharusnya bertemu tidak mungkin gagal berjumpa hanya karena tangan manusia. Seperti langit dan senja, seperti hujan dan pelangi, seperti siang dan malam. Ya walaupun dia belum menemukan jawabannya sih,


Hubungannya dengan Wonwoo masih monoton, masih tentang ia yang tak jemu berjalan menapaki bekas jejak kaki Wonwoo supaya suatu saat bisa berjalan bersanding kiranya. Masih tentang memasak sarapan, setangkai bunga mawar, makan malam. Hanya sekedar itu, biar seberapa besar ia berharap sosok Daisy masih menjadi juara dan ternyata perasaannya pun kian membubung, ia jatuh cinta pada seseorang yang tak mencintainya.

Ini masih tentang Soonyoung yang jatuh cinta dan memaksa seseorang tetap berada di sampingnya meskipun Soonyoung sadar bahwa ia ditolak, bahwa ia melukai seseorang yang ia cintai.

"Kal hari ini nggak usah masak" Soonyoung yang tengah mencuci piring pun menoleh, ditemui sosok Wonwoo sudah berdiri di belakangnya.


"Loh kenapa kak?" Tanya Soonyoung, padahal ketika Wonwoo memberitahu kalau Sunghoon akan datang dia sudah berencana membuat ayam mentega "Sam, nggak jadi dateng?"


"Bukan!" Wonwoo menggeleng, ia posisikan diri di samping Soonyoung lalu bantu menata gelas dan piring yang sudah bersih di rak. Bukankah pemandangan yang menyenangkan? "Ya ngapain sih capek-capek? Kayak mau nyambut tamu penting aja. Nanti paling si bocil maunya beli burger. Nggak usah capek-capek" Terang Wonwoo.

"Yang bener? Padahal aku tadi lagi mau siap-siap mau masak ayam mentega" Soonyoung menoleh dan sedikit menelengkan kepala agar bisa lihat wajah suaminya.


"Iya nggak usah. Lagian kenapa sih? Lo suka apa gimana sama adek gue?" Wonwoo berdecih, membuat lelucon yang rasanya bisa menggoda Soonyoung.


"Yee bukan gitu. Kan supaya Sam bisa nerima aku, dia kan sekarang adikku juga" Jawab Soonyoung. Ia cuci tangannya setelah dirasa tidak ada yang perlu dicuci.




"Kenapa?" Wonwoo ikut menoleh dan sedikit menunduk untuk tatap wajah Soonyoung "Sebenarnya nggak perlu seberusaha itu sih Kal" Wonwoo sejujurnya sedikit tidak suka dengan sikap Soonyoung yang ini, kadang membuatnya merasa ia si jahat hanya karena Soonyoung begitu baik.



"Kenapa apanya? Jawabanku selalu sama. Karena kakak suamiku dan mama, papa, ataupun Sam sekarang juga jadi keluargaku. Apa yang salah? Aku cuma mau Sam nerima aku kak" Keduanya bertatapan meskipun isi kepala mereka tentu jauh berbeda.


Butterfly | Wonwoo x Soonyoung x MingyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang