.
.
.
(…)
Awas TYPO Bertebaran!
.
.
.Chapter sebelumnya:
Devian mengangguk, ia duduk di samping Reinhard. "Persyaratan pertama, bersikaplah layaknya anak bayi penurut kepada kami dan seluruh anggota keluarga Aldebaron."
***
Zio menganggukkan kepalanya paham. "Ajari saya untuk berbicara layaknya anak seusia saya, daddy." Mohon Zio, Devian tersenyum mendengar kata "daddy" yang diucapkan oleh anak imut ini.
Devian: “yang kedua, dilarang melawan, memberontak, atau membantah perintah, perkataan, dan perlakuan kami untuk kamu. Selebihnya telah masuk kedalam kategorinya. Jika kamu melakukannya, maka akan ada hukuman.”
Zio diam sebentar, kemudian mengangguk. "Jadi saya harus menjadi seorang penurut yang baik?" Tanya Zio memastikan, dan Devian mengangguk menanggapi.
Devian kembali melanjutkan. "Ketiga, izin adalah aturan utama wajib untukmu, jika hendak melakukan kegiatan yang diluar rutinitas sehari-hari." Dan Zio mengangguk lagi.
Devian: “keempat, tidak lagi untukmu berbicara mengasihani diri sendiri. Biasakan memanggil dirimu "Zio", karena keluarga kami bukan orang rendahan.” tegasnya.
Bukan bermaksud sombong, tapi memang sudah fakta. Untunglah Shen Xiao dapat memakluminya, dikarenakan pemikiran dewasanya yang baik.
Zio mengangguk menyanggupi. Kali ini, Devian menatap Zio lamat dan serius. "Terakhir, jika sudah mempelajari bahasa Indonesia, dilarang untukmu menggunakan bahasa Mandarin kembali. Kecuali disaat-saat tertentu, kamu akan menggunakannya."
Terdengar simpel dan easy, tapi tidak untuk seorang Shen Xiao yang ada di dalam tubuh Zionathan Austin. Walau ia terkenal sangat pintar, mudah menangkap pembelajaran, dan cepat dalam mengingat, tetap saja ia butuh perjuangan untuk itu. Dengan keadaannya yang sekarang, ia masih harus melatih tubuhnya terdahulu agar lebih bisa melindungi diri sendiri.
Zio hanya bisa mengangguk pasrah. Tidak ada untungnya jika ia menolak, toh, ia juga beruntung karena bisa berinteraksi baik dengan warga lainnya.
Devian: “semua persyaratan itu telah tertulis di atas kertas. Jadi, kamu tidak harus melupakannya.” Final Devian tersenyum puas.
Zio mengangguk pasrah. Menolak pun percuma, takdir sudah diatur, umatnya hanya bisa menerima.
Serentak, pintu ruang rawat inap Zio terbuka, menampakkan Sherry dengan wajah cerianya yang diikuti 2 orang bodyguard yang menenteng begitu banyaknya barang belanjaan.
Sherry mendekati Zio, kemudian tanpa izin dari sang empu, Sherry mencium dahi Zio dengan lembut seraya berkata, "bagaimana tidurmu, sayang? Nyenyak?"
Zio sedikit tersentuh saat bibir lembut Sherry mengecup dahinya. Zio bukan tidak mau bicara, tapi ia tak mampu. Ia hanya bisa mengangguk sebagai jawaban.
Sherry tahu, Zio pasti blushing karena ulahnya. Ia bergerak mengambil 1 bag belanja di atas meja yang sudah pengawalnya simpan, kemudian membawanya ke arah Zio.
Sherry mengeluarkan isi belanjaannya, "Zio, bagaimana menurutmu? Apakah bagus?" Tanya Sherry meminta pendapat dari Zio. Ia menunjukkan sepasang pakaian berwarna coklat untuk bajunya, biru Navy untuk celananya yang memiliki saku disebelah kirinya. Celananya panjang, sedangkan bajunya berlengan pendek, yang tentunya mahal dengan merk terkenal.
![](https://img.wattpad.com/cover/344400668-288-k272620.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Zio's Innocence and Antiquity (My Protective Family)
RandomKematian guru besar yang agung Long Biange, memukul keras jiwa Shen Xiao, yang seorang murid tauladan yang patuh berkepribadian baik dan tulus. Satu bulan setelah Shen Xiao memimpin sekte Gunung Qingji, para murid harus menerima kenyataan atas kemat...