29

492 67 36
                                    

"Itu alasan yang terlalu rendah hati katakan yang sejujurnya aku tidak akan berbuat apa-apa terhadap keputusan ujianmu."

Karena janji profesor Yung lu, Miran akhirnya berkata. "Sejujurnya aku hanya bertaruh pada Ayah bahwa aku bisa menjadi sarjana. Hanya itu."

Mendengar jawaban tak terduga dari Shen Miran, profesor Yung lu terbatuk-batuk semua orang heboh karena beliau muntah darah. "Kau benar-benar anak nya..."

Sementara profesor dibawa pergi ke dokter kekaisaran, Shen Miran akhirnya bisa turun dari panggung. Seluruh tatapan mengarah pada nya mulai berbisik-bisik.

*****

Tidak jauh dari sana seseorang sejak awal menyaksikan pertunjukan ini akhirnya tertawa. Dia datang jauh-jauh kemari dan tidak salah bahwa putri nya memang cerdas sampai bisa membuat guru nya shok sampai seperti itu.

Memang benar keputusan nya untuk mengirimkan putri nya kemari dan bukan putra nya. Karena Shen Xian pasti hanya akan menuruti kemauan Professor tanpa memikirkan tentang keinginan nya sendiri.

Sepertinya dia harus mengunjungi guru nya setelah sekian lama. Shen Qing mendatangi mension dokter kekaisaran dimana guru nya terbaring diatas ranjang dengan tatapan kosong.

"Guru." Sapanya.

"Ah anak kurang ajar, kenapa kau datang setelah berani membuangku?" Profesor Yung lu mendengus sampai berbalik memunggungi Shen Qing.

Hubungan sebagai guru dan murid yang terputus karena Shen Qing tidak mau menuruti keinginan guru nya untuk masuk sebagai anggota parlemen kerajaan. Lebih tepatnya dia tidak mau berkerja dibawah Kaisar saat ini. Guru mencaci nya karena memilih kehidupan bersih sebagai penjabat di provinsi kecil.

"Guru bukankah putriku sangat hebat?" Shen Qing mengabaikan betapa jutek sang guru pada nya. "Putraku juga tapi dia lebih memilih menjadi prajurit."

"Sudah belasan tahun tapi anda tahu saya memiliki anak." Dia tertawa karena ketika dia mengirim undangan pada guru nya, beliau sama sekali datang. "Guru terimakasih banyak, tapi saya tidak menyesal karena sekarang saya hidup dengan bahagia. Apa yang saya miliki sekarang sudah sangat cukup hingga tidak lagi menginginkan lebih."

Profesor Yung lu tidak bergeming tapi dia mulai bicara. "Apa yang kau pertaruhkan dengan anak itu?"

"Kebebasan untuk kakak nya, Shen Xian. Padahal dari awal saya memang akan membebaskan nya untuk memilih tetapi Miran salah paham dan membuat taruhan dengan saya." Shen Qing menjelaskan. "Miran, anak itu cerdas tapi tidak memiliki tujuan karena itu saya sedikit memancing nya."

"Apa kau akan menghentikan ku untuk menjadikannya murid?"

"Itu tergantung pada guru apakah bisa memberikan penawaran yang menarik pada Miran." Walaupun Shen Qing sendiri merasa ragu bahwa anak itu akan menerimanya. "Seperti yang saya bilang, Miran anak yang cerdas tapi tidak memiliki minat tertentu terhadap apapun. Dia hanya akan berkerja keras jika menurutnya itu perlu. Namun, jika dia tidak tertarik maka tidak ada seorang pun dibawah langit yang dapat merubah pikirannya."

****

Ditempat lain, area ujian prajurit dipenuhi oleh orang-orang yang ingin menonton. Miran dan Wangzhi Li telah berdesakan untuk mencari keberadaan Shen Xian yang sedang menjalani tes. Ternyata tes menjadi prajurit jauh lebih lama dari yang ia kira.

Tapi aneh nya berbeda dengan sebelumnya disini para gadis sangat mendominasi.

"Ayo duduk disana." Wangzhi Li menunjuk sebuah tribun yang dekat dengan panggung. Miran mengikuti nya pada sisi ini mereka jauh dari para gadis yang sangat berisik.

"Kenapa mereka begitu berisik... Wah." Shen Miran kini mengerti mengapa mereka begitu histeris itu karena tampilan otot perut, dada dan punggung yang menawan terlihat dimana-mana.

Dan disana Shen Xian mendapatkan teriakan yang besar karena tubuh nya yang atletis. "Aku tidak pernah melihat otot Gege sebelumnya." Karena Shen xian adalah tipe pria konservatif yang membuat nya selalu tertutup rapat.

"Benarkah?" Wangzhi Li bertanya seadanya, dia merasa mata nya pedih melihat kumpulan laki-laki bertelanjang dada ditengah musim dingin. "Tunggu, Miran apa yang kau lakukan? Turun!"

"XIAN XIAN...!" Teriak Shen Miran tidak mau kalah dari penggemar sang kakak. Dia sampai berdiri dan melambaikan tangan nya. Hal ini menarik perhatian peserta ujian lain selain kakak nya.

Shen Xian melihat adik nya yang datang menyemangati menyeringai. Melihat nya bersemangat seperti itu pasti dia lolos ujian.

"AAAAaaaaa." Teriakan menjadi makin histeris ketika Shen Xian tersenyum.

Kalau sudah begini baru Miran merasa puas, dia tertawa ketika senyuman Gege banyak memakan korban.

"Benarkan, para gadis banyak yang masuk surga hari ini." Wangzhi Li hanya bisa menggeleng lelah, terkadang bingung dengan kepribadian Miran yang berubah-ubah. Kadang dingin terkadang usil.

Ditempat ujian sarjana semuanya berpenampilan serius dan membosankan. Namun, disini setiap orang menunjukkan keindahan otot mereka. Meskipun tidak memiliki minat terhadap sesuatu tapi Miran juga tetaplah wanita yang menyukai keindahan yang terpampang di depan mata nya.

"Aku tahu apa yang kau pikirkan tapi tidak boleh." Wangzhi Li menutupi mata Miran dengan telapak tangan nya, lalu memberikan jempol pada Shen Xian yang memperhatikan mereka.

Meskipun begitu Miran tetap bertindak keras kepala dia mengintip dari celah tangan Wangzhi Li. Dia terdiam saat melihat seseorang yang baru saja muncul. Chen Yishen.

"Eh ada apa?"

"Aku kedinginan."

"Mau aku carikan makanan atau minuman hangat?" Tawar Wangzhi Li dia murni khawatir karena Shen Miran yang pucat.

"Aku ikut."

"Kau tidak ingin menonton Shen Xian bertanding?"

"Nanti saja, jariku terasa membeku." Shen Miran beralasan.

****

"Kita akan makan disini?" Mereka masuk kedalam restoran hanyang.

"Aku mendapatkan rekomendasi bahwa tempat ini bagus. Sekalian aku juga ingin mencobanya." Wangzhi Li mengulurkan tangan nya untuk membantu Miran menaiki tangga ke lantai dua. "Kau mau duduk dimana?"

Sebuah meja yang sering diduduki oleh Chen Yishen menarik perhatian nya, Wangzhi Li menyadari dan dengan peka menghela Shen Miran untuk duduk disana. Mereka duduk berhadapan, pelayan datang menanyakan pesanan.

Uap panas dari teh terasa mencairkan otot beku pada wajah Miran. Ternyata benar bahwa duduk disini bisa melihat keadaan sekitar dengan leluasa. Dia bahkan bisa melihat kearah kolam dimana dulu ia tenggelam dan kakak nya menampar wajah nya.

Kejadian nya sudah lama tapi terasa baru sekali. Dulu dia merasa bodoh sekali karena sesuka itu pada laki-laki yang tidak melihat kearahnya.

Tedung mantel Miran merosot menunjuk seluruh wajah nya tanpa ia sadari, dia menyesap teh nya.

"Miran berapa usiamu sekarang?"

"Sepertinya 17."

"Kau sudah memiliki tunangan?"

"Belum-" kalimat Miran berhenti ketika dia bertatapan dengan sepasang mata yang melihat nya dengan tidak percaya. Disana Qiao Feng terpaku...

*****

Ini hari yang sangat sibuk untuk anggota militer karena penerimaan anggota baru yang melalui segala macam tes. Meskipun hanya seorang penasehat bagi pangeran kedua, Qiao Feng juga disibukkan oleh hal ini.

Mengingat bajingan itu terus menghilang dan baru muncul kembali, baru Qiao Feng bisa beristirahat sejenak. Tapi siapa sangka jika restoran yang dia datangi untuk melepaskan lelah, akan menghentikan jantung nya.

Disana dalam balutan mantel rubah, seseorang yang dia rindukan, dia cari-cari selama ini ada disana. Qiao Feng berjalan cepat menghampiri nya dan langsung memeluk nya erat.

"Zhishu!"

Kidnap The BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang