Chapter_2

41 4 0
                                    


.
.
.
(…)
Awas TYPO Bertebaran!
.
.
.

Chapter sebelumnya:

Karena tidak melihat ke depan, Zio jatuh tengkurap, dengan sebuah karya kecil pada lutut kirinya. "Akh.. sshh.." Zio duduk sebentar, dan baru menyadari bahwa ia duduk ditepi jalan yang berwarna Hitam.

***

"Ini... Jalanan kota dunia ini? Kenapa warnanya hitam? Lagi, kenapa ada garis petak putih yang cukup besar di tengah-tengahnya?" Bingung Zio melihat jalanan beraspal mulus. Belum lama berpikir, suara desis ular kembali terdengar pada pendengaran tajam Zio, lebih tepatnya Shen Xiao. Walau suaranya tidak terlalu jauh dan kecil, masih bisa ditangkap oleh telinga Zio berjiwa Shen Xiao.

"Dasar ular berbisa ini! Aku harus menjauh dahulu." Kalut Zio, kembali berdiri dan berlari mengikuti jalur jalan. Entah kemana tujuannya, asalkan ia bisa selamat dari ular cobra itu. Cukup lama berlari sampai dadanya sesak, ia berhenti dibawah pohon yang tak terlalu tinggi, tapi masih bisa berteduh di bawahnya. Syukurlah, ular berbisa itu tidak lagi mengejarnya.

"Ah..hah..hah..hah.. akh.. kaki.. hah.. ku.." Zio berusaha perlahan menetralkan pernapasannya yang dibarengi dengan rasa sakit yang amat sakit pada kakinya yang terluka dan terkilir. Jujur, rasanya Shen Xiao yang ada di tubuh Zio ingin sekali menangis saat pada kondisi tubuhnya. Pergelangan kaki yang terkilir dengan bengkak yang semakin membiru, lutut tergores yang sudah mengeluarkan darah, punggung tangan yang terluka akibat meninju batang pohon, dada yang sesak akibat berlari terlalu lama, juga perutnya yang terasa kosong karena belum sarapan. Sungguh, ini lebih sakit daripada terluka karena pukulan telapak tangan yang dipenuhi energi spiritual pada dada kirinya dulu, walau mengeluarkan seteguk darah. Tak kuat lagi menahan rasa sakit pada tubuhnya, ditambah rasa lemah nan lemas pada tenaganya, membuat Zio terbaring pingsan dibawah pohon. Perlahan pandangan matanya memudar kemudian menggelap sempurna dengan wajah imutnya yang pucat pasi.

Setengah jam lamanya Zio dibawah pohon, dari sisi berlawanan dengan jarak yang cukup jauh, ada 3 mobil hitam melaju dengan kecepatan di atas rata-rata menuju kearahnya. Didalam mobil paling depan, terdapat seorang pria berbadan besar dengan otot-otot yang keras dan kasar duduk di jok penumpang, dengan seorang pria yang lebih muda darinya sedang mengemudikan mobil hitam mewah itu. Sepertinya pria dibelakang adalah tuan sang supir, sementara dua mobil dibelakang, kita sebut saja bodyguard tuan ini.

Dari kejauhan, pria yang dengan wajah datar, dingin, dan tatapan tajamnya menatap siluet seorang anak kecil terbaring lemah di tanah. "Kenapa ada anak kecil di hutan seperti ini?" Pikir pria ini. Saat hampir mendekati titik pandangnya, "berhenti" dengan perlahan sang supir, atau kita sebut saja Asisten pribadinya tuan ini, memberhentikan mobilnya dan menepi. Tanpa perintah apapun, sang tuan turun dari mobil tanpa menyuruh sang asisten untuk bertindak. "Tidak biasanya tuan seperti ini. Apa yang terjadi? Ah, harus kulihat." Pikir asistennya, kita panggil saja dia Dylan Asisten pribadinya tuan pemilik mobil ini. Dylan turun untuk menghampiri tuannya, diikuti 5 orang bodyguard yang ada didalam 2 mobil dibelakang.

Saat mendekat, Dylan terkejut melihat seorang anak kecil terbaring tak berdaya tepat dihadapan tuannya. Tuan ini menatap anak kecil, atau yang aslinya adalah Zio, seolah berfikir yang mana tebakan author benar, tuan ini kasihan kepada Zio. "Anak laki-laki, masih kecil, dan terluka? Kasihan juga. Tapi menarik juga." Batin tuan itu tersenyum miring tanpa diketahui oleh bawahannya. Tuan itu segera menggendong Zio seperti pengantin, lalu membawanya masuk kedalam mobil.

Zio's Innocence and Antiquity (My Protective Family) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang