Langit gelap. Kira-kira sudah menunjukkan waktu pukul sekitar setengah 10 malam. Seorang gadis bersurai abu-abu hanya berjalan lemas di pinggir jalan dengan tangan merangkul tubuhnya. Nafasnya sedikit berat.Benar, ini sudah musim dingin. Wajar saja kalau ia kedinginan.
Di lain tempat, ada seorang pemuda yang baru saja membayar kepada seorang pria paruh baya setelah selesai menghabiskan kopi hangat. Ia memutuskan untuk kembali berjalan di tengah langit gelap seperti ini, apalagi di musim dingin.
Begitu di dekat lampu taman, tatapannya tertuju pada si gadis yang baru saja terjatuh di pinggir jalan, terlungkup lemas di bawah tumpukan salju. Tanpa ragu, si pemuda langsung berlari menghampirinya.
"Ooi!! kau tidak apa-apa!?" si pemuda menanyakan dengan tegas.
Si gadis hanya bernafas dengan berat. Matanya menatap ke langit gelap, bersama pemuda yang terlihat sangat baik hati.
"A-aku.... aku baik-baik sa.....ja..... Ah...!!"
"Tampaknya kau malah terlihat tidak baik-baik saja! ada yang bisa kuban----"
Sejenak kemudian, ucapan si pemuda itu berhenti seketika begitu ia mendengar suara yang asalnya dari perut si gadis itu. Terdengar cukup keras sampai ia berpikir kalau mungkin dia lapar.
Si pemuda langsung melihat ke arah sekitar dengan cepat tanggap. "Sepertinya aku harus membeli sesuatu biar dia----
Si gadis itu bangun dan malah menepis tangannya dengan keras. Si pemuda hanya bisa bereaksi kaget.
"Kenapa kau menghawatirkanku!?"
Dari kelihatannya, kedua matanya berwarna biru terang. Meski begitu, perbedaan pada kedua pupilnya menandakan bahwa ia heterochromia--istilah untuk perbedaan pada kedua warna mata.
Meskipun ditepis dengan cukup keras, namun pemuda itu tidak merasakan sakit, malah justru tercengang atas reaksinya. Kedua matanya terbuka lebar saking tercengangnya. Kemudian, ia memutuskan untuk berdiri dan menjaga jarak dari gadis itu.
"oke, oke, rasanya memang salah jika menawarkan bantuan padamu." ujar si pemuda yang perlahan-lahan mundur menjauh darinya. Ia tidak takut, tapi hanya bersikap masa bodo.
"Lebih baik jangan macam-macam pada gadis sepertiku. Aku tidak akan pernah menerima perhatian dari siapapun! sekarang, pergi!!"
Ucapan si gadis tadi terkesan sangat kasar di telinga si pemuda itu hingga akhirnya, si pemuda hanya bisa menepuk dahinya.
"Pergi dan menjauhlah dariku sekarang juga, atau aku akan menjatuhkanmu!"
Pemuda itu mendengus. "baiklah, baiklah. Aku pergi!"
"Bagus. Kalau bisa, jangan pernah bertemu lagi denganku. Aku jauh lebih baik sendiri daripada menerima tawaranmu yang tidak bisa kuhargai itu!" sahutnya kasar.
Selama si pemuda pergi menjauh darinya, entah mengapa mulai ada yang terasa sakit di area dalam dadanya. Juga, cahaya di matanya perlahan-lahan sirna. Kepalanya mulai terasa sakit.
Tidak hanya itu....
......cahaya di matanya perlahan-lahan mulai sirna.....
______________________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm sorry.... [Shiroko x Male Reader]
Fanfic"Seandainya.... Seandainya aku...." ------------------------------------------------------- Y/n adalah salah satu "Sensei" yang gemar menghabiskan waktunya di Kivotos. Ia seorang guru yang ramah tamah kepada murid-muridnya. Namun, pada suatu malam y...