8

2.1K 118 8
                                    

"h-harry?"

draco menatap tidak percaya siapa yang ada di depan nya sekarang. seseorang yang selama ini ia sayangi lebih dari sekedar teman sedang menangis karena melihat kondisinya.

ya. draco menyangi harry. dia sebenarnya sangat senang dengan perjodohan ini karna memang draco sudah menyimpan perasaan lebih pada harry, tpi keadaannya membuatnya merasa tidak pantas dan dia mulai menjauhi harry

harry menyayanginya

harry-nya menyayanginya

draco menarik ujung bibirnya untuk tersenyum. tidak lama draco merentangkan tangan nya. tidak terlalu lebar namun cukup jika untuk memberi isyarat agar orang di depannya itu memeluknya.

harry yang mengetahui itu langsung memeluk badan draco dengan pelan namun erat. sebisa mungkin ia menyalurkan rasa rindunya melewati pelukan itu tanpa menyentuh alat alat medis draco.

harry terisak di sana. rasa khawatir, rindu dan senang karena dia bisa memeluknya lagi bercampur menjadi satu.

"kamu kenapa?" harry membuka suara. badannya masih enggan untuk melepas pelukan itu. setelah sekian lama ia tidak merasakan pelukan hangat ini, kali ini biarkan dia merasakan nya sejenak.

"aku gapapa, cuma kelelahan" ucap draco diikuti kekehan nya. harry tahu dia berbohong.

dari cara draco berbicara seperti orang yang susah bernafas. detak jantungnya yang tidak stabil. nafasnya yang tidak teratur. harry tau itu. walaupun dia tidak tau jenis penyakit apa yang draco alami. namun harry tau kalau draco bukan sakit biasa.

harry melepas pelukan nya. menunduk dan meremas tangan nya sendiri.

"kenapa kamu ga nolak pas aku meluk kamu dray?" harry berbicara pelan.

draco menatap harry dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. setelahnya, draco menatap kepada astoria dan pansy. mengisyaratkan mereka untuk keluar ruangan terlebih dahulu. astoria dan pansy hanya tersenyum dan dengan cepat keluar dari ruangan itu.

"harry..." draco mengusap tangan harry satu tangan nya. "maafkan aku..." sambungnya.

harry mendongak menatap draco dengan tatapan bingung.

"draco, kamu punya alasan kenapa menjauhi aku?" harry menatap lekat mata draco. yang di tatap hanya menyunggingkan senyum kecil dan mengangguk.

"tapi aku tidak bisa memberi tahu mu sekarang. tunggu aku sembuh terlebih dahulu" balas draco dengan yakin

"kenapa? apa aku membuat kesalahan?" harry terisak. tangan kiri draco berusaha untuk mengusap pipi harry sembari menghapus air matanya.

"hey, don't cry again, baby"

"kau tidak melakukan kesalahan apapun" ucap draco. tapi tangisan harry tidak kunjung mereda.

"kamu tau? aku merindukanmu, aku merindukan mu yang dulu dray, aku sangat menyayangimu. maafkan aku, aku..." tangan harry memegang tangan draco yang berada di pipinya. "aku cinta sama kamu" sambungny.

draco menatap wajah harry lekat. menatapnya terkejut dan tidak bisa di artikan. draco menelan ludahnya kasar. tangan nya menarik tengkuk harry. membiarkan badan harry mendekat dan bersandar di bahunya.

draco tidak menjawab apa apa. dia memejamkan matanya sembari mencium aroma sabun mandi favoritnya dari badan harry 'kau memakainya lagi ya..' batin draco

-

"ini sudah malam?" harry bertanya kepada pansy dan dibalas anggukan olehnya. "jam berapa?" tanya nya lagi.

"sekitar jam 8 malam" balas pansy. "nanti kamu pulangnya sama aku aja" sambungny. harry menggeleng bertanda menolak.

"aku bermalam disini" ucap harry sembari merapikan bajunya. pansy hanya tersenyum kecil.

"aku sudah tau kau pasti akan melakukan itu" pansy terkekeh.

tidak lama, seorang wanita mendekat kearah harry dan pansy. dia astoria. pacar draco. harry menatap ke arahnya bingung.

"emm harry, bisa bicara denganku sebentar?" ucap astoria secara tiba tiba. harry melirik ke arah pansy. yg dilirik justru sedang sibuk dengan ponselnya.

"i-iya, boleh" jawab harry kemudian berjalan mengikuti astoria.

'oh tuhan, apakah aku akan baik baik saja? bagaimana jika dia memarahiku karena sudah memeluk draco sangat lama tadi' batin harry'

Tbc

Look at me. Draco. [DRARRY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang