G's perspective"Baiklah, terima kasih banyak."
Y/n berjalan keluar dari ruang konsultasi dan mencari bangku kosong untuk merapihkan isi tas kecil yang ia kalungkan di bahunya. Begitu ia baru sekitar dua-tiga langkah berjalan, ia bisa merasakan bahwa baru saja ada seseorang yang berjalan cepat dan tidak sengaja menabraknya.
Dunia memang begitu sempit, ya? orang yang menabraknya tadi rupanya----Shiroko.
"cih." lalu bisa-bisanya mereka saling mendecak sebal ke satu sama lain, juga saling mengumbar tatapan sinis--Shiroko lebih sinis.
Beberapa menit kemudian, setelah selesai memasukkan bungkus obat ke dalam tasnya, ia kembali berjalan dan memutuskan untuk mengambil sepesanya yang modelnya malah terkesan seperti motor. Namun, ada yang tiba-tiba menahannya dari belakang, ia mencengkram lengan kirinya. Begitu ia menoleh ke belakang....
...Pelakunya Shiroko sendiri.
Kelihatannya Shiroko memang tidak mau melepaskan cengkramannya meski ia tetap bersikeras untuk melepaskan diri, seperti penjahat yang mencoba melarikan diri dari ancaman polisi. Seperti biasa, ia menatapnya dengan sorot mata penuh amarah dan kebencian yang melebur menjadi satu.
"Sekarang, jelaskan semuanya padaku."
Intonasinya terdengar cukup lantang dan tegas, namun mereka berdua memilih untuk tidak peduli meskipun diperhatikan oleh orang-orang di depan publik, terlebih lagi, ini di dekat pintu masuk rumah sakit pula.
"Apa maksudmu?" tanya Y/n, masih dengan suara dingin dan tatapan penuh kegelapan.
"Jawab aku jika kau ingin bebas."
Meskipun mata orang-orang di sekitar masih tertuju pada mereka berdua, suasananya masih tetap tenang.
"....Aku tidak punya niat untuk kabur juga. Jangan salah paham. Aku tidak merasa takut sama sekali meskipun lawan bicaranya orang yang ketus sepertimu."
"BUKAN ITU!!" Shiroko mulai menegaskan dirinya.
"Jelaskan semuanya! yang kemarin itu!!" ia tetap akan memaksa Y/n untuk menanyakan itu berkali-kali meski ia tetap tidak akan menjawabnya.
Baik, Y/n sepertinya mengalah begitu ia mendengus sebal. Ia memberi jawaban sepantasnya saja.
"Kau pasti akan menyadarinya suatu saat nanti."
Di sisi Y/n, ia jadi teringat tempo hari dimana Hoshino memberitahukan sifat asli Shiroko yang sebenarnya ramah dan peduli pada orang-orang sekitarnya. Karena tidak mau ambil pusing, ia hanya berkesimpulan bahwa pasti ada sesuatu yang membuatnya seperti ini, ataupun oleh seseorang. Dan yang pasti, ini juga bukan salahnya hingga ia tidak perlu introspeksi diri.
Sebab itulah mengapa ia mengimajinasikan bahwa ada seseorang yang pastinya berbuat sesuatu yang dapat merusak dirinya. Mungkin saja seandainya anak-anak indigo melihatnya, pasti sudah menjerit, lalu berlari ketakutan sampai dilindas truk. Habisnya....
....di matanya, ia menangkap sesuatu yang gelap, bagai bayangan, juga seorang gadis berambut panjang yang seolah-olah menguasai tubuhnya. Jari-jarinya yang gelap itu seolah berbagi tugas dalam mengontrol diri dan emosinya, lalu menggerakannya bagaikan Marionette.
"Menyadarinya!? Jangan main-main!! yang seperti itu namanya bukan----
Y/n langsung menyela.
"Sudah terjawab, bukan? kau akan menyadarinya nanti, karena kata itu lebih pantas untuk orang yang "buta kenyataan" sepertimu agar bisa menelan semuanya dariku."
Bagaikan menerima kerusakan yang besar dalam game melawan musuh berat, Shiroko bisa merasakan bahwa kalimatnya cukup ampuh membuat dirinya merasa terpukul. Perlahan-lahan, cengkramannya mengendur begitu rasa kesalnya memuncak.
Seperti yang sudah diketahui, karena jiwa Y/n masih "mati" sekarang ini, ia meninggalkannya begitu saja di tengah tontonan publik. Setelah beberapa saat kemudian, Shiroko juga langsung pergi keluar dari lobi rumah sakit karena tontonan publik yang membuatnya sedikit malu.
Y/n menghentikan langkahnya di celah antara dua bangunan, bukan untuk bersembunyi. Nampaknya, ia mengilhami sesuatu.
"hmm.... Jadi begitu, ya.... kalaupun memang ada yang menggerakkannya, berarti itu....."
______________________________________
Begitu tiba di akademi Kivotos--dengan sesuatu di saku jaketnya--setelah beberapa saat kemudian, Shiroko memutuskan untuk pergi ke food court ketika perutnya mulai terasa sedikit sakit karena lapar.
Namun, akhir-akhir ini nafasnya kembali berasa tersekat hingga akhirnya ia bertumpu pada tembok di dekatnya. Perasaannya sedikit memburuk seolah ia tahu bahwa ada seseorang yang mengajaknya bicara kalau kondisinya sudah seperti ini.
"Diam, jangan ikut campur." ucapnya begitu ketus meskipun tidak ada siapapun di sekitarnya.
Wah, wah, wah, ada apa ini~~?? kenapa kau jadi mendadak melawan? padahal kau sendiri, kan, yang meminta?
"Sejak kapan, coba?"
Sejak kau bertemu pertama kali denganku~
"Entah? lagipula, kau ada kepentingan apa dengan diriku? pasti ini semua ulahmu, kan?"
Eits, eits, jangan salah paham dulu! bukan aku yang merencanakan ini, tapi itu semua hanya nalurimu semata yang kebetulan lewat, toh!
"Aku tidak paham dengan teori omong kosongmu itu!"
Yah, terserah, deh.... intinya kau pasti masih mengingat apa yang kubilang sebelumnya, kan? yang tentang "itu".....
"BERISIK, BERISIK, BERISIK, JANGAN BICARA TERUS, BAWEL!!!!" Shiroko mulai lepas kendali dan memukul-mukul kepalanya sendiri.
.
...
.....
..........
Beberapa saat kemudian, begitu selesai menghabiskan makan siangnya, ia jadi teringat sikapnya yang mencengkram lengan Y/n secara spontan. Tidak, ini bukan soal pertanyaan yang ia lontarkan secara bentak padanya waktu itu, melainkan ia menyadari sesuatu.
"Tadi dia.... di rumah sakit, kan? apa jangan-jangan.....
______________________________________
Di lain tempat, Y/n hanya berdiri di atap sebuah gedung terbengkalai dan menghirup udara segar setelah meminum obat anjuran dokter--obat yang dapat diminum sebelum makan.
Entah mengapa, otaknya masih membayangkan ketika Shiroko di pintu masuk gedung rumah sakit. Menurut bayangannya, ia dapat menangkap sesosok perempuan yang tubuhnya cukup tinggi, rambutnya panjang dan mengenakan gaun hitam, juga halo-nya pun hitam. Sepertinya dengan puasnya ia bermain-main dengan nyawa manusia seakan-akan itu tidak berharga.
"Pantas saja ia ke rumah sakit. Apa jangan-jangan.....
Lalu, meski berbeda tempat, namun bisa-bisanya mereka mengandai di waktu yang sama ;
.....Apa aku harus bermain dengannya, ya?
______________________________________
G's words
itu yg kalimat paling terakhir mereka berdua ngucap barengan di tempat yg berbeda, ya.
Next.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm sorry.... [Shiroko x Male Reader]
Fanfiction"Seandainya.... Seandainya aku...." ------------------------------------------------------- Y/n adalah salah satu "Sensei" yang gemar menghabiskan waktunya di Kivotos. Ia seorang guru yang ramah tamah kepada murid-muridnya. Namun, pada suatu malam y...