13. menjadi pelayan itu sulit

133 25 6
                                    

Halo, Halo, hai! (*^▽^*)(⌒▽⌒)

Apa kabar? Hehe sudah lama ya.

Tolong dimaafkan atas keterlambataannya 🙇🏻‍♀🙇🏻‍♀

Karena bulan ini pekan ulangan dan remedial, aku cukup sibuk (ㄒoㄒ)

Lalu, lalu banyak kegiatan yang baru ikuti.

Hehe, mencoba hal baru ternyata seru loh O(≧∇≦)O

walaupun melelahkan o(╥﹏╥)o

Tapi intinya aku bersenang-senang! (>y<)ヽ(*≧ω≦)ノ

Bagaimana dengan kalian?
Aku harap kalian juga bersenang-senang ヽ(*⌒∇⌒*)ノ

Selamat membaca!! (≧∇≦)/


~~~~~~~~~~~~

Hans menatap tuan mudanya dengan bingung yang hanya berdiri diam menatap langit. Berkali-kali dia melihat bolak-balik antara Cale dan langit dan berkali-kali juga dia hanya melihat hal yang sama, langit biru dengan awan putih dan tuan mudanya yang rambut merahnya tertiup angin.

"tuan muda, jika saya boleh tahu apa yang anda lihat dari tadi?" Hans yang tidak bisa menahan rasa penasarannya memutuskan bertanya tapi bukannya menjawab Cale malah menghela nafas dan menoleh ke arahnya lalu meletakan kedua tangannya dibahunya, dia sedikit tersentak dengan gerakan tiba-tiba tuan mudanya itu.

Cale memanggil Hans dengan suara yang menurutnya aneh untuk tuan mudanya gunakan. "Hans dengar, kau harus menjadi manusia yang baik, jangan pernah menyusahkan orang lain, mengerti?" Hans mengangguk otomatis saat mendengar ucapan Cale, setelah itu Cale menepuk bahunya dua kali lalu berlalu pergi begitu saja. Hans menatap punggung Cale yang menjauh dengan kosong.

memang boleh?

memang boleh ya, orang yang dijuluki sampah menasihati wakil kepala pelayan seperti dirinya untuk hidup menjadi manusia baik yang tidak menyusahkan orang lain? bukannya kata-kata itu lebih cocok untuk dirinya? memang siapa yang hari-hari membuat masalah? siapa yang memecahkan botol alkohol yang masih ada isinya? lalu memangnya siapa yang harus membersihkan semua itu?

Hans menggelengkan kepala tidak habis pikir, sudahlah lebih baik dia menyiapkan makan siang tuan muda. Hans berbalik kerah yang berlawan dengan arah Cale untuk menyiapkan makan siang.

Hans memasuki tenda di mana para koki memasak, mengabaikan para koki yang sibuk Hans berjalan ke arah meja dan mengambil nampan satu-satunya berisi sup kelinci dan air yang ada di meja, dengan santai Hans berbalik pergi membawa nampan untuk makan siang Cale.

Hans meletakan nampan di meja di hadapan Cale dan berjongkok untuk meletakan 2 mangkuk lainnya dekat kaki Cale yang disambut dengan mengeong oleh dua ekor anak kucing berwarna perak dan merah. Senyum lebar terlihat di wajah Hans saat dia melihat kucing-kucing itu makan dengan lahap sampai membasahi wajah mereka.

terlalu sibuk bermain dengan para anak kucing Hans tidak menyadari jika Cale memperhatikannya.

"apakah kamu sangat suka dengan mereka?" Hans terlonjak kaget sampai jatuh terduduk dan ketika dia menoleh ke arah Cale, tuan mudanya itu menatapnya seolah mengatakan 'haruskah sampai segitunya?' Hans membersihkan pakaiannya yang kotor dan melihat tuan mudanya lagi yang masih setia menatapnya, seolah menunggu jawabannya.

Hans mengelus lembut bulu merah kucing yang paling kecil, ada seulas senyum yang terbit dari bibirnya tanpa sadar "bukankah mereka lucu tuan muda? mereka sangat kecil dan menggemaskan, bulu mereka juga sangat halus, melihatnya saja sudah membuat bahagia dan rasa lelah menghilang begitu saja, mereka tidak berdosa, lembut dan mereka masih anak-anak, anak-anak itu layak untuk dicintai, di lindungi dan disayangi." Hans tanpa sadar berbicara terlalu banyak saat dia menoleh ke arah yang dia harapkan adalah Cale yang bosan, dia tidak mengharapkan sedikit pun tuan muda memperhatikannya dengan seksama.

the first young master of a noble familyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang