pembatalan tunangan

2.7K 278 1
                                    

happy reading!!

tak membutuhkan waktu lama, kini mobil Christy memasuki pekarangan rumah Chika. ia mematikan mesin mobilnya dan perlahan ingin turun namun pergerakan Christy membuat Chika terbangun.

"enghh.. udah sampe ya?" tanya Chika dengan mengucek matanya, hal itu terlihat menggemaskan untuk Christy. ia terkekeh pelan dan memegangi tangan Chika

"jangan dikucek matanya, iya udah ayo turun"ucap Christy, Chika pun membuka mobil dan sebelum ia turun dengan santainya Chika mengecup pipi chubby Christy membuat si empu mematung sambil menyentuh pipinya yang abis dikecup Chika. sedangkan si pelaku berjalan santai memasuki rumahnya tanpa sadar bahwa orang yang barusan ia cium masih mematung didalam mobil.

pandangan pertama Chika saat membuka pintu rumahnya ialah sang papa yaitu Earth sedang duduk santai disofa dengan laptop dipangkuannya. sontak Chika berlari menghampiri papanya yang baru pulang dari luar kota karna urusan pekerjaan.

"papaaa, Chika kangen!" ucapnya sambil berlari memeluk Earth dan dibalas kekehan serta pelukan hangat dari lelaki yang menjabat sebagai papa Chika itu. saat Earth ingin mencium pipi anaknya, ia melihat pipi Chika yang sedikit bengkak dan memerah membuat dirinya emosi.

"Chika siapa yang telah menyakitimu? biar papa abisin dia"ucap Earth menggebu-gebu
"pa, aku ingin membatalkan tunangan ku dan Tian" bukannya menjawab Chika malah mengatakan hal lain yang membuat Earth bingung.

'bukannya Chika sangat mencintai Tian?' batinnya bertanya-tanya

"kenapa? bukan kah itu mau kalian?"ucap Earth dibalas gelengan kepala oleh Chika
"Tian udah punya yang lain pa, awalnya Chika mau pertahanin tapi malah Chika difitnah bahkan dikasarin Tian gegara dia ngira Chika ngelukain orang yang sekarang ia cintai"ucap Chika dengan air mata yang kembali keluar. emosi Earth pun kembali, berani-beraninya bocah bawang itu menyakiti putri berharganya. liat saja apa yang akan Earth lakukan nanti
"baiklah papa akan segera berbicara pada ayahnya Tian dan dia harus dihukum bahkan kalo bisa dikeluarkan dari sekolahmu, papa juga akan memberi bodyguard yang bisa melindungi kamu"ucap Earth langsung ditolak oleh Chika

"gak, gamau. lagian Tian juga udah dikeluarin dan dapat balasan lebih, Chika juga udah ada yang jagain bahkan sayang ke Chika walau dia sendiri belum pernah bilang tapi dari perilakunya Chika yakin, dia juga menyayangi Chika" ucap gadis itu membuat papahnya bingung
"siapa? tumben anak papa bisa cepat naksir ma orang. Tian aja butuh 2 taun baru dapet"tanya Earth
"dia..."ucapan Chika terhenti ketika melihat Christy sedang kebingungan didepan pintu, Earth yang melihat itu pun menghampirinya.

jujur saat Chika menciumnya, Christy terdiam lumayan lama didalam mobil. bayangin cuman karma ciuman dipipi aja pikiran Christy kabur entah kemana. untung satpam lewat dan menegur dirinya dan kini kembali diam karna kebingungan didepan pintu. untung Chika dan pria baruh baya yang Christy ga kenalin itu menghampirinya.

"kamu siapa?" tanya pria itu yang tak lain Earth, papa Chika.
"saya Christy om, temen ka Chika" jawab Christy dengan sopan dan senyuman manis diwajahnya
"ini yang Chika bilang tadi pa, dia itu Christy dan orangnya ada didepan papa itu" ucap Chika, Earth menganggukkan kepalanya. anak gadisnya menyukai gadis lainnya? seterah Chika aja asal anaknya senang dan Christy bisa menjaga Chika maka Earth akan setuju.

"sayang, Chika, Christy ayo masuk. kenapa ngumpul didepan pintu sih?" ucap Sisca, dan kini mereka pun duduk disofa.

"eh ya, kok kamu udah pulang sayang?" tanya Sisca kepada anaknya
"Chika sakit Tante, tadi dikasarin Tian" bukan, bukan Chika yang menjawab tapi Christy. entahlah, gadis itu masih mempunyai dendam dengan Tian dan pasti akan membalasnya dengan lebih diluar sekolah.

Sisca yang mendengar hal tersebut pun bangkit dan duduk disamping anaknya, melihat ke sekujur tubuh Chika dan tampak pipi yang membengkak merah dan juga tangan yang memiliki beberapa goresan akibat pecahan kaca tadi. Earth yang melihatnya pun segera menelepon bawahannya, panggilan pun tersambung

'halo'
'.....'
'saya ingin kamu menarik semua dana yang diberikan kepada perusahaan CT Company'
'.....'
'bagus, terimakasih.'

Tut...

panggilan terputus dan tak lama dering telpon berbunyi dari Bara yang tak lain ceo CT company dan juga ayah dari Tian.

'kenapa?'
'.....'
'ya itu bukan urusan saya mau perusahaan kamu bangkrut atau apa'
'.....'
'tanyakan saja pada putramu, apa yang telah ia lakukan pada putri saya dan pertunangan mereka saya batalkan'

Tut...

usai ia menyelesaikan tugasnya itu, kembali pandangan ia arahkan ke ch2. ia harus mencari tau siapa Christy sebelum memberikan restu kepadanya.

"kamu udah gapapakan sayang?" tanya Sisca
"gapapa kok ma, udah diobatin Christy juga lukanya" jawab Chika, Sisca pun menoleh ke seseorang yang berada disamping putrinya itu.
"makasih ya nak, udah jagain Chika dan ngobatin lukanya"ucap Sisca
"iya tan sama sama, yaudah kalo gitu. om, Tante, ka Chika, aku pamit dulu ya mau pulang" Christy bangkit dan menyalami kedua orangtua Chika dan pada saat pandangannya menuju Chika, ia kebingungan melihat raut wajah sedih itu.

"kenapa harus pulang sekarang sih, gabisa tahun depan aja gitu? jangan pulang, mau pelukk"ucap Chika yang kini telah memeluk perut Christy dan menyembunyikan wajahnya disana. Christy terkekeh gemas dengan lembut ia mengusap rambut Chika.
"mana bisa gitu ka, udah ih. kan besok ketemu juga" sebenernya Christy juga tak ingin berpisah dari Chika tapi tadi mama Aya telah meneleponnya pada saat ia masih didalam mobil, ibunya itu tau ia pulang lebih cepat dan segera menitip ingin dibelikan bakso langganannya itu ke Christy.

gelengan kuat terasa diperut Christy membuat mereka yang melihatnya kembali tertawa karna aksi menggemaskan Chika. kedua tangan Christy menangkup pipi Chika membuatnya mendongak menghadap wajah Christy.

"dilanjut nanti aja ya kak, aku harus pulang udah dicariin mamah" bujuk Christy, Sisca yang melihat itu pun membantu Christy
"udah ya sayang, kasian Christynya udah dicariin itu. kan nanti bisa main lagi" ucap Sisca

mau tak mau akhirnya Chika menuruti ucapan mamanya itu. dan mobil Christy pun berjalan keluar dari perkarangan rumah Chika. selama diperjalanan Christy terus-terusan tersenyum mengingat tingkah menggemaskan Chika.




















.....

dilain tempat terlihat seorang pria yang terus disiksa oleh ayahnya itu. anak yang selalu ia banggakan kini membuatnya malu dan berhasil menghancurkan perusahaan yang ia bangun dari nol. bermacam kata maaf dan ampun tak didengarkannya, hingga sang anak terkapar dengan darah yang terus mengalir akhirnya ia menghentikan kegiatannya itu dan berjalan keluar tanpa memperdulikan nasib si anak.

dikejauhan ada seorang gadis yang terlihat menampilkan eskpresi datar namun dalam hatinya bersorak senang.

'maaf tapi gue senang liat lu tersiksa, anggap aja itu karma karna lu terus-terusan kasar pada sahabat gue' batin orang itu dan berlalu pergi dari sana tanpa berniat menolongnya sedikitpun.

Transmigrasi Christy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang