Sedikit mengerti

21 0 0
                                    


Y/n's perspective

Baiklah, karena sebelumnya aku bertemu dengan lautan merah gelap, kali ini... aku dihadapkan pada pemandangan rumah sakit.

Begitu cepat berubah drastis, bukan?

Bilik ini sangat dingin. Begitu kulihat indikator suhu ACnya di remot yang terletak di atas nakas, suhunya 16°C, pantas saja cepat dingin....

Yah... suhu terdingin AC memang 16, bukan?


Selanjutnya, aku dapat mendengar suara monitoring jantung yang asalnya dari balik hordeng yang tertutup ini. Aku masih berdiri dibalik pintu kamar rawat inap.


....Juga paduan suara dari tangisannya beberapa siswi yang nampaknya sangat menyayangi pasien itu. Apalagi yang si kacamata, sepertinya dia terkesan agak cengeng dibandingkan 3 orang yang lainnya.

Yang kutahu, mereka hanya menangis agar meminta pasien itu untuk bangun sesegera mungkin, meskipun itu tidak masuk akal.





Dan..... dugaanku benar.

Tak lama kemudian, suara monitoring itu memanjang tak terhingga.

Orang itu sudah pergi.


Aku tahu kalau aku tidak akan terlihat oleh mereka meskipun aku muncul begitu saja dari belakang. Yang kulakukan sekarang hanyalah berjalan perlahan mendekati pasien yang sudah tak bernyawa itu.

Begitu mereka menangis dan menyebut-nyebut nama pasien itu, rasanya...... namanya tidak asing....? bahkan juga, waktu aku melihat paras si "mayat" ini, dia benar-benar bukanlah orang yang asing.


Benar-benar gadis yang malang.....

Aku bisa melihat dengan persis, gadis ini bersurai abu-abu, disertai dengan telinga serigala di atas kepalanya. Juga, jepit rambut birunya yang selalu bersamanya setiap hari, bahkan sampai akhir hayatnya ini. Matanya tertutup rapat, wajahnya pucat, mulutnya tertutup oleh ventilator yang perlahan-lahan embunnya menghilang. Tubuh gadis ini juga sepertinya perlahan-lahan mulai dingin.

Lalu, apa gunanya hidup lagi kalau pada akhirnya aku juga akan menyakitinya lagi?

Beberapa detik kemudian, beberapa dokter dan suster langsung datang dan segera memindahkan sang pasien ke ruangan lain. Hingga saat itu juga, aku bisa mendengar bahwa setelah analisa, si dokter hanya bisa mengatakan,





"Maaf, tapi saudari ******* sudah dinyatakan meninggal beberapa detik yang lalu."

Para siswi tadi yang tidak kutahu namanya, tidak juga tahu asal sekolahnya dari mana, hanya bisa mengangguk pasrah. Mereka harus menerima kepergian murid mereka.

Namun, di saat yang bersamaan, entah mengapa aku jadi memahami sesuatu.



"Pantas saja dia tiba-tiba melakukan semua ini untukku. Rupanya begitu, ya....?"

I'm sorry.... [Shiroko x Male Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang