Chapter_8

41 2 1
                                    

.
.
.
(…)
Awas TYPO Bertebaran!
.
.
.

Chapter sebelumnya:

"Mommy, daddy, kakak-kakakku, Zio izin kembali kedalam sebentar untuk mengambil barang yang terlupakan." Ucapnya. "Inilah saat yang tepat untuk menguji tubuh ini, apakah melakukan seni meringankan tubuh dapat berguna di dunia ini." Batinnya.

***

Mereka menatap Zio dengan dahi berkerut. Sherry menatapnya, "kamu melupakan sesuatu?" Tanyanya.

Zio mengangguk, "barang penting."

Devian menyetujuinya dengan syarat, Reinhard harus menemaninya. Zio menerimanya tanpa ragu, membuat yang lain mempercayainya.

Reinhard mengambil alih tubuh Zio, kemudian kembali masuk kedalam untuk mengambil barang yang Zio lupakan sebelumnya.

Sampainya di kamar inap sebelumnya yang berada di lantai 3, Reinhard menurunkan Zio dari gendongannya, "jadi, apa yang terlupakan?" Tanya Rein.

Zio menatap sekelilingnya, ia memeriksa laci meja dan lemari kecil dibawahnya. Beralih, Zio masuk kedalam kamar mandi, Reinhard mencegatnya, "apa yang akan kau lakukan, Baby?" Tanya Reinhard lembut.

Zio menatap kedua mata kakaknya polos, "ingin mencuci tangan sebentar. Maukah kakak ketiga menungguku di sini?"

Reinhard mengiyakan, lalu duduk pada brankar pasien.

Didalam kamar mandi, Zio terdiam memikirkan sebuah rencana agar ia bisa kabur sebentar, untuk mencari tahu lebih lanjut, bagaimana cara berperilaku pada dunia dan negara di sini.

Seperti ada sebuah bohlam lampu yang menyala di atas kepalanya, Zio tersenyum tipis. Ia bergerak mengambil kursi kecil yang memang sudah disediakan di situ, kemudian menaikinya. Untungnya, wastafel itu tak terlalu tinggi, memudahkan Zio untuk menggapai kran air itu.

Tinggi badan yang hanya 4 jengkal itu, memang pendek, mungkin tidak mencapai setinggi 100CM. Itulah sebabnya mengapa keluarga Aldebaron mengira, bahwa Zio anak umur 4 tahun, nyatanya sudah mencapai 6 tahun.

Lanjut, ia memutar untuk membuka kepala saluran air wastafel dan tak lupa sedikit membasahi bajunya, agar rencananya berjalan dengan lancar. Entah kran air itu yang longgar atau tenaga Zio yang sangat kuat, kran besi itu bisa ia buka dengan mudah.

"Sepertinya susu dari mommy Sherry benar-benar ASI ajaib." Gumamnya tersenyum tipis.

Langsung saja, Zio membuat raut wajah panik saat air pada saluran keluar dengan derasnya, "kakak! Kakak Rein! Gawat!" Teriaknya dari dalam.

Reinhard masuk kedalam dengan tergesa-gesa dan raut wajahnya yang terlihat panik, "astaga, kau tidak apa-apa?" Dengan cepat, Rein menjauhkan adiknya dari memegang saluran yang terbuka itu.

"Tetaplah di sini, kakak akan menutupnya dahulu." Setelah memberi arahan, Rein mengambil kepala kran air yang tergeletak di lantai, kemudian mencoba dengan cepat memasangnya.

3 menit lamanya, akhirnya selesai walau baju Reinhard basah kuyup. Saat berbalik badan, ia tidak melihat tubuh adiknya pada posisi sebelumnya.

"Zio! Zio! Kau dimana?" Teriaknya setelah keluar dari kamar mandi.

Reinhard mencari adik manisnya di setiap penjuru ruangan. Dari kamar mandi, toilet, kamar tidur kecil, dapur mini, hingga dibawah brankar pun tak luput ia selidiki. Dan ya, hasilnya nihil.

Reinhard sudah kalang kabut sendiri saat kehilangan adiknya. Apa yang harus ia katakan kepada keluarga mengenai ini? Berbohong pun percuma, pada akhirnya akan ketahuan juga.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 15, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Zio's Innocence and Antiquity (My Protective Family) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang