Selamat Membaca 🎉
Btw Jangan Lupa Vote yah❤🔥Richard "Ga Vote sama Komen gue bantai lo🔪"
Xendriks" Sayang Jangan lupa vote sama komennya ya🥰"
Udah double up
Janji Aku udah lunas ya berarti.Terimakasih buat yang sudah vote, komen dan sabar menunggu update an cerita ini.
Sungguh dari lubuk hati aku yang paling dalam sangat-sangat berterimakasih kepada teman-teman semua yang selalu men support aku.
Tanpa kalian mungkin cerita ini ga akan dilanjutin lagi.
Jujur saja waktu itu saya sudah kepikiran untuk berhenti di tengah jalan karena vote nya sedikit dan komen pun sedikit.
Saya akui bahwa saya masih penulis amatir yang saat ini sedang berusaha memperbaiki tulisan saya supaya para pembaca senang dan betah dalam membaca cerita ini.
Untuk itu saya mohon kepada teman-teman untuk menghargai karya saya dan saya tegaskan CERITA INI MURNI DARI PEMIKIRAN DAN IMAJINASI SAYA, SAYA TIDAK MENJIPLAK KARYA ORANG LAIN KARENA SAYA JUGA SEORANG PENULIS SAYA TAU BAGAIMANA LELAH NYA OTAK BERPIKIR UNTUK MENJALANKAN SEBUAH CERITA YANG DI GEMARI PEMBACA.
JADI UNTUK TEMAN-TEMAN KALAU ADA YANG MELIHAT ADA KESAMAAN NAMA TOKOH, JALAN CERITA ATAU APAPUN ITU SAYA TEGASKAN BAHWA ITU SEMUA TIDAK DI SENGAJA.
TERIMAKASIH ATAS PERHATIAN NYA.
***
Di ruangan bercat putih itu kini terlihat sosok gadis cantik yang masih asik dengan tidur nya, bak putri tidur.
Hening. Itulah satu kata yang pas menggambarkan ruangan ini.
Tidak terdengar satu pun suara manusia melainkan suara monitor dan suara nafas kedua manusia yang berada di ruangan tersebut.
Perlahan namun pasti sosok yang berbaring di bangkar rumah sakit itu perlahan membuka mata cantiknya.
Terlihat netra berwarna abu-abu mengerjapkan beberapa kali bulu mata lentiknya untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke netra indah itu.
Setelah berhasil menyesuaikan cahaya ia menoleh ke arah samping nya, yang mana di sana terdapat sosok laki-laki tampan yang akhir-akhir ini sering mengganggu pikirannya.
Senyum manis pun tersungging di bibir tipis nya. Puas menatap laki-laki tersebut kini matanya beralih ke langit-langit kamar, mengingat kembali kejadian kemarin dengan pikiran berkecamuk.
"Apa mereka gak datang? " Batin nya terkekeh miris.
"Lagian mustahil kalau sampai mereka menyempatkan datang."
Lama dia termenung sehingga tak menyadari sosok laki-laki yang ia cintai itu kini sudah terbangun setelah tidur 1 jam lamanya.
FYI Nggak lupa kan Leonnard sama Ara itu mengalami insomnia?.
"Mana yang sakit? " Sosok itu tersenyum lembut sambil mengusap kepala gadis cantik itu.
"Boleh minta tolong ambilin minum gak? "Tanya Ara sambil membalas senyuman Laki-laki di hadapannya.
Tak menjawab, sosok yang tak lain Leonnard itu mengambil minum di atas nakas lalu menyodorkan nya ke arah Ara tidak lupa senyum manis nan lembut itu masih tidak menghilang dari bibir nya.
"Mana yang sakit, hm? "
"Pusing" Ara memijat keningnya dengan jari telunjuk dan juga jari jempolnya.
Segera Leonnard memencet tombol darurat yang ada di dinding belakang bangkar Ara.
Hening. Kedua anak manusia itu sibuk dengan pikiran nya masing-masing. Sampai suara pintu terbuka menampilkan sosok dokter wanita paruh baya dengan jas putih kebanggaan nya di tambah dua perawat yang mengekor di belakang punggung nya.
"Bagaimana perasaan anda nona?" Tanya dokter itu sebelum memeriksa Ara.
"Pusing dok, perut saya juga kayak nyut nyut gitu"
"Permisi ya, saya periksa dulu" Izin sang dokter.
"Silahkan dok"
Dokter itu pun sibuk memeriksa keadaan pasien istimewa nya ini dengan hati-hati seolah tubuh ini adalah kaca yang mudah retak. Apalagi dengan kehadiran Leonnard yang sedari tadi memperhatikan gerakan nya dengan mata tajam, seolah tatapan itu memberi arti bahwa 'lecet sedikit saja, mati kau'.
Sungguh ia gemetar sekarang karena tatapan intimidasi itu, tangan nya sudah berkeringat dingin, baru kali ini ia gugup ketika memeriksa pasien.
"Keadaan pasien sudah stabil, hanya saja luka di perutnya untuk tiga hari ini jangan dulu terkena air, nanti kalau tidak terjadi apa-apa nanti sudah boleh pulang" Jelas sang dokter sambil merapikan alat yang ia gunakan memeriksa Ara.
"Terimakasih dokter"
"Sama-sama, kalau begitu saya permisi dulu. Kalau ada apa-apa panggil saya" Pamit sang dokter kemudian melangkah pergi dari ruangan itu
"Huuft baru bisa bernafas lega" Batin dokter itu sambil menghela nafas panjang.
"Jangan sampai terpesona oleh laki-laki tadi. Kau tidak tau bagaimana sifatnya. Berhentilah menghayal bisa mendapatkan dirinya, sebelum kau menyesal" Dokter itu pun berlalu pergi meninggalkan salah satu perawat yang mengikutinya masuk ke ruangan tersebut.
Ia tadi sempat melihat salah satu perawat itu terang-terangan menatap sosok lelaki berparsas tampan itu dengan tatapan berbinar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl And King MAFIA
RomanceBudidayakan follow sebelum membaca yah bestiee😽 PLAGIAT? Anda tidak bisa berimajinasi sendiri ya?. Note; Cerita ini murni dari pemikiran dan Imajinasi saya sendiri, jadi bila ada kesamaan nama tokoh,latar,alur cerita atau dan lain sebagainya itu m...