19. Home.

4.2K 413 20
                                    

Bagaimanapun bentuknya, bagaimanapun yang terlihat, rumah adalah rumah, di mana ada handuk yang terletak di mana-mana, sepatu dan kaus kaki berterbangan tidak di tempatnya, baju sekali pakai yang digantung lebih dari satu di belakang pintu kamar, ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagaimanapun bentuknya, bagaimanapun yang terlihat, rumah adalah rumah, di mana ada handuk yang terletak di mana-mana, sepatu dan kaus kaki berterbangan tidak di tempatnya, baju sekali pakai yang digantung lebih dari satu di belakang pintu kamar, tidak ada yang mencuci gelas bekas minum tapi mengambil gelas baru kembali, tidak ada yang memakan wortel namun menghabiskan bakso pada soup, menyisihkan daun bawang dan daun ketumbar pada setiap makanan, protes dengan telur yang gosong.

Namun Becky menikmati paginya, siangnya, sorenya bahkan sampai malamnya dengan Mereka, bagaimanapun ketiga manusia aneh itu adalah keluarga terbaik yang Ia miliki.

Jika ditanya apa arti rumah sebenarnya untuk dirinya, mungkin yang bisa Becky jawab adalah tempat di mana Ia bisa pulang.

Freen adalah bagian terbaik untuknya, gadis dengan banyaknya masa lalu yang kelam, memaksa dirinya berubah menjadi lebih baik untuk menciptakan rumah untuknya kembali.

Rasa syukur yang bahkan belum sepenuhnya Becky katakan, tapi Ia yakin jika Tuhan sudah mengerti apa yang ada di dalam kepalanya.

Memiliki buah hati dari seorang penghianat, tidak terlalu masalah, Ia juga sudah berdamai dengan masa lalunya tentang ini, Becky tau ikhlas adalah kunci terbaik dalam menjalani hidup.

Gemini juga kembali, Becky tidak terlalu masalah, membiarkan laki-laki itu berjuang mendapatkan maaf dari buah hatinya, bahkan sudah 4 bulan lelaki itu lakukan, dan belum mendapatkan hasilnya.

"Hey, merasakan sesuatu?"

"Hmm, Aku benci kontraksi palsu ini. "

"5 pembukaan lagi ya. "

Genggaman pada tangannya terasa begitu nyaman, Becky melupakan rasa sakitnya, Ia sibuk menikmati wajah Freen yang tenang, bukan tidak khawatir, hanya saja setelah pengobatannya Freen memiliki pengendalian emosi yang jauh lebih baik, Ia juga mampu menemangkan.

"Kamu Ibu yang hebat, Aku bangga banget sama Kamu, Kamu bisa jadi rumah buat Kita, Kamu bisa jadi segala hal yang Kita butuhin, Aku sayang banget sama Kamu, Bec. "

Hanya senyum lemah yang mampu Becky berikan, Ia menyukai kata-kata pujian yang Freen berikan, seakan membuatnya merasa jika dirinya benar-benar berarti, bahkan suatu yang sederhana mampu menjadikan hari-hari seseorang menjadi lebih baik.

Ciuman yang memabukkan, sentuhan, atau apapun itu yang Becky butuhkan, Freen akan dengan senang hati untuk memberikan, Ia menciptakan suasana terbaik untuk membuat Becky nyaman.

Membiarkan tangannya atau bahkan rambutnya memjadi pelampiasan rasa sakit dari kontraksi yang Becky rasakan, Freen tidak protes dengan itu semua, hanya senyum menenangkan yang masih sampai saat ini terlihat jelas di bibir tebal itu.

"Bagaimana Bu Becky?, sudah ada pergerakan?"

"Hmm, sepertinya. "

"Boleh di periksa?. "

"Silahkan. "

Hanya satu yang tidak bisa Freen tolerir, bagaimana tangan dokter itu masuk ke dalam liang istrinya, bahkan Ia menahan itu terjadi selama kehamilan Becky.

Becky meremas tangan Freen dan tersenyum, Ia tau satu-satunya yang tidak akan berubah hanya rasa cemburu wanitanya, Ia akan gila dengan menahan itu semua.

"Sus, pindahkan Ibu Becky ke ruang bersalin ya, sudah pembukaan 9. "

Ada perasaan takut yang benar-benar menyerangnya, namun Freen tidak mau itu mengganggu Becky nantinya.

Melihat bagaimana wanitanya berjuang membuat Freen menyadari banyak hal, tentang kebodohannya di masa lalu, walaupun sudah Ia tebus di masa depan rasanya tidak akan pernah cukup untuk menghapus semua luka itu.

"Mami. "

"Hey, duduk di sini. "

Freen harus mengatakan Jeje dan Rayi adalah dunianya setelah Becky, bagaimana kedua manusia itu tumbuh dengan baik, bagaimana rumah yang sepi untuknya mendadak menjadi ramai, ini bukan masalah Mereka adalah milik siapa yang terlahir dengan latar belakang yang bagaimana, namun tentang rumah, tentang hal yang bisa Freen tuju untuk pulang.

"I love you Mami. "

"I love you too Son. "

"I love me, Mami. "

Untuk Jeje, Freen akan sedikit menggunakan sentilan mautnya, Ia tidak tau sifat jahilnya gadis itu rekam dengan baik hingga seorang Rajingga tumbuh menjadi remaja problematik.

"Mami sorry buat Adek, kalau nanti perlakuan Mama ke Adik bayi gak sama kayak perlakuan Mama ke Kamu waktu kecil, Mami udah jelasin kan kenapa?, Mami harap Jamu ngerti ya. "

Freen takut, kecemburuan social yang mungkin saja tidak Rayi perlihatkan akan menjadi bumerang untuk Mereka nantinya setelah bayi kecil itu lahir.

"Hmm, kata Mami takdir orang beda-beda, jadi jangan iri sama kehidupan yang orang lain miliki. "

"Anak baik. "

Tidak ingin semua kebahagiaannya berkurang, hanya ingin bertambah, banyak hal yang Freen korbankan untuk menciptakan rumah terbaik untuk para penghuninya, dan Freen berhasil, karena satu-satunya rasa yang tertinggal adalah bahagia.

"Ibu Freen, silahkan masuk dan selamat bayinya laki-laki. "

Freen tersenyum, mencium satu-persatu buah hatinya, menjemput rasa senang lainnya yang Becky berikan kepadanya hari ini.

Bayi merah nan gagah, Ia harus berterima kasih dengan siapapun si pemilik sel sperma itu sudah mengizinkan bayi tampan ini hadir di rahim istrinya dan juga menjadi keluarganya.

"Ganteng. "

"Kamu seneng?"

"Seneng. "

Becky tersenyum, Ia menyukai Freen yang lembut, Freen yang penyayang, Freen yang sudah tidak lagi menggunakan emosinya untuk apapun, Becky bersyukur dengan itu semua, kehidupan yang lebih baik dan rasa bahagia setiap harinya, Ia harus berterima kasih untuk itu semua.

"Tahun depan Kamu hamil lagi ya Babe?"

"What?"

Besok END ya guys 🫨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Besok END ya guys 🫨

HOME (Freenbecky)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang