"Kamu adalah kreasi Tuhan yang paling sempurna di mataku," dengan mata yang tak lepas dari wajah Valerie, Nimala memuji kekasihnya itu dengan penuh rasa kagum. Posisi tubuh mereka berdua akan tampak tak senonoh jika dilihat oleh khalayak umum, namun mereka berdua sedang berada di dalam kamar kost Nimala, memberikan mereka waktu dan ruang privat berdua.
Punggung Valerie menempel di tembok kamar Nimala, kedua tangannya berada di atas kepalanya, dikunci oleh genggaman tangan Nimala. Tubuh mereka sangat dekat, kepala Nimala menunduk untuk terus menatap wajah Valerie. Dada Valerie bergerak naik dan turun sedikit cepat, menunjukkan perasaannya yang bercampur saat ini. Ada rasa senang, gairah, berdebar yang semuanya beraduk menjadi satu. Dibalik sikap Nimala yang selalu mengganggu Valerie, selalu ada rasa cinta dari Valerie yang tersimpan rapat kepada Nimala. "Temboknya pakai bata merah, kan? Bukan pakai habel?" Valerie bertanya sambil tersenyum gugup, sungguh rasanya dia harus berusaha keras agar tak tersesat di pandangan tajam Nimala.
"Hmm, bata merah. Aku bisa pastikan. Suara kita gak akan kedengeran ke kamar sebelah," jawab Nimala, lalu wajahnya semakin lama semakin mendekati wajah Valerie, dan tak perlu waktu lama bibir mereka pun bertemu. Ciuman mereka yang awalnya masih malu-malu, kelamaan menjadi semakin panas ketika Nimala melepaskan pegangannya tangannya di tangan Valerie, yang membuat Valerie memeluk tengkuk Nimala dengan erat, seperti tak ingin berpisah. "Hitungan design-mu nanti aku kerjakan, ya, La," ucap Valerie sambil tersengal di antara ciuman mereka dan Nimala menggeram pelan.
Nimala adalah seorang mahasiswi arsitektur di tingkat akhir, yang digadang-gadang sebagai calon arsitek gemilang di masa depan. Memilki paras yang sungguh rupawan, tubuh tinggi, rambut agak ikal sebahu, dan mata yang tajam. Dia merupakan anak dari pasangan arsitek dan designer interior yang lumayan ternama. Tak ada yang meragukan lagi kemampuan akademis dari Nimala.
Sementara Valerie adalah juga seorang mahasiswi tingkat akhir tapi dia menempuh pendidikan teknik sipil. Dia mampu menjadi unggulan di angkatannya dan salah satu yang tertangguh di dunia karier yang masih didominasi oleh pria. Wajahnya juga tak kalah cantik, walau pun tubuhnya termasuk kecil, tapi otaknya sangat encer, dia juga tak pernah ragu untuk selalu turun ke lapangan. Maka tak ayal, kulitnya kecokelatan karena sering terpapar sinar Matahari menjadi bukti bahwa dirinya mampu bersaing dengan para calon kontraktor lainnya.
Sejak awal di masa orientasi kampus mereka berdua sudah berkenalan. Awalnya karena Nimala sering menanyakan berbagai hitungan untuk konstruksi bangunan kepada Valerie, pun Valerie yang sering meminta pendapat untuk design bangunan kepada Nimala. Hari-hari mereka dilewati sebagai kawan dekat yang saling menguntungkan. Dimulai dari saling menguntungkan karena urusan tugas kuliah, semakin lama mereka semakin dekat sebagai teman.
Baik Nimala mau pun Valerie memiliki sifat yang tak jauh berbeda. Nimala adalah orang yang sangat berpegang teguh dengan ideologinya, memilih menghabiskan waktunya di balik tumpukan buku, kemana pun ia pergi maka ia akan mengamati bangunan secara mendetail, dia sering menggumamkan pikirannya, dan tak banyak bicara jika dengan orang yang tak terlalu dekat. Valerie juga adalah seorang wanita yang cukup keras di lapangan, tegas, dan dia selalu berusaha memperhitungkan berbagai bangunan. Tubuh Valerie kuat dan sedikit berotot karena sering terjun ke lapangan, sementara tubuh Nimala kuat dan berotot karena ia latih di pusat kebugaran.
"Val, kamu bener-bener bikin aku gila," kata Nimala sedikit menggeram dan tanpa komando ia mengangkat tubuh Valerie dan melemparkannya ke atas kasur. Terlihat Valerie yang sedikit cemas ketika dia melihat wajah Nimala yang sudah merah padam. "Kamu emang arsitek gila, La," celetuk Valerie dan dia terkikik ketika Nimala merengkuhnya. "Hmm, aku masih cukup waras waktu sebelum ketemu kamu," Nimala membalas ucapan Valerie yang mendesah karena Nimala mulai menciumi lehernya. "Aku jadi ikutan gila karena harus hitung konstruksi design-design anehmu itu. Aku gak bayangin, sih, skripsi nanti pasti aku bakalan pusing banget sama skripsiku dan bantuin kamu," kata-kata Valerie membuat Nimala berhenti menciumi lehernya. Kepalanya langsung tertegak menatap Valerie.

YOU ARE READING
Star Link
Short Story10 cerita pendek. 10 kisah berbeda. Mengantarkanmu ke dunia imajinasi yang penuh dengan warna, menggelitik asa, menabur suka. LGBTQ+ CONTENT! GXG! Semua cerita dilindungi hak cipta. N. Benibara