Shiroko's perspectiveDi saat aku terbangun, hal yang pertama kali kulihat adalah sebuah ruang tamu dalam rumah yang tampaknya model tradisional.
Lalu, bersama seorang anak kecil. Tentu saja laki-laki. Wajah berseri-serinya dapat membuat siapapun yang melihatnya merasa tentram. Selain itu, ia juga sangat imut--eh?
Jujur saja, aku sempat merasakan sesuatu yang aneh di dadaku ketika dia tersenyum bahagia. Rasanya agak sedikit panas, tapi.... di saat yang bersamaan, aku juga merasa nyaman.
Namun, pemandangan itu ternyata hanya berlangsung sesaat ketika aku melihat seorang perempuan--mungkin ibunya kah?--secara tiba-tiba menjambak rambutnya, dan setelah itu membawanya ke dapur. Ia membanting kepala si anak itu ke lantai sebanyak kira-kira 17 kali.
Tunggu sebentar.... mengapa seorang ibu memperlakukan anaknya seperti itu?! aku sendiri bahkan tidak bisa membayangkan seandainya aku menjadi anak itu....
Dan tidak hanya itu saja. Setiap kali melihatnya disiksa terus-terusan oleh orang tuanya saja sudah membuatku merasa ngeri, apalagi aku sampai menutup mulut segala. Apalagi, anak ini juga disirami air panas!?!?
Sepertinya hidup anak ini gelap sekali.... Orang tua yang pertengkarannya tidak kunjung reda, akhirnya bercerai, membuang anaknya sampai ia harus hidup mandiri....
Harus kuakui, ia adalah orang yang sangat kuat dan hebat karena bisa bertahan sampai sejauh ini.
Waktu bergeser sangat cepat. Seiring anak itu tumbuh dewasa, rasanya... aku mengenal wajah lelaki itu.... kelihatannya dia sangat ramah....
....Eh? jadi selama ini itu.... pria tak berhati itu sebenarnya sangat.....!?!?
Tanpa sadar, air mataku mengalir. Hatiku sedikit terasa nyeri karena menyesal tidak pernah memerhatikan sisi baiknya.
Padahal, dia selalu tersenyum bahagia karena dulunya sangat menderita.... Tapi....
"Sensei!! aku bersyukur kau baik-baik saja...kenapa tadi kau tidak mengangkat teleponku?!"
"Oh. Tadi masuk ke lubang riol."
"Eeh!?!? bagaimana bisa!?!?"
"Seseorang sengaja melakukannya. Tapi bukan masalah."
"Lalu, jadinya harus bagaimana, dong!? ponselmu kan jatuh....."
"......Aku masih punya banyak cadangan ponsel baru. Jadi jangan khawatir. Aku masih ingat semua sandi akun media sosialku, kok."
"Syukurlah kalau begitu.... lebih baik kehilangan ponsel daripada kehilangan Sensei, kan??"
Aku mengenal gadis itu. Dia siswi di Millenium, Hayase Yuuka. Dia memang sangat peduli pada si pria tak berhati itu, makanya ia--si pria itu maksudnya--sampai sekarang masih terlihat becus.
Ugh..... Entah mengapa aku jadi risi melihat mereka berdua berpelukan seperti itu....
...Eh? apa jangan-jangan aku..... cemburu?
Baiklah, kesampingkan dulu soal itu. Yang penting, aku mendapatkan satu poin penting. Aku benci mengakuinya, tetapi fakta itu benar-benar membuat hatiku tersayat. Rasanya aku ingin menangis lagi.
Pria itu.... ternyata orang yang sangat baik... tapi aku malah membuatnya merasa sedih lagi...
Harusnya aku sadar kalau kemarin saat di rumah hantu, ia mengulurkan tangan padaku dengan maksud menunjukkan kebaikannya, tapi aku malah bersikap tidak tahu diri...!!
Seandainya aku menyadarinya lebih awal.... Seandainya aku bisa sedikit lebih mengendalikan emosiku.... Seandainya aku jujur pada perasaanku sendiri..... Seandainya waktu itu aku bisa bergerak lebih cepat, pasti kepalanya tidak akan tertembak....
Seandainya.... Seandainya aku.....
______________________________________
![](https://img.wattpad.com/cover/343929867-288-k473617.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm sorry.... [Shiroko x Male Reader]
Fanfiction"Seandainya.... Seandainya aku...." ------------------------------------------------------- Y/n adalah salah satu "Sensei" yang gemar menghabiskan waktunya di Kivotos. Ia seorang guru yang ramah tamah kepada murid-muridnya. Namun, pada suatu malam y...