10. Keluarga Baru Theresia

4.1K 411 14
                                    

Bagaimana jika bumi berputar begitu cepat, setiap kenangan hanya akan berubah menjadi sebuah ingatan, usia akan beranjak dewasa, semua cerita sepertinya ingin menemukan alurnya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagaimana jika bumi berputar begitu cepat, setiap kenangan hanya akan berubah menjadi sebuah ingatan, usia akan beranjak dewasa, semua cerita sepertinya ingin menemukan alurnya sendiri.

Dengan nasi goreng ayam dan telur ceploknya, Rayi duduk tenang di depan TV, lelaki 5 tahun itu benar-benar menikmati harinya, Ia hanya akan diam jika diberikan makanan, dan mungkin satu-satunya jalan keluar yang bisa Becky lakukan saat tidak ada Freen di rumah hanya itu saja, memberi Rayi masakan terbaiknya, dan duduk tenang dengan kopi susunya.

"Mama gak balik kantor lagi?"

"Gak, Mama libur. "

"Mau makan ini sampe malam. "

"Ray. "

"Maaf. "

Hubungan Becky memang tidak sepenuhnya membaik, namun Becky tetap meletakan kedua buah hatinya menjadi prioritas, walaupun sikap dinginnya tak mampu Ia hilangkan sepenuhnya.

Rayi, laki-laki lembut yang sangat menyayanginya, yang selalu memaklumi bagaimana Becky memperlakukannya, Ia benar-benar tidak mempermasalahkan bagaimana sikap sang Mama, yang penting Becky ada di dekatnya saja itu sudah jauh lebih cukup.

"Mama, Adek mau peluk. "

"Sini. "

Tidak seperti Jeje, Rayi harus benar-benar memastikan mood sang Mama dalam kondisi baik, walaupun di dalam hatinya Ia ingin setiap saat bersama Becky, namun apa daya, Rayi tau persis jika sang Mama tidak terlalu menyukainya.

"Udah. "

"Habisin makannya, Mama mau kerja jangan diganggu. "

"Iya Ma. "

Becky mulai sibuk dengan laptopnya, walaupun ujung matanya masih memperhatikan Rayi dengan intens, bagaimana laki-laki kecil itu mengerucutkan bibirnya karena kecewa, mencoba tidak terlalu peduli, walaupun isi kepalanya bertengkar dengan isi hatinya.

"Adek. "

Suara nyaring Jeje memenuhi indera pendengarnya, begitupun dengan suara lembut Freen yang memperingati putrinya agar tidak berlari itu mampu membuat Becky meninggalkan semua pekerjaannya.

"Kakak ada kue, Adek mau?"

"Gak ada ya Je. "

"Apa sih Mama. "

"Je, biarin Adek makan dulu, dan Ray, gak ada makan manis dan habisin nasinya. "

"Ya Ma. " Wajah yang tadinya sumbringah berubah menjadi murung, Becky benar-benar ingin menghancurkan mood lelaki kecilnya itu.

"Sini Mama suapin, Kamu makannya lelet banget. "

Dengan lembut Becky menyuapi pria kecilnya itu, walaupun wajah dinginnya tak pernah berubah, namun sikap hangatnya benar-benar mampu Ray rasakan, ciuman itu mendarat di pipinya, Becky tidak menyalahkan Ray tentang itu, membiarkannya, walaupun untuk pria kecil itu tau persis jika Becky tidak terlalu menyukainya, tapi setidaknya sang Mama juga menerimanya dengan baik.

HOME (Freenbecky)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang