Hai hai hai!! ✧⁺⸜(●˙▾˙●)⸝⁺✧
Rara disini (づ●─●)づ
Terimakasih sudah membaca
✧*。٩(ˊᗜˋ*)و✧*。Selamat membaca bab ini (〃'▽'〃)
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°Cale bersandar pada meja, nafasnya masih terengah-engah dan keringat membasahi tubuhnya tapi setidaknya Cale tahu jika dirinya akan baik-baik saja sekarang.
"Tuan muda, apakah anda baik-baik saja?" Cale mengangguk sebagian jawaban.
"Syukurlah kalo begitu" Hans menarik nafas lega melihat anggukan Cale.
"Hans, tolong ambilkan aku air minum" Cale yang masih terlihat sangat pucat dan masih terduduk ingin ditinggalkan sendiri.
"Baik tuan muda" Hans berjalan menuju pintu, hal itu tidak luput dari pandangan Cale.
"Terimakasih"
Ceklek
"Apakah tadi tuan muda meminta tolong dan berterima kasih pada ku?"
Hans yang kebingungan tetap berjalan menjauhi kamar Cale.Karena dia......
Karena dia saudaranya.......
'Karena kamu'
'Sampah pengganggu'
'Seharusnya kamu mati saja'
Nafasnya terengah-engah, Cale dengan keras mencekram bajunya tanpa disadari. Sesak, dadanya benar-benar sesak, seperti ada batu yang menimpanya.
Karena dia adiknya akan-akan apa?
Suara pelahap yang terus menerus memanggil namanya teras sangat jauh di pendengarannya. Satu-satunya yang dapat didengar dengan jelas hanyalah suara Rok Soo.
"Cale, akan ada serangan teroris di ibukota kerajaan Roan"
Kata-kata Rok Soolah satu-satunya yang terus diputar otaknya.
Kenapa dia begitu panik pada informasi yang tidak jelas ini? Dari orang yang bahkan dia kenal tidak lewat dari sehari. Padahal tidak ada bukit jelas, itu hanyalah sebuah pernyataan dari orang yang bahkan tidak memilik bentuk fisik. Kenpa tidak terbesit sedikitpun jika itu hanya bualan ataupun omong kosong? Apakah karena suaranya yang terdengar yakin dan percaya diri? Cale tidak tahu, dia hanya merasa jika itu bukanlah bualan semata.
Jantungnya yang berdetak begitu keras sejak dia mendengar informasi itu, seolah-oalah memberi tahunya jika itu bukan omong kosong.
"Tuan muda, ini minuman yang anda minta" Hans berjalan kearah Cale dengan nampan ditangannya. Cale masih terduduk dengan wajah yang masih pucat dan tangan yang gemetar.
Mengapa Cale begitu percaya diri? Mengapa dia bisa begitu yakin jika dia bisa menjaga keluarganya?
Kamu sudah gagal sekali.
Memangnya siapa kamu begitu yakin?
Dia hanyalah sampah. Hanya orang yang tidak berguna.
"Tuan muda apakah anda baik-baik saja?" Hans bertanya dengan khawatir.
"Sebenarnya kenapa anda seperti ini tiba-tiba?"
"Memangnya aku yang seperti biasa bagaimana?" Cale mendongka dan mentap Hans.
Hans tertegun. Bukan, bukan karena ucap tuan mudanya yang ambigu, bukan juga karena nada sarkastiknya (hans sudah terbiasa dengan hal itu) tapi tatapannya, cara tuan muda Cale menatapnya tidak seperti biasanya ada yang aneh dari caranya menatap, yang anehnya menarik Hans.
KAMU SEDANG MEMBACA
the first young master of a noble family
General FictionJika kamu bertanya siapa itu Cale Henituse? Orang - orang akan menjawab. "Putra sulung keluarga Henituse" "Sampah dari dari timur laut" "Aib keluarga count" "Pembawa masalah Sungguh, count terlalu baik membiarkan anak seperti itu tinggal" "Anak...