5. Emma & Luna

715 78 6
                                    

Selamat malam semuanya!

Terima kasih untukmu yang masih mau lanjutin baca cerita-cerita pendekku yang cringe. EHE! Oh iya, makasih juga untuk kamu-kamu yang udah comment untuk cerita favorit kalian sejauh ini. Nanti di akhir cerita Star Link, aku akan buka satu chapter khusus untuk membahas tiap cerita. Kalian boleh tanya apa pun mengenai cerita-cerita di Star Link ya. Mohon ditunggu! Bahkan aku terima masukan jika kalian mau salah satu cerita Star Link dibuat full version alias cerita lengkap. Tapi akan berdasarkan vote ya!

By the way, banyak yang DM aku nanyain kenapa banyak ceritaku yang lama lompat-lompat chapternya. Jawabannya, kalian bisa kok baca selengkapnya dengan beli ebooknya. 

Nah, khusus untuk Star Link sendiri, aku gak akan jual dalam bentuk ebook, aku akan publish di Wattpad supaya kalian bisa baca secara gratis! 

Nah, biar gak kepanjangan, langsung aja deh baca cerita bab kelima ini. Jangan lupa vote dengan klik tanda bintang dan comment ya. 

As always, happy reading!


N. Benibara

********


Jakarta. Kota dengan sejuta daya tarik. Ada yang bilang bahwa ibukota negara ini adalah surga bagi yang punya uang. Namun tak sedikit pula yang mengatakan bahwa kota ini adalah neraka dunia. Tapi di sinilah Luna berada. Dia sekarang berdiri di depan sebuah bangunan besar yang biasa disebut rumah kost. Dengan dua koper dan sebuah tas ransel, dia lalu melangkahkan kakinya masuk ke dalam bangunan itu.

Setelah disambut oleh seorang penjaga kosan dan diberikan kunci, Luna lalu masuk ke dalam sebuah kamar yang akan ditempatinya. Ruangan yang cukup besar, dengan sebuah kamar mandi di dalamnya khusus untuk dirinya. Ada sebuah kasur yang cukup besar, pendingin ruangan, dan lemari pakaian. Pakaiannya dicucikan dan sudah tidak perlu memusingkan tentang listrik. Belum lagi ada pancuran air panas dan kloset duduk. Sebenarnya Luna merasa fasilitasnya masih sangat kurang, karena dia membayar cukup mahal bagi dirinya untuk menyewa ruangan ini. Di kota tempat dia berasal, harga sewanya hanya setengahnya saja. Namun ini beda urusan, ini Jakarta.

Luna teringat juga bahwa gaji yang akan diterimanya di Jakarta juga sangat besar untuk ukurannya. Jika orang-orang di desanya tahu besar gaji Luna, pasti dia akan dianggap sebagai ratu ketika dia pulang kampung nanti.

Dia lalu merebahkan dirinya sejenak. Setelah naik kereta yang hampir memakan semalam penuh, dia hanya ingin meluruskan punggungnya.

Setelah beberapa menit, akhirnya Luna memutuskan untuk membongkar koper dan tasnya, mengaturnya di dalam kamarnya. Lalu setelahnya, dia mandi dengan air hangat.

Setelah mandi, Luna kembali ke atas kasur dan membuka ponselnya. Dia memberikan kabar kepada Norman, sahabatnya, bahwa dia sudah sampai di kost barunya. Sebelum melanjutkan lebih jauh, Norman adalah sahabat Luna sejak mereka masih berkuliah dulu. Norman dan Luna menempuh pendidikan di universitas dan kelas yang sama. Berawal dari teman tugas sekelompok, dimulailah persahabatan mereka berdua hingga kini.

Ketika lulus kuliah, Norman yang memang berasal dari Jakarta, harus kembali ke ibukota dan bekerja di sebuah perusahaan besar. Dan berkat bantuan dari sahabatnya itulah, Luna mendapatkan informasi lowongan pekerjaan di salah satu rekanan perusahaan tempat Norman bekerja. Luna melamar di perusahaan itu dan diterima bekerja.

Tak lama, ponsel Luna berdering. Norman meneleponnya. "Halo Man, aku udah di Jakarta nih," kata Luna senang. "Wahahaha, bagus bagus. Gimana rumah kostnya? Kamu suka?" tanya Norman. Luna tersenyum melihat sekelilingnya. "Bagus kok Man. Emang aku harus isi perabot lagi, tapi itu nanti aja pelan-pelan kuisi. Kamu dimana toh? Sibuk gak?" tanya Luna kepada sahabatnya itu. "Alah, kuberi tau juga kamu gak akan tau Lun," lalu kembali Norman tertawa. "Huu, enak aja kamu! Kan aku ada peta, lagi pula kan ojek online di sini kan gak ada tidurnya," dengan sebal Luna membalas Norman.

Star LinkWhere stories live. Discover now